24

889 265 105
                                    

Kenna tercengang melihat rupa orang yang Bangchan bilang sebagai penggantinya, atau bisa juga dibilang tangan kanan Bangchan. Tubuhnya kecil dan kurus, rambutnya terang, wajahnya tampan, sekaligus cantik dan imut.

"Ini beneran pengganti Bapak?" tanya Kenna dengan nada berbisik.

"Iya, kenalin, namanya Felix, seumuran sama kamu," ucap Bangchan.

Pria bernama Felix itu, bangkit berdiri dari kursinya, kemudian tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Kenna.

"Felix," katanya kemudian memperkenalkan diri.

"Kenna," jawab Kenna sembari menjabat tangan Felix.

"Lucu banget," komentar Kenna spontan melihat tangannya menyelimuti tangan Felix. Tangan Felix lebih mungil darinya, bahkan tidak banyak urat menonjol seperti tangannya.

Bangchan tertawa, "Tangan Felix emang imut, tiny hand,"

Felix malu, dan buru-buru menarik tangannya.

"Duduk dulu," katanya kemudian sembari menarikkan kursi untuk Kenna, sementara Bangchan menarik kursinya sendiri.

Mata Kenna sama sekali tidak beralih dari Felix, ia benar-benar kagum ada pria seperti peri di depannya.

Bangchan yang menyadari itu, menutup mata Kenna menggunakan sebelah telapak tangannya.

"Jangan diliatin terus," bisik Bangchan.

Kenna menepis tangan Bangchan, kemudian memberinya tatapan protes.

"Emang kenapa?" tanya Kenna.

"Takutnya bikin Felix risih tau," jawab Bangchan.

"Yah, saya kirain Bapak cemburu. Kalau cemburu, nanti saya bisa kok pelototin Bapak terus,"

"Kamu nih ya," gumam Bangchan.

Felix tiba-tiba tertawa, yang membuat Kenna dan Bangchan mengalihkan pandangan ke arahnya. Padahal ngobrolnya sudah bisik-bisik, tapi tetap dapat terdengar olehnya.

"Kak Christ akhirnya punya pacar?" Celetuk Felix.

"Enggak, kalau punya, pasti ngomong ke kamu," sahut Bangchan.

"Kalian keliatan akrab dan cocok banget. Wajah Kakak juga keliatan cerahan pas lagi ngobrol sama kak Kenna," ujar Felix.

"Ihh, saya dipanggil kak," gumam Kenna sambil cengengesan, "Kan katanya seumuran, ngapain manggil kak?"

"Ahh, habis gak enak mau manggil nama aja,"

"Udah, panggil nama aja, santai sama saya, mah,"

Felix mengangguk sembari tersenyum, "Oke, Kenna,"

Kenna mengacungkan ibu jari kanannya sembari tersenyum.

"Sejak kapan kamu kerjasama sama Bangchan?" tanya Kenna.

"Dari umur saya tujuh belas tahun,"

"Hah? Kecil banget,"

"Dia kerja sama saya emang bukan karena dia ngelamar," ujar Bangchan menjelaskan.

"Terus?"

Bangchan tiba-tiba tertawa, "Yah, segitu aja yang bisa saya jelasin,"

Felix melirik Bangchan dengan tatapan yang sulit diartikan, namun raut wajahnya menunjukkan seperti tertekan dan sedih.

Kenna sadar, namun memilih tidak bertanya.

"Pasti berat harus gantiin posisi pak Christ," ucap Kenna.

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang