[SEQUEL AFIKA!!]
"Satu rumah sama lo bikin gue muak aja tau, nggak!!?"
"Ya terus gue harus apa!!?"
"Gue mau pulang ke rumah Umma!!"
"Gak usah ngaco!"
"Ummmaaaaaa!!!"
"HEH!"
***
Seperti itulah kehidupan mereka disetiap harinya.
Di nikahkan karena se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa buat ninggalin votement kalian ya^^
Jangan jadi silent readers loh manteman (⌣_⌣")
🌙🌙🌙
Tapp.. Tapp.. Tapp.. Tapp..
Suara langkah dari sepasang high heels hitam itu terdengar berjalan menuju ruangan Afkar, siapa lagi kalau bukan Karin yang membawakan beberapa dokumen penting untuk pria itu atas perintah Reno.
Krieet..
Pintu dibukanya perlahan setelah meminta izin masuk oleh sang atasan.
Afkar yang duduk bersandar di kursi kini menatap gadis berurai mayang itu dengan dinginnya.
"Ini dokumen yang Pak Reno titipkan ke saya, Pak."
"Kenapa bukan Reno sendiri yang nganter?" tanya Afkar.
"Katanya ada urusan penting."
Afkar mengangguk paham, ia pun meminta Karin untuk membawa pergi cangkir kopi yang tersisa sedikit lagi diatas meja tersebut.
Karin hanya menurut, setelah Afkar membereskan dokumen-dokumen itu, entah sengaja atau tidak, Karin malah menumpahkan minuman itu ke meja dan berhasil mengalir membasahi kemeja putih yang Afkar kenakan, syukurlah tak ada laptop diatas sana.
Afkar terkejut bukan main, untung saja kopi itu tidak panas lagi. Dengan sigap, Karin mengambil beberapa lembar tisu dan berjalan menghampiri Afkar yang menggulung lengan kemeja nya.
"Ya ampun, maaf, Pak! Maaf, saya gak sengaja." Lontar Karin dengan penuh rasa bersalah.
Sang atasan hanya diam tanpa memberi respons, mengambil alih tisu yang ada ditangan gadis itu ketika Karin hendak mengelap basah yang ada dibaju dan celana Afkar.
"M-mau.. Saya cucikan sebentar bajunya, Pak?"
Afkar spontan menolak, "terima kasih."
Pria itu berdecak kesal, ia pun bangkit dari duduknya menuju toilet meninggalkan Karin seorang diri.
Gadis itu masih berdiri didalam ruangan itu. Seketika, atensinya menyorot ke arah ponsel Afkar yang berada diatas meja. Smirk pun sontak terlukis diraut wajahnya, entah apa yang ada dipikiran gadis ber kemeja merah muda itu, ia melangkah cepat menghampiri benda pipih tersebut dan mulai meraihnya.
***
18.21
Afkar pulang, ia berjalan masuk ke dalam rumah dan mendapati Afika yang acuh akan kehadirannya itu.