18. Panglima

60 6 0
                                    

"Terimakasih atas bantuannya, hati-hati dijalan."

Satur tersenyum simpul sambil melambaikan tangan kanannya kepada penjual nasi bakar itu.

"Ayo Putri Sina."

Siapa yang Satur ajak bicara? Sina tidak ada disana, dimana dia?.

" Sina." Panggil Satur sambil melihat kebelakang dan kiri kanannya. Tapi Sina tak terlihat dimanapun.

Ia langsung merasa cemas dan menoleh kesemua arah. Tetapi Sina tidak ada dimana pun.

"Si.. Sina. " Panggil Satur, tidak ada jawaban dari Sina. Hal itu membuat Satur makin khawatir.

"Dimana dia?." Gumam Satur

Hingga seseorang menepuk pundaknya tiba-tiba, hal itu membuat Satur langsung menoleh kebelakang dengan ekspresi kaget.

"Kau darimana?, Bukannya sudah kubilang untuk menunggu ku di sini."

"Aku hanya berjalan-jalan saja sebentar. Kau ini posesif sekali seperti Kak Jatar."

"Ayo kita langsung pergi."

"Tidak membeli pakaian dulu untukmu?. Semua orang memperhatikan mu daritadi tau."

"Baju disini tidak bagus. Aku tidak mau membelinya."

"Benarkah itu?."

"Iya tentu saja. Ayo jangan lama-lama disini, sebentar lagi kita akan sampai pada tujuan kita."

Di sebelah barat mereka terdengar suara langkah kaki beberapa orang dan teriakan yang penuh amarah. Hal itu menarik perhatian Satur.

"Ada apa disana?." Tanya Satur

"Sudahlah lebih baik kita langsung pergi saja. Ayo." Ucap Sina

"Tapi disana.."

"Bukannya kau yang bilang sendiri,untuk cepat-cepat pergi. Ayoo.."

"Baiklah."

"HEI KAU PENCURI." Tunjuk seorang pria paruh baya pada Satur yang membawa sebuah tongkat kayu dan rombongan orang-orang dibelakangnya.

"Kenapa mereka marah dan menunjuk pada kita?." Tanya Satur

"Aku tidak tau."

"Diam disana pencuri!!." Ucap salah satu pria berperawakan pendek bulat.

"Mengapa mereka memanggil kita pencuri?."

"Aku tidak tau. Yang jelas mereka terlihat marah. Ayo lari."

"Untuk apa?." Tanya Satur

"Lari saja." Ucap Sina

"Baiklah,ayo lari."

Para rombongan masa itu pun langsung ikut berlari saat melihat Satur dan Sina kabur dengan cepat. Satur tidak mengerti dengan orang-orang yang tengah mengejar mereka. Apa yang telah ia perbuat? Mmm.. Tunggu, apakah itu ada hubungannya dengan Sina?. Satur langsung menatap Sina tajam penuh pertanyaan, Sina yang tau itu langsung menelan ludah dan buang muka.

"Apa yang telah kau lakukan sehingga mereka mengejar kita Putri?." Tanya Satur sambil berlari disamping Sina.

"Mungkin karena ini." Sina menunjukkan sebuah pakaian pria berwarna hitam pada Satur. Melihat itu Satur sudah mengerti kenapa mereka di kejar dan dituduh sebagai pencuri.

"Lewat sana!." Tunjuk Satur pada sebuah gerobak sapi pengangkut sayuran.

"Ayo cepat masuk." Ucap Satur, Sina pun langsung menaiki gerobak itu dan berbaring bersembunyi begitu pula dengan Satur. Sina dan Satur menutupi tubuh mereka dengan rumput pakan sapi hingga tak terlihat bahwa ada orang didalam gerobak tersebut. Mereka menutup mulutnya masing-masing agar tidak terdengar suara nafasnya oleh rombongan masa tersebut.

Moondom : Panglima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang