12. Berubah?

456 76 5
                                    

Perubahan itu pasti ada.
Sekarang, aku bukan lagi Arinaya
yang kau kenal dulu.

-Arinaya Shauka

*********

Pukul tujuh kurang lima belas menit, aku menyalakan motor scoopy-ku tapi tak kunjung menyala. Aku panik, pasalnya ini adalah hari pertama masuk sekolah di semester dua. Apa mungkin karena jarang di pakai atau bensinnya sudah habis?

Sekitar dua meter-an tempatku berdiri, terdapat Arsya yang sedang menstater motor sport berwarna hitam miliknya. Dia menatapku lamat - lamat, kemudian menghampiriku.

"Itu lo? Kok beda?" tanya Arsya padaku.

Mataku menyipit."Apanya yang beda?"

"Terlihat lebih dewasa sih menurut gue, gaya rambut baru lo. Terus, tumben lo pake make up gini?"

"Mmm, mencolok banget ya kalo gue pake make up?" tanyaku.

Arsya menggeleng."Enggak kok, keliatan kalem. Dan lo jadi makin cantik," pujinya.

"Biasa aja si,"

"Oh iya, motor lo kenapa? Kok lo belum berangkat juga?" tanya Arsya, lagi.

"Gak tau, kayaknya mogok deh. Tapi, it's okay. Gue mau berangkat sama Kak Adya,"

"Bareng gue aja gimana? Takut Kakak lo telat gara - gara nganterin lo," sarannya.

Aku menatapnya."Emang boleh?"

"Boleh, ayo naik," suruhnya.

*******

Baru saja memasuki area sekolah, semua mata tertuju padaku dan Arsya. Tetapi mereka lebih memperhatikanku, apa karena penampilanku yang berubah?

Itu Arin mantannya si Zean bukan sih?

Kok nambah cantik ya!  Pasti Zean bakalan nyesel deh..

Aduh - aduh mana datengnya sama cogan lagi...

Kira - kira, mereka ada hubungan apa ya?

Tapi kalau di lihat - lihat mereka cocok juga ya

Dan masih banyak lagi. Setelah turun dari motor sport Arsya, aku berjalan di samping Arsya dengan senyuman sedikit mengembang. Karena apa? karena ini termasuk misi pertamaku dari Flara.

"Gak bosen senyum mulu? Dari tadi lo kenapa sih?" tanya Arsya heran.

"Enggak papa kok,"

"Lo kaya bukan Arin dah,"

Di tengah perjalanan menuju ke kelas, aku melihat Zean bersama teman - temannya.

"Hai Zean," sapa Arsya.

Aku masih terdiam, dia menatapku tanpa berkedip, tapi aku malah memalingkan wajahnya.

"Oh, h-hai,"

"Kita duluan ya," ujar Arsya yang sepertinya sedang memanas - manasi Zean. Bagaimana tidak? dia menggandengku di depan Zean, gila bukan?

Setibanya di depan kelasku, amu melapas gandengan itu. Aku baru sadar; ternyata kelasku dan kelas Arsya bersebrangan, kita berdua berhenti di depan kelasku.

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang