[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]
JUDUL AWAL : Dear, Mantan!
-Dari ku, untukmu-
Maaf. Maaf untuk belum bisa melupakan perasaan ini. Maaf hingga kini aku masih mengharapkanmu kembali walau itu sangat mustahil terjadi...
Setelah beberapa hari Lingga tiada, gadis itu berniat ingin membuka amplop biru muda itu. Perlahan dia menarik solasi yang tertempel di sana. Jari lentiknya mengambil isi dari amplop itu.
Berisikan surat, foto polaroid dengannya. Gadis mengelus foto polaroid tersebut yang menampilkan dirinya yang berada di pantai kala itu bersama Lingga. Di ujung kiri terdapat tulisan yang berbunyi 'the beutiful memories with my queen'.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arin membuka secarik kertas itu. Membacanya dengan seksama, menatap paragraf demi paragraf tulisan latin itu.
Untuk Arin.
Apa kabar? Btw, kita udah lama banget gak ngobrol, tukar sapa ya?
Semoga lo sehat selalu ya.
Arinaya Shauka, nama yang indah banget kaya orangnya. Rin, lo tau gak? gue kemaren bego banget gak dengerin penjelasan lo.
Gue minta maaf sebesar-besarnya atas kesalahan gue waktu itu. Maaf juga, selama kita pacaran gue selalu ngutamain Nata daripada lo.
Lo udah tau alasannya dari Nata'kan? Gie jadi merasa gak enak karena gak ngomong langsung sama lo.
Posisi gue waktu di ancam Bunda, gue bener-bener takut, Rin. Takut kalo lo kenapa-napa.
Asal lo tau, gue sayang banget sama lo. Bahkan melebihi rasa sayang gue ke diri sendiri. Tapi gue tau, gue gak di takdirkan jadi teman hidup lo selamanya.
Kita hanya di pertemukan tapi enggak di persatukan. Walau begitu, gue gak pernah nyesel kok bisa kenal gadis baik kaya lo.
Gue selalu berdoa sama Tuhan, semoga lo bahagia terus. Amiin
Bagi gue, bertemu dengan lo itu adalah anugerah terindah, cahaya, juga kebahagaiaan dari baiknya semesta ke gue.
Arin tersenyum simpul membaca tulisan Lingga. Lalu gadis itu membaca paragraf berikutnya
Kenangan indah kita berdua gak bakal gue lupain sampai raga ini berpisah dari jiwa.