Extra Part

443 57 23
                                    

Empat tahun lebih sudah Arin tinggal di Jogja. Gadis berusia 22 tahun telah mendapatkan gelar S.Psi (Sarjana Psikologi) setelah menempuh empat tahun berkuliah.

Wajahnya terlihat semakin cantik  dengan penampilan casual juga trendy. Gadis itu memakai penutup kepala, tidak lupa untuk memakai masker hitamnya.

Matanya melirik jam tangan yang melingkar manis di tangan kanannya. Arin memakai kaca mata hitamnya, lalu berjalan pelan seraya menggeret dua koper besar yang ada di kedua tangannya.

Kini, gadis itu telah tiba di Bandara. Menunggu kedua orang tuanya menjemputnya. Setelah empat tahun lamanya meninggalkan Bandung, akhirnya seorang Arinaya Shauka menginjakkan kakinya lagi di kota ini.

Selang beberapa menit, sepasang suami istri melambaikan tangan pada gadis itu. Dengan segera, Arin menghampiri mereka dan memeluknya erat-erat. Kerinduannya kini terbayarkan, sudah setahun lebih kedua orang tuanya tidak mengunjunginya di Jogja.

"Apa kabar sayang? Ibu kangen banget sama kamu." ujar Ibu Arin.

"Ayah juga kangen banget, rumah jadi sepi saat kamu nggak ada. Apalagi Kak Adya udah nikah, jadi kami berdua kesepian." sahut Ayah Arin.

Arin terkekeh."Arin lebih kangen kalian, meski di sana ada Tante Luna, tetap aja Arin kadang pengen Ibu yang ngurusin Arin."

"Ayo kita pulang, Ibu udah masakin makanan kesukaan kamu."

"Ayoo!"

***

Berhari-hari, Arin menghabiskan waktunya di rumah. Menonton drakor, anime, baca wattpad, buku sejarah, novel, memasak, atau yang lainnya.

"Halo sis." Arin di kejutkan dengan kehadiran Radit yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

"Eh? Baru sampai atau udah lama?" tanya Arin.

"Hospot dong, Rin. Tadi di jalan kuota gue abis, mau beli tapi nggak tau di mana, hehe." ujar Radit tanpa menjawab pertanyaan Arin.

"Ck, iya-iya."

Sedari tadi, Arin tengah membaca buku sejarah. Lalu perempuan itu menyalakan data selulernya.

Tiba-tiba, dia mendapatkan notifikasi pesan dari Flara. Karena penasaran dia membuka pesan tersebut.

Flara
Lusa ada angkatan kita ngadain reuni, lo harus ikut fiks! Jangan lupa bawa gandengan, hehe.

"Gue nggak mau ikut ah, males banget." Arin mengerucutkan bibirnya sebal.

Radit melirik ponsel Arin yang masih menyala."Lo mau reuni 'an ya?"

"Ya gitu, tapi gue nggak mau ikut." balas Arin.

"Lho kenapa, Rin? Lo nggak kangen apa sama teman SMA lo? Gue aja reuni'an hampir enam bulan sekali atau nggak satu tahun sekali." seloroh Radit.

"Jadi sesering itu?"

"Ya iyalah! Sekalian nostalgia pas SMA dulu. Btw, lo 'kan udah empat tahun di Jogja ya kali nggak ikut. Ini kesempatan berharga lho, Rin." kata Radit mengingatkan.

Arin mengangguk paham."Tau, gue juga pengen ikut. Tapi nggak punya gandengan."

Radit tertawa mendengarnya."Ajak Haru aja, bukannya dia sekarang lagi di Bandung ya?"

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang