21

993 288 51
                                    

"Bapak kok ada di sini?" tanya Kenna.

Bangchan gelagapan, ia tampak bingung hendak menjawab pertanyaan Kenna.

"Saya denger kabar kamu ditahan," ucap Bangchan.

"Dikabarin siapa?"

"Eumm... Julia,"

Kenna sontak melihat ke arah Julia. Julia awalnya kebingungan, namun ia akhirnya mengangguk, meskipun ragu-ragu.

Kenna melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian mendengus. Apa keduanya berpikir ia gadis yang bodoh?

Tapi karena sepertinya mereka memang bersekongkol ingin berbohong, dan situasinya sedang tidak pas untuk mencecar jawaban jujur mereka, Kenna pun memilih mengikuti alur mereka.

Sejujurnya Kenna berharap Bangchan membantunya untuk melepaskan diri dari polisi.

Oke, tadi Kenna memang sok keren dengan bilang tidak takut dipenjara. Tapi realistis saja, semua orang juga tidak mau dipenjara. Apa lagi jelas tidak salah.

°°°

Setelah mengurus beberapa hal, Kenna akhirnya dibebaskan, tentu dengan bantuan Bangchan.

"Kenapa gak langsung pergi aja tadi? Malah diladenin segala sampe bikin keributan. Udah tau kalau di sini, meskipun konteksnya membela diri, yang disalahin tetep korban. Apa lagi pelecehannya verbal, dianggepnya selalu bukan pelecehan," tutur Bangchan saat mereka sedang berjalan ke parkiran mobil.

"Terus mau sampe kapan perempuan harus diem aja ngadepin gituan? Hah, oke, saya kesannya jadi gak realistis dan berpikir panjang, padahal saya jelas tau hukum di negara ini gimana. Tapi saya bener-bener gak bisa tahan. Saya masih bisa sabar kalau saya yang digituin, tapi enggak dengan orang lain,"

Bangchan mengurut pelipisnya sejenak. Ia lalu melirik Julia yang selalu berdiri di belakang Kenna.

"Untung ada saya," gumam Bangchan.

"Tapi Bapak tau saya di kantor polisi bukan karena dikabarin Julia kan? Bapak mata-matain saya?" Tuding Kenna, "Ah, sebelumnya makasih udah bantu saya,"

Bangchan berusaha menahan senyum, karena tingkah Kenna yang sedikit lucu. Padahal ia sedang kesal karena curiga dibohongi, tapi masih sempat-sempatnya berterimakasih.

"Buat apa saya mata-matain kamu?" tanya Bangchan.

"Karena saya gak angkat telfon dan bales pesan Bapak," jawab Kenna dengan percaya diri.

"Tingkat kepedean kamu, kayaknya level maksimum,"

Kenna terkekeh, "Julia gak pegang hp dari awal kita dibawa ke kantor polisi, gimana bisa ngabarin Bapak?"

"Oke, saya jujur, ya. Saya gak mata-matain kamu, buat apa? Itu kejahatan. Saya ke kantor kamu dan nanya kamu kemana ke anggota tim kamu, sebenernya saya gak berharap banyak bakal dapet jawaban. Tapi ternyata ada yang tau kamu kemana. Kamu pergi makan malem sama Julia. Jadi saya ke restoran tempat kalian makan, cuman ternyata kalian ternyata lagi jalan ke karaoke. Saya ikutin aja, mau nyapa gak enak, kalian lagi keliatan nikmatin momen banget. Pas saya mau markirin mobil, saya liat kamu lagi ditarik keluar sama satpam," celoteh Bangchan panjang lebar.

"Ngapain Bapak nyariin saya?"

Bangchan menghela napas, "Kayaknya kamu udah tau jawabannya,"

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang