28 - Waktu Keluarga

239 51 24
                                    

Saat ini Anvayz dan Eileen sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Sebenarnya bukan hanya mereka saja, karena keluarga Prince memiliki House-Elf bernama Rolly, tapi wanita itu tetap ingin mengurus dapur dengan tangannya sendiri, tugas Rolly hanya membantu dan membersihkan rumah.

Saat semuanya selesai, Eileen menyuruh Rolly memanggil Severus, sedangkan Anvayz memanggil Alan yang masih berada di ruangan sebelumnya.

"Aromanya enak sekali!" Celetuk Alan sumringah saat masuk ke ruang makan yang menyatu dengan dapur, duduk di sebelah Anvayz.

Eileen memutar matanya, "Kau memang selalu bersemangat kalau tentang makanan."

Alan menyengir lebar, "Karena itu kebutuhan pokok, Mum."

Tepat saat itu Severus masuk, langkahnya terhenti begitu melihat muridnya yang menjengkelkan sedang duduk di sana, di rumahnya.

"Sedang apa dia di sini?!"

Mendengar nada bicara Severus, Anvayz sedikit meringkuk takut, sedangkan Eileen langsung memberi tatapan tajam kepadanya. "Bersikap baik, Severus! Dia adalah tamu di rumah kita, bukan muridmu."

"Tetap saja dia muridku, Mum! Pasti Alan yang membawanya. Dan sekarang aku harus satu meja dengannya? Tidak, terima kasih."

"Aku yang mengundangnya. Duduk diam atau kau tidak akan mendapatkan makan malam."

Dengan enggan, Severus tutup mulut dan duduk di sebelah ibunya, berhadapan dengan Alan.

Ancaman yang sama dengan Alan, tapi mereka segera menurut. Pasti makanannya sangat enak.

Mereka memulai makan malamnya. Saat suapan pertama masuk ke mulut Anvayz, benar saja, masakan Eileen memang sangat lezat. Tidak heran jika dia lebih memilih masak daripada memintanya kepada House-Elf.

"Bagaimana?" Tanya Alan.

"Lezat sekali! Kurasa ini makanan terenak yang pernah kumakan."

Eileen tersenyum, "Terima kasih,"

*#*#*#

Severus selesai makan lebih awal yang membuatnya segera pergi dari ruang makan. Setelah Anvayz, Alan, dan Eileen selesai pula, mereka pergi ke ruang keluarga dan menemukan Severus sedang duduk di sofa single sambil membaca buku.

Melihat Anvayz memasuki ruang itu, Severus segera berdiri dan berniat untuk kembali ke kamarnya, tetapi segera ditahan oleh Eileen. "Mau ke mana kau? Duduk sini."

Anvayz sudah duduk di sofa panjang, mengajak Alan untuk duduk di sebelahnya, tetapi Alan malah duduk di karpet dan meletakkan dirinya di antara paha Anvayz dengan punggung bersandar di sofa.

Tangan Alan terulur mengambil tangan Anvayz untuk dikalungkan ke lehernya, gadis itu menurut, memeluk Alan dari belakang sambil meletakkan dagunya di kepala Alan.

Melihat itu, Severus rasanya ingin sekali pergi dari sana, tapi tatapan yang Eileen berikan membuatnya tidak bisa menolak. Dia segera kembali ke sofa single, tapi ditarik oleh Eileen agar duduk di sebelahnya.

Severus menurut, mendudukkan dirinya di sebelah Eileen dan kembali memfokuskan mata dan pikiran ke dalam buku.

"Bagaimana sekolahmu, Anvayz?" Tanya Eileen, memulai percakapan.

Anvayz tersenyum kecil, "Berjalan dengan lancar, Mum."

"Dia mendapatkan predikat tertinggi di ujian semester kemarin!" Celetuk Alan.

"Tapi sering membolos kelas." Severus menyahut dengan sinis.

Anvayz menjadi canggung, bahkan kembali menyandarkan dirinya di punggung sofa, masih memeluk longgar Alan.

Twins - SSxOCxARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang