06. Panglima

72 7 0
                                    

Sina menyambut kedua kakaknya di balik gerbang bersama Ratu Gena dan juga rombongan yang sudah berbaris menunggu kedatangan raja dan prajurit pemberani nya. Hatar dan para prajuritnya memasuki gerbang bersama pegasus mereka masing-masing, terlihat gagah dan berani. Pasukan Hatar terlihat sangat tertib saat memasuki gerbang istana, sambutan rakyat pun menambah kemeriahan perayaan kemenangan pasukan Kerajaan Moondom.

"Selamat datang di istana untuk kalian yang pemberani. Membawa pulang kemenangan dengan kasrisma dan wibawa yang tinggi." Ucap Gena

Mereka berjalan diantara barisan orang-orang yang menyambut riang gembira dengan suka cita. Raja Hatar berjalan paling depan di susul oleh kedua lelaki yaitu Jatar dan Satur.

Sina yang duduk dari tadi lantas langsung berlari menghampiri kedua kakaknya dan memeluk mereka dengan erat.

"Jangan jauhkan aku dari kalian lagi,aku sangat merindukan kalian."

"Kami juga merindukan pelita cantik kami." Ucap Hatar.

Saat memeluk kedua kakaknya ia melihat wajah Satur yang ikut memandang Sina dengan raut wajah yang datar. Sina terlihat sangat tidak menyukai Satur. Satur pun memutar bola matanya sembari mendengus kesal.

"Dasar tidak sopan." Ucap Sina lirih.

"Apa kau bilang?." Tanya Jatar.

"Aa,bukan apa-apa. Ayo kita rayakan kepulangan kalian."

Sina pun melepaskan pelukannya lalu menatap kearah semua prajurit yang ada dibelakang sang raja. Seperti nya ia tengah mencari seseorang yang tak terlihat dalam barisan.

Gena berjalan disamping Hatar dan langsung menggenggam tangan suaminya. Tatapan mereka penuh dengan cinta, membuat kedua adiknya menjadi sirik melihat mereka. Apalagi ketika Hatar menyematkan beberapa helai rambut ke telinga Gena. Jatar pun langsung merangkul Sina dan Satur ,Sina sebenarnya tak keberatan dirangkul Jatar. Namun,ia sangat risih dengan keberadaan Satur.

"Kalian berdua harus segera carikan aku pasangan yang cantik." Ucap Jatar

"Hhh.. Aku sungguh iri dengan Kak Hatar. Nikahkan lah aku dengan seseorang." Lanjut Jatar melantur.

"Atau aku akan menikahkan kalian berdua dihadapan Hatar terlebih dahulu." Lanjutnya lagi sembari tertawa ringan.

Sang putri langsung membulatkan mata nya dengan sempurna dan refleks memukul perut kakaknya kuat membuatnya langsung meringis kesakitan. Tak ada kata-kata yang terlontar dari Sina, ia langsung meninggalkan Jatar penuh dengan kekesalan.

"Kau pantas mendapatkan itu dari Putri Sina." Ucap Satur yang ikut meninggalkan nya.

"Hei... Kalian sudah berani dengan pangeran langit ?." Ucap Jatar dengan wajah yang senang akan kejahilannya yang berhasil membuat mereka terganggu.

Sina sedari tadi berjalan bolak-balik didepan tahta raja, menunggu mereka yang akan bersiap-siap untuk makan malam. Semua dayangnya bahkan sudah siap untuk melayani, tapi Hatar dan para petingginya belum terlihat batang hidungnya

" RAJA HATAR MEMASUKI RUANGAN!." Umum sang prajurit yang berjaga di pintu aula istana tempat dimana tahta raja yang sesungguhnya berada. Hatar terlihat sangat gagah dengan baju kebangsawanannya yang berwarna biru tua dengan beberapa garis hitam seperti yang ada pada corak harimau dan Gena terlihat anggun dan mencolok saat bergandengan dengan Hatar. Mereka datang tak hanya berdua saja, melainkan dengan beberapa orang di samping dan belakangnya seperti Jatar, Zular, Metar, Satur dan para kesatria juga petinggi pemerintahan istana. Hatar menaiki tangga menuju tahtanya dan duduk secara perlahan sambil memandangi adiknya yang terlihat begitu bahagia atas kedatangannya.

Moondom : Panglima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang