32. Memulai Lembaran Baru

316 58 2
                                    

Ketika hati yang sudah hancur berkeping - keping, di susun kembali, di rekatkan dengan sebuah cinta dan kasih sayang yang bahkan lebih indah.

Bersama dengannya, aku kembali menemukan makna dari kata 'bahagia' yang dulu pernah menghilang karena orang lama.

Memulai lembaran baru, dengan orang baru.

***********

Sampai detik ini, aku tidak bisa menahan senyumanku. Ketika kesalahpahaman berujung kepastian sebuah hubungan, membuatku tak henti - hentinya untuk tidak berteriak menyuarakan kegembiraan ini.

Meski terdengar berlebihan, tapi kenyataannya memang seperti ini. Kali ini, aku telah memantapkan hatiku untuknya, bukan 'dia' lagi. Aku sudah sangat yakin akan hal itu. Tidak perlu ragu lagi, mungkin ini adalah sebuah awal dari kehidupan yang akan membuat warna dalam hidupku.

Usai kejadian kesalahpahaman beberapa hari yang lalu, aku dan Lingga resmi berpacaran. Bersama dengannya, aku mencoba untuk memulai lembaran baru ini, dan mencoba untuk melupakan lembaran lama yang penuh luka.

Aku sangat berharap sekali, semoga saja hubunganku kali ini bisa selamanya.

*********

Setiap pelajaran di mulai, aku dengannya berkontak mata, bisa di bilang sering. Aku baru merasakan berpacaran dengan teman satu kelas, ternyata...lucu bukan?

Waktu istirahat datang, dia selalu menghampiri mejaku dan mengobrol ringan. Membahas hal random, dari tentang novel yang telah di bacanya, hingga rekomendasi film anime - anime kesukaannya, dan masih banyak lagi.

Dua bulan aku menjalani hubungan ini, ternyata membuatku lebih bersemangat lagi tentang segala hal.

"Tetap seperti ini terus ya, jangan pernah berubah," lirih Lingga padaku.

Aku menggeleng pelan,"Gak akan, asal lo jangan mengingkari janji yang lo buat sendiri,"

Lingga tersenyum lebar, dia menggenggam tanganku.

Rasanya, aku ingin lebih lama bersamanya, Tuhan...

********

"Gue suka lo jadi bahagia gini, full senyum mulu," celetuk Flara.

"Emang keliatan banget?"

Tangan Flara menggebrak meja,"Ya iyalah, bahkan seantero sekolah aja tau, lo sekarang lebih bahagia,"

"Gak juga sih,"

"Gini terus, gue bosen liat lo sedih mulu," ujar Flara sambil merapihkan rambutnya.

Aku mencibikkan kesal."Gue juga bosen liat lo gamon mulu, kapan move on?"

"Gue udah move on kali,"

Aku mengangguk saja kemudian melipat kedua tanganku di atas meja sebagai bantalan.

"Lemes, nggak di semangatin ayang," lirihku.

Flara memutar bola matanya malas.

"Lebay banget nih bocah," cibir Flara.

"Makanya punya pacar," ledekku.

Flara tersenyum malu."Gak tau aja lo, gue punya crush yang lebih ganteng dari pacar lo."

"Dih, bodo amat."

"Lagian, kalo kata gue Lingga sama Zean tuh  rada mirip, tapi masih gantengan Zean dikit. Terus kok bisa ya lo cinta sama dia?" tanya Flara tiba - tiba.

Aku terdiam.

"Eh--maaf, perkataan gue buat lo tersinggung ya? Sorry - sorry." ujarnya.

"Gue juga bingung sama perasaan gue sendiri," aku memegang kepalaku, merasa stress.

"Aneh kan, tiba - tiba aja gue suka sama dia yang bahkan baru gue kenal nggak lama ini.  Kayak semacam ada magnet yang bisa bikin dia narik gue, Fla. Di mata gue, dia menarik. Gak masalah orang mau berpendapat apa tentang dia, intinya gue suka sama dia bukan karena fisiknya, tapi sikapnya. Itu yang gue jadiin first impression pas liat dia,"

Dia sulit di ceritakan lewat kata - kata ya...

Flara menghela napas, dia tersenyum penuh arti."Dewasa banget pemikiran bestie gue," ucapnya sambil memelukku.

Ternyata, tanpa kusadari Lingga sedari tadi mendengarkan apa yang aku katakan kepada Flara. Dia menyunggingkan senyumnya sebelum beranjak pergi.

"Eh tapi, lo udah pernah kiss sama dia belum?" bisiknya.

"Gak,"

"Sama Zean?"

"Kayaknya dua-duanya enggak akan pernah deh,"

"Otak cowo nggak ada yang tau,"

Aku melepas pelukan itu, dan kembali ke posisi semula.

"Btw, crush lo itu siapa? Emang lo pernah kiss sama dia?" tanyaku.

Flara langsung menutup mukanya dengan telapak tangan karena malu.

"Gue nggak kuat kalo keinget kejadian itu lagi, AAAAA." teriaknya histeris.

"Jadi lo udah pernah kiss? Sebelum jadian?"

"Gitu deh,"

Aku menatapnya syok.

"Emang siapa crush lo?"

"Raga, anak sekolah sebelah."

"WHAT?!"

**********

maaf, aku baru bisa update cerita ini.


jangan lupa vote ya!

klo ga lupa mlm ini up lagi.

see u

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang