22. Sebuah Awal

323 66 3
                                    

ini pakai sudut pandang orang ketiga ya!

happy reading, beb>3

******

Suara ricuh dari luar gerbang sekolah membuat sebagian murid berlarian untuk segera menonton pertunjukkan yang menurut mereka itu seru.

Terdapat delapan gerombolan cowok, salah satunya memakai slayer hitam yang di jadikan masker. Tubuh mereka berdelapan terbilang kekar, sepertinya mereka adalah anak kelas dua belas di SMA Rinjani.

"Mana yang namanya Arinaya? Mana?!" tanya salah satu cowok yang di ketahui bernama Erza.

"Mana orangnya?!" sahut cowok yang berdiri di samping Erza--Zidny namanya.

"Gue!" teriak Arin dari arah sana, kemudian cewek itu mendekati mereka.

Mata mereka langsung mengalihkan ke sumber suara yang kini tengah berlari ke arahnya, tapi di susul oleh seorang cewek.

Setelah Arin tepat berdiri di hadapan mereka, mereka menatap Arin dari bawah hingga ke atas tanpa berkedip, sepertinya mereka terpana.

"Gila, bos. Orangnya cakep bener," bisik cowok yang mengikatkan dasi sekolahnya di dahi--Bima namanya.

Cowok yang memakai slayer hitam itu pun mengangguk kecil, ia tidak munafik soal kecantikan natural yang di miliki oleh gadis di hadapannya.

"Jadi, lo yang namanya Arin?" tanyanya.

Arin membaca papan nama yang yang berada di dada sebelah kanan cowok itu, Rendy Araga Cowok bermanik mata sedikit kecoklatan itu masih menatap Arin dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Oh ini yang nama ig-nya rendy," batin Arin.

"Iya kenapa?"

Salah satu dari mereka ada yang memperhatikan secara detail postur tubuh yang Arin milikki.

"Sekarang lo ikut gue!" Raga langsung mencekal kedua tangan Arin dan membuat gadis itu memberontak.

"Gue gak mau,"

"Lo harus tanggung jawab,"

BUGH!

Arin menendang tulang kering Raga dan membuat cowok itu terjatuh di atas tanah. Semua pasang mata, menatap Arin tak percaya.  Termasuk Lingga, ia sangat tidak menyangka jika Arin bisa senekat ini.

Ezra membantu Raga berdiri, sedangkan keempat temannya hendak membalas Arin, tapi Arin dulu-lah yang menyerang mereka.

Lingga hendak membantu, tapi Arin menolaknya.

"Gue bisa atasin ini, gue dulu pas SMP ikut silat. Lo tenang aja,"

"Oke,"

Semua lawan Arin sudah jatuh tersungkur, gadis itu tersenyum puas. Kemudian Raga mendekati Arin.

"Lo sengaja nge - DM  kayak gitu hah?! Mau caper?!"

"Caper lo bilang? Gue di sini sebagai korban! Gue bahkan gak tau  apa - apa tentang DM  'an itu! Akun instagram gue di hack!"

Raga tersenyum picik."Gak percaya gue, gue akan kasih lo pelajaran,"

"Bos!" seru cowok yang sedari tadi memperhatikan Arin.

"Apa?"

"Coba liat ini, di video rekaman cctv ini. Postur tubuh cewek ini sama di video beda, bos."

Raga merampas ponsel di tangan temannya kemudian memperhatikan video itu dengan jeli.

Ternyata benar, postur tubuhnya sedikit berbeda, manik elang Raga memperhatikan sepatu cewek yang ada di video, lalu beralih ke sepatu Arin. Sangat berbeda.

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang