35

912 256 37
                                    

Kenna membuka pintu sebuah kamar dengan hati-hati, ia kemudian masuk ke dalam, dan kembali menutup pintunya.

"Julia," panggil Kenna.

Gadis yang sedang berbaring di kasur dengan pandangan kosong, seketika terbangun saat mendengar namanya dipanggil.

Kenna tersenyum padanya. Julia bangkit berdiri, dan langsung berhambur ke pelukan Kenna sembari menangis.

Kenna mengusap punggungnya, "udah gak papa," ucap Kenna.

"Saya takut," isak Julia.

"Sekarang kamu aman kok, gak perlu takut,"

Julia tak lama kemudian melepas pelukannya, "saya udah dibebasin?"

"Pak Christ gak bolehin saya bebasin kamu, tapi dia jamin ke saya kamu gak akan diapa-apain. Kunci kamar ini juga saya doang yang bakal pegang. Pak Christ belum bisa percaya buat lepasin kamu," tutur Kenna, yang membuat sekujur tubuh Julia lemas.

Kenna mengusap kepala Julia, "saya bakal berusaha bikin dia mau lepasin kamu,"

"Makasih Mbak,"

Kenna tersenyum, kemudian menyodorkan kantung plastik berisi makanan, serta ponsel.

"Saya bawain sarapan, sama hp kamu. Hubungin orang terdekat kamu aja, dan bilang kamu baik-baik aja. Jangan sampe macem-macem, karena itu bisa bahayain kamu dan saya. Pak Christ gak tau kalau saya ambil hp kamu, gak akan nyadar juga sih,"

Julia menerimanya sambil bergumam terimakasih.

"Semuanya bakal baik-baik aja kan, Mbak?" tanya Julia.

"Saya gak jamin, tapi saya berusaha. Saya juga gak punya power apapun, selain otak dan mulut saya. Kalau kamu mau minta bantuan orang lain buat nolong kamu sekarang, pastiin caranya hati-hati dan gak mancing emosi pak Christ,"

Julia mengangguk, "Iya Mbak,"

"Sekarang saya harus kerja, nanti kerjaan kamu saya yang handle,"

Julia kembali hanya mengangguk. Sejujurnya ia tidak ingin ditinggal, ia masih takut setelah kejadian semalam.

Kenna yang menyadari itu, meraih telapak tangan Julia, kemudian menggenggamnya.

"Kalau ada apa-apa hubungi saya, saya yang paling gampang buat masuk ke sini. Jangan khawatir, kamu bisa hubungi saya terus kalau takut, saya bakal terus pantengin hp saya," ujar Kenna.

"I-iya Mbak,"

Kenna memeluk Julia sebentar untuk menenangkannya, sebelum akhirnya keluar dari kamar yang ditempati Julia.

Supir yang Bangchan perintahkan untuk mengantar pulang Kenna sudah menunggu.

Kamar dimana Julia ditahan, ada di rumah pribadi Bangchan, pemberian dari ayahnya.

Bangchan biasanya tidak pernah pulang ke sini, kecuali keadaannya sedang seperti sekarang.

°°°

Kenna menjalani harinya seolah tidak terjadi apa-apa kemarin, Julia terus memberinya kabar, terutama kabar tentang perasaannya, jadi Kenna bisa bekerja dengan tenang.

Yang sedikit mengganggunya, Minho ada di kantor. Ia tidak menyapa, atau mengajak bicara untungnya. Tapi tetap saja, Kenna sadar sesekali ia diawasi.

°°°

Kebanyakan pria akan menjadi bodoh setelah mengenal wanita, Bangchan pun iya, atau pernah. Ternyata Kenna malah membuat pikiran Bangchan lebih terbuka.

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang