20

979 286 20
                                    

Kenna menyendiri di pantry untuk menangis, ia sudah tidak tahan lagi untuk menahan air matanya. Bagaimana nasib anggota timnya sekarang? Apa lagi yang sudah punya anak.

Bangchan mungkin bisa memberinya pekerjaan baru, tapi apa ia mau memberi pekerjaan pada semua anggota timnya juga? Menerima pekerja baru yang cukup banyak tidaklah mudah, apa lagi mendengar Minho bilang cara kerja Bangchan keras.

Tak lama kemudian terdengar ada yang mengetuk pintu pantry, Kenna buru-buru menghapus air matanya, kemudian bangkit berdiri.

Ia membuka slot yang mengunci pintu, lalu pintu dibuka dari luar, memperlihatkan Julia yang tampak khawatir.

"Mbak, gak papa?" tanya Julia.

Kenna hanya diam, menatap Julia tanpa ekspresi. Meskipun begitu Julia tahu Kenna habis menangis, jejaknya masih ada, meskipun tidak ketara.

"Mbak, menurut aku Mbak jangan terlalu keras sama diri sendiri, Mbak kan udah berusaha. Semua anggota tim Mbak itu udah dewasa, pasti mereka bisa cari solusi sendiri buat mengatasi masalah saat ini, Mbak bukan orang tua maupun Tuhan yang bisa jadi tempat bergantung mereka terus. Maaf kalau aku terkesan kasar, aku percaya Mbak itu bisa diandalkan, semua bersandar sama Mbak selama ini, tapi Mbak punya batas," tutur Julia.

Kenna menghela napas, kemudian menganggukkan kepala.

"Saya terlalu berlebihan," gumam Kenna.

"Enggak kok, aku tau Mbak cuman mau yang terbaik, tapi kayak yang aku bilang tadi. Mbak juga harus mikirin diri Mbak sendiri sebelum orang lain,"

"Saya selama ini selalu egois, jadi saya berusaha buat gak kayak gitu lagi,"

"Ada yang pernah ngatain Mbak kayak gitu?"

'Ayah sendiri sih.' Jawab Kenna namun dalam hati.

"Jangan terlalu condong kesalah satu, kadang-kadang kita emang harus egois. Apa lagi kalau kita emang udah gak bisa ngapa-ngapain lagi, mau gimana kan?"

Kenna kembali menghela napas, kali ini sembari tersenyum.

"Aku gak bisa nyuruh Mbak buat gak sedih, aku cuman bisa berharap Mbak gak sedih, hehe," kata Julia diselingi kekehan, yang membuat Kenna pun ikut terkekeh.

"Makasih ya." Ucap Kenna, yang Julia respon dengan anggukkan.

"Malem ini bisa temenin saya makan malem?" tanya Kenna, yang tentu Julia setujui dengan semangat.

Kenna tertawa kecil melihat bagaimana Julia menganggukkan kepalanya, terlihat lucu di matanya. Ia pun kemudian menepuk kepala Julia, yang membuat gadis itu merona.

°°°

Bangchan menghela napas putus asa, Kenna sama sekali tidak bisa dihubungi. Padahal aktif, buktinya pesannya terkirim, tapi Kenna tidak membacanya, apa lagi membalasnya.

Pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu, membuat Bangchan sedikit terkejut. Minho tak lama kemudian masuk, sembari tersenyum padanya.

"Mau ngapain lo ke sini? Kenna gak bisa dihubungi, pasti ada hubungannya sama lo," ujar Bangchan dingin.

"Idih, yang galau dicuekinnya doinya, kok malah jadi nyalahin gue?" respon Minho, membuat rahang Bangchan mengeras.

"Besok saham perusahaan itu secara resmi dibeli kita, dan udah ada tim media pengganti," tutur Minho.

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang