selamat membaca! jangan lupa follow akun ini terlebih dahulu.
vote dulu sebelum membaca.
****
Karena ulahnya yang membuat hidung Elva sampai berdarah, Arin disidang di ruang BK bersama dengan para saksi termasuk Zean.
Bu Yani--guru BK muda nan cantik ini, tak seadem wajahnya. Meskipun parasnya cantik, dia sangatlah galak dan tidak disukai para siswi. Tapi sebagian siswa di sini, malah sengaja membuat masalah demi berurusan dengan guru cantik itu. Biasalah caper.
"Jadi siapa yang mulai duluan?" tanya Bu Yani memandang dua siswi di hadapannya.
"Arin, Bu. Dia tiba-tiba ngejelekin saya, dan saya ngejelekin balik tapi malah di tonjok, Bu." ujar Elva melebih-lebihkan membuat Arin memicingkan matanya.
Arin menatap tajam Elva."Gak, Bu! Itu gak bener, dia malah membalikkan fakta yang sebenarnya. Dia yang menjelekkan nama saya, Bu."
"Lo dulu!"
"Gue? Ya enggak lah, gue gak bakal macem-macem sama orang, kalo orang itu macem-macem sama gue." itulah prinsip Arin.
Zean yang berada di sana terbatuk kecil. Sial, dia jadi mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana dirinya mencium Arin. Itu juga namanya macem-macem 'kan? Apa jangan-jangan, Zean langsung menepis pikiran kotor sialan itu.
"Ibu pusing! Yang bener yang mana, hah?!"
"Bu, mending tanya saksi yang berada di tempat kejadian," usul Flara.
"Kamu gak berada di sana?" tanya Bu Yani yang langsung di balas dengan gelengan cepat oleh Flara.
Guru cantik itu menatap Zean, di ikuti para manusia yang berada di dalam ruang BK. Matanya merem sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Zean! Kamu kesurupan?!" tanya Bu Yani dengan galak.
"Enggak bu! S-saya--"
"Bu, saya berada di tempat kejadian. Sepertinya yang memulai pertengkaran antara Kak Arin dan Kak Elva bukan dari keduanya, Bu." ujar adik kelas yang bernama Silvi.
Bu Yani beralih menatap Silvi membuat gadis itu sedikit takut."Kenapa kamu gak bilang dari tadi, hah?!" tanyanya dengan galak.
"Maaf, Bu."
"Lanjutkan,"
Gadis itu mengangguk."Yang saya lihat dan saya dengar, ada gerombolan siswi yang tengah membicarakan tentang Kak Arin yang tidak-tidak, Bu. Tapi sepertinya orang-orang itu di hasut sama seseorang, Bu. Lalu, Kak Elva datang memanas-manasi keadaan dan membuat Kak Arin emosi dan akhirnya menonjok hidung Kak Elva." tutur Silvi panjang lebar.
"Arin, apa yang membuat kamu emosi sampai menonjok Elva?" tanya Bu Yani.
"Dia menghina saya, dan juga menghina orangtua saya."
"Tapi cara kamu gak bener--"
"Bu! Itu cara saya membela harga diri orangtua kandung saya, meskipun saya gak tau mereka itu siapa dan di mana. Tapi apa berhak Elva menghina orangtua saya sedangkan saya tudak berbuat apa-apa?" tanya Arin dengan nada pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, Ex! [END]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] JUDUL AWAL : Dear, Mantan! -Dari ku, untukmu- Maaf. Maaf untuk belum bisa melupakan perasaan ini. Maaf hingga kini aku masih mengharapkanmu kembali walau itu sangat mustahil terjadi...