Aku dan Lingga kini sedang berada di PERPUSNAS. Melewati banyak rak buku berukuran besar, tanganku di genggam erat oleh Lingga.
"Mau cari buku apa?" tanya Lingga padaku.
"Yang penting seru," genggaman tangan itu kulepas, aku kemudian memilah buku yang akan di pinjam.
Mata Lingga langsung tertarik dengan salah satu novel yang bergenre horror.
"Lo udah nemu belum?" tanya Lingga.
"Belum," cicitku. Dan ya, aku langsung terpikat dengan novel yang bergenre humor.
Lingga melirik buku ysng berada di tanganku."Gue udah baca itu, nggak abis pikir sama yang nulis. Bisa bikin menghibur pembacanya,"
"Oh ya? Isinya menarik?"
"Banyak amanatnya menurut gue, dan ya alurnya nggak ngebosenin."
"Oh gitu."
"Pengalaman lo yang udah pernah baca novel yang bergenre horror gimana?" tanya Lingga.
"Mmm, Ngga. Kalo mau ngobrol jangan di sini yuk, mending duduk di sana," kataku sambil menunjuk sebuah meja yang beralasan karpet bulu dan dekat dengan kaca transparan yang memperlihatkan gedung - gedung yang tinggi menjulang.
"Ide bagus."
PERPUSNAS di hari Minggu terbilang sepi, hanya ada beberapa orang saja yang mengunjungi tempat ini. Tidak seperti biasanya. Tapi memang ini keinginan kita berdua, ingin membaca buku dengan ketenangan dan kesunyian.
"Gimana menurut lo?" tanya Lingga dengan suara pelan.
"Baca aja, ikutin alurnya."
"Tapi gue penasaran,"
"Biasanya sih, yang nulis cerita horror itu anak yang punya kemampuan indigo, dan malah menceritakan kehidupan asli teman hantunya. Contoh yang ada Indonesia itu Kak Risa Saraswati, penulis novel Danur,"
"Lo enggak ada niatan buat---"
"Ih diem, Ngga. Gue lagi baca."
"Oh, maaf."
Sekitar satu jam lebih, kita berdua fokus membaca novel masing - masing sampai tidak sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore.
"Ngga, kita pulang yuk? Kayaknya mau hujan deh,"
"Ayo, lo mau minjem atau gimana?"
"Lain kali aja."
"Oke,"
*********
Pagi ini, sebagian murid SMA Taruna Bangsa membicarakan soal datangnya murid baru yang menggemparkan di karenakan ia adalah seorang model majalah serta primadona di sekolah lamanya.
Dengan tubuh bak gitar spanyol, tinggi semampai, kulit bersih, hidung mancung, bulu matanya yang lentik, serta bibir yang begitu sexy membuat para cowok di sini tak mau berkedip melihatnya.
Matanya besar, alias belo. Rambutnya yang sedikit bergelombang di bagian ujungnya, dan jangan lupakan gaya jalannya yang begitu anggun membuat siapa saja yang melihatnya terkagum - kagum dengan cewek yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, Ex! [END]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] JUDUL AWAL : Dear, Mantan! -Dari ku, untukmu- Maaf. Maaf untuk belum bisa melupakan perasaan ini. Maaf hingga kini aku masih mengharapkanmu kembali walau itu sangat mustahil terjadi...