09. Panglima

66 8 0
                                    

Masyarakat sudah berkumpul di depan istana penasaran dengan pengumuman yang akan diberitahukan pada mereka hari ini.

"Pengumuman-pengumuman,Raja langit Moondom telah meninggalkan kita pada malam kemarin. Ia telah tiada,Raja Hatar telah tiada. Sebagai rakyat yang baik dan disiplin,mohon untuk tetap dalam keadaan tenang dan kondusif. Marilah kita panjatkan doa untuk mendiang raja kita sebagai penghormatan terakhir." Umum Kepala prajurit Metar di atas panggung tempat mereka selalu memberikan pengumuman.

"Apakah kabar ini benar?."

"Tentu saja, kepala perang sendiri yang mengumumkan nya."

"Ada apa dengan raja?."

"Kenapa raja bisa meninggal?."

"Apakah dia terbunuh? Atau mati mendadak?."

"Padahal kemarin aku melihat raja segar bugar."

"Pasti ada konspirasi didalam peristiwa seperti ini."

"Benar sekali."

"Ada apa dengan raja kita?."

"Ini tidak mungkin."

"Jika kematiannya karena sebuah pembunuhan, menurutmu siapa orang yang sudah melakukan hal jahat seperti itu."

"Mungkin orang dari Sundom."

"Atau bisa saja orang terdekat raja."

Itulah ucapan-ucapan yang terlontar dari berbagai mulut para rakyat yang menanggapi kejadian ini. Tapi mereka tidak  melakukan hal-hal ricuh yang membuat kerajaan makin bingung, mereka berusaha untuk tetap tenang walaupun banyak pertanyaan bertubi-tubi dalam pikiran mereka.

"Apa mungkin insiden ini terjadi karena Raja Hatar ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Karena kita tau semua bahwa kamar raja saat itu terkunci rapat dari dalam." Prediksi perdana menteri.

"Aku tidak percaya jika suamiku telah tiada, aku tidak percaya. Pasti ada yang mencoba untuk menghabisinya. Aku yakin itu, aku sangat mengenalnya. Dia tidak mungkin bunuh diri, pasti ada yang sudah meracuni air minum raja."ucap Gena penuh kepedihan didalam hatinya.

"Aku sangat menyesal karena tidak bisa menjaga Hatar dengan baik." Lirih Gena.

Ia bangkit dari singgasana ratu sambil membusungkan dada dan menarik nafas agar bisa lebih tegar dan kuat. Gena menatap semua orang yang ada didalam aula dengan matanya yang sembab dengan air mata.

"BAWA PELAYAN YANG TADI MALAM MENGANTAR MINUMAN UNTUK RAJA!, BAWAKAN DIA SEGERA PADAKU HIDUP-HIDUP. CEPAAAAAAT!!." Perintah Gena bernada amarah.

...

"Kakak.." ucap Sina lirih tak jelas karena suaranya dominan dengan isak tangis.

Sina, Jatar, dan Zular merasa tidak menyangka jika hal itu terjadi secara tiba-tiba, apalagi kematiannya masih begitu misterius. Hanya tertinggal jejak minuman yang ada digelas biasa yang sering Hatar gunakan untuk minum. Ia pun meninggal dengan keadaan ruangan yang terkunci.

Kerajaan yang selalu dihiasi oleh senyum sang putri yang cantik, kini hanyalah terpancar sebuah duka dari wajahnya. Semua orang yang melihatnya pasti akan merasa pedih dan sedih. Hiasan itu seketika hilang begitu saja karena kematian pemimpin langit yang diagung-agungkan. Sina menyandarkan kepalanya di kursi taman dan menyembunyikan wajahnya di balik rambut yang panjang.

"Kita pasti akan menyelidiki kematian kakak." Ucap Jatar yang sudah hampir tiga jam berdiri bersama Zular menemani putri di taman.

"Aku yakin dia tidak melakukan bunuh diri. Ada yang mencampurkan bahan kedalam minumannya lalu menggunakan sebuah trik agar terlihat seperti raja sudah mengakhiri hidupnya sendiri." Ucap Zular.

Moondom : Panglima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang