Move on itu bukan soal melupakan seseorang, tetapi menghilangkan perasaan yang pernah ada.
-ayy.
**********
Sehari sebelum hari pertama masuk sekolah di semester dua, Flara menghubungiku kalau dirinya mau menuju ke rumahku. Katanya, dia ingin menceritakan sesuatu dan akan membawakanku sebuah buku.
Sembari menunggu kedatangan Flara, aku menulis di buku diary--ku yang berwarna orange. Buku diary-ku yang sama sekali belum ku tulis aku simpan di dalam lemari bersama buku diary-ku yang sudah penuh isinya.
Semakin kesini, aku jadi lebih suka membaca cerita fiksi remaja di novel ataupun di aplikasi wattpad. Dan aku sedikit tertarik untuk menulis, tapi tidak untuk di publikasikan.
Tentang sebuah cerita yang belum usai.
Belum siap kehilangan, sudah terlebih dahulu di tinggalkan.
Sudah mulai terbiasa dengan keadaan, kamu datang kembali membawa sebuah harapan.
Di terbangkan setinggi - tingginya, kemudian di jatuhkan sejatuh - jatuhnya.
Kamu pergi lagi.
Dan bodohnya aku masih menunggu kamu yang tidak tahu diri padahal ada seseorang yang memberi harapan pasti.
Maaf, aku terlalu dalam masuk ke duniamu sehingga lupa jalan keluarnya.
Maaf, aku terlalu dalam mencintaimu sehingga lupa menghentikannya.
Setelah aku menutup buku diary-ku, Flara datang dengan senyum mengembang yang tercetak jelas di bibirnya. Dia memelukku katanya kangen, padahal baru beberapa hari kita tidak bertemu, masa iya kangen? Ada - ada saja Flara ini.
"Gimana kabar lo? Gue sih baik banget lah," ujar Flara sambil tersenyum kecil.
Aku menatap Flara heran, kenapa dia terlihat sangat bahagia?
"Baik, kayaknya lo kesambet deh. Ada apa, coba cerita." ucapku.
"Akhirnya, setelah sekian lama gue friendzone sama Virgo sekarang gue resmi jadi pacarnya. Aaa seneng banget deh,"
Aku pun ikut senang mendengarnya.
"Selamat ya, semoga hubungan kalian baik - baik aja kedepannya."
"Thanks,"
Aku melihat ke bawah, terdapat paperbag berwarna coklat yang Flara bawa.
"Itu apa?" tanyaku pada Flara.
"Oh iya gue sampai lupa, ini buku buat lo," Flara memberikan buku itu padaku.
Aku membaca judul bukunya.
"Pejuang Move On?"
"Iya, lo baca aja dulu. Kalo ada yang lo nggak paham, bisa tanyakan ke gue,"
"Oke."
Jari lentikku membuka lembaran pertama kemudian membacanya.
Semoga buku ini bermanfaat buat para readers pejuang move on ya hihi..
Semangat ya-!!
Gimana sih rasanya di tinggal pacar pas lagi sayang-sayangnya? Mesti sakit ye kan.
Untuk yang sedang berjuang melupakan seseorang yang kamu sayang, buku ini membantumu untuk bisa hidup tanpa kehadirannya.
Pertama, block semua sosial media mantan pacarmu. Cara ini memang terbilang tidak dewasa, tetapi ini adalah cara terbaik supaya kamu nggak sakit hati. Misalkan, sesuatu yang seharusnya kamu nggak tahu, tapi nggak sengaja kamu mengetahui fakta yang nggak di inginkan. Pasti nyesek kan?
Aku membaca tulisan ini sambil tertawa hambar. Belum sempet aku mem-block semua sosial media Zean tapi Zean-lah lebih dahulu yang mem-block nya. Tapi aku ragu untuk memblokirnya.
"Ikuti instruksi yang ada di dalam buku, Rin. Lo enggak usah ragu,"
Aku kemudian melakukannya. Setelah itu, mataku beralih ke paragraf berikutnya.
Kedua, cara ini paling gampang. Kenapa gampang? Ya mudah untuk di lakukan. Yaitu, hapus semua foto dan video di ponsel kalian yang sedang bersama mantan. Lalu, usahakan buang semua barang yang mantan berikan kepada kita pas masih pacaran dulu. Kenapa begitu? Karena hal itu menghambat untuk melupakan mantan, wkwkwkwk
Oke. Jadi aku harus membuang barang-barang yang Zean kasih dulu? tapi sayang banget. Aku mengambil sebuah kotak yang berisi gelang, hodie, casing hp, dan masih banyak lagi yang Zean kasih kepadanya dulu. Banyak sekali barang-barang kita berdua yang couple- an membuat para jomblo iri. Tapi itu dulu, sekarang mah sama sekali nggak di pake.
"Mau di buang sayang, Fla. Gimana dong?" tanyaku bingung.
"Katanya mau move on? Tapi itu keputusan lo sih, simpan aja deh. Tapi jangan lo buka lagi, nanti lo keingat dia lagi."
Aku pun mengangguk dan membuka lembaran berikutnya. Untung saja buku ini terbilang tipis, jadi msmbuatku tidak bosan untuk membacanya.
Next, lanjut cara yang ketiga. Yaitu, berubah. Berubah dari segi penampilan maupun sikap kita. Contohnya nih, misal, dari cewek barbar menjadi cewek kalem. Atau sebaliknya Lebih irit bicara kalo di ajak ngomong sama mantan, sok dingin padahal ngarepin, Hahahaha. Yang penting tetap jaga attitude ya. Usahakan ubah penampilan kamu menjadi cewek feminim atau apalah itu. Percantik diri mu ya, dan ingat buat mantan kalian nyesel sudah ninggalin kita.
"Percantik diri?" gumamku yang di dengar oleh Flara.
"Iya lah, lo emang udah cantik sih tapi terlalu natural banget. Kan cowok sekarang lebih suka sama yang pake make-up, tapi ada juga sih yang suka sama cewek natural."
"Tapi gue gak bisa make-up,"
"Tenang, nanti gue ajarin. Kayaknya lo harus potong rambut deh, supaya penampilan lo agak berubah. Jadi bar - bar kaya gue, jangan kalem mulu. Supaya nanti Zean merasa lo lebih bahagia tanpa kehadirannya," saran Flara.
Aku menutup buku itu. Lalu berpikir sejenak, sejujurnya aku malu untuk melakukannya.
"Coba aja dulu, nanti gue temenin beli make-up sama ke salonnya,"
"Makasih banyak ya, Fla." aku tersenyum.
"Sama - sama,"
Semoga dengan cara ini, aku bisa move-on dari Zean.
**********
Terimakasih sudah membaca.
Bagaimana part ini menurut kalian?
Jangan lupa vote, komen, sama follow wp aku yaa!
see u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, Ex! [END]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] JUDUL AWAL : Dear, Mantan! -Dari ku, untukmu- Maaf. Maaf untuk belum bisa melupakan perasaan ini. Maaf hingga kini aku masih mengharapkanmu kembali walau itu sangat mustahil terjadi...