12

1K 281 12
                                    

"Mafia di negara ini mainnya cantik, gak brutal kayak di beberapa negara lain, jadi kamu juga harus main cantik. Jangan ngotorin tangan kamu sendiri, jadi orang yang baik ke semua orang, tapi jangan terikat hubungan erat sama siapapun, apa lagi sampe kepikiran buat nikah dengan orang di luar circle kita."

Bangchan mendengus ketika mengingat perkataan ayahnya saat ia baru mulai beranjak dewasa.

"Apaan sih mafia-mafia? Udah kayak di drama aja." Gumam Bangchan.

Meskipun kenyataannya keluarganya adalah seorang pebisnis yang kejam, Bangchan tetap bersikeras menolak fakta kalau keluarga bahkan dirinya sendiri adalah seorang mafia.

Bangchan menolehkan kepalanya ke arah Kenna yang sudah terlelap sejak tadi, dengan kepala bersandar pada kaca mobil. Ia melepas jasnya, lalu ia gunakan untuk menyelimuti Kenna.

°°°

"Gila lo," ucap Minho seraya menuangkan jus apel di gelas untuk Bangchan yang baru selesai mandi.

"Gila kenapa?" tanya Bangchan dengan raut wajah polos.

"Bukannya ngejauh dari cewek itu, lo malah main sama dia, dan tidur bareng sama dia di mobil?"

Bangchan tertawa, "Pasti main dan tidur yang lo maksud itu kotor, ya? Tau gak, gue main sama dia itu, beneran cuman main kayak anak-anak, main engklek, you know engklek? Hahaha, terus kita main kelereng juga, dan terakhir nonton kartun. Tidur di mobil tuh, beneran cuman tidur aja, gak ngapa-ngapain, asik loh,"

"Hah, apapun itu, tapi harusnya lo kan jaga jarak," ucap Minho.

"Keluarga kita terlalu berlebihan, malah kalau terlalu jaga jarak sama orang, bukannya orang-orang bakal curiga? Yah, beruntung cewek yang lo suka itu dari circle kita," ujar Bangchan.

Minho mendengus, "Terserah deh, gue gak mau belain lo lagi kalau kena amukan papa,"

"Emang gue minta lo belain?"

"Lo tuh gak pernah bisa ngelawan papa, akuin aja,"

"Bukannya gak bisa, gue emang terbiasa nurut, tapi buat kali ini enggak,"

"Woahh, kayaknya tuh cewek berhasil ya mempengaruhi lo."

Bangchan hanya tertawa kecil, kemudian meminum jus apelnya.

"Kalau lo mau ngelawan papa dan kakek, pastiin lo udah punya bisnis sendiri," kata Minho, yang hanya Bangchan respon dengan senyuman samar.

"Heum, udah pasti lo punya. Berarti lo harus bersihin bukti-bukti kalau lo pernah bunuh orang," sambung Minho.

"Gue gak pernah bunuh orang," tukas Bangchan.

"Kaki-tangan lo suatu saat nanti bisa aja bongkar kejahatan lo,"

"Apa masih bisa disebut kejahatan? Kalau orang-orang yang gue habisi itu emang kriminal?"

"Tapi bukan ranah lo bukan menghakimi dan ngehukum mereka, lo jelas lebih paham itu, malaikat Christopher." Ujar Minho dengan nada dibuat-buat di akhir.

°°°

Kenna mengenakan celana panjang formal berwarna hitam, kaos putih, serta blazer dengan lengan seperempat yang senada dengan celananya. Rambutnya dicepol, dan ia tidak dandan sama sekali hari ini.

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang