15

945 285 22
                                    

"Tim media cuman ngelakuin kesalahan sekali, dan lo mau pecat semuanya? Emangnya lo punya calon pengganti?" Ujar Bangchan.

"Eyy, ngaca dong, lo lebih parah, kalau ada karyawan yang lo anggap kurang, padahal dia belum ngelakuin kesalahan aja, sama lo langsung diganti," timpal Minho.

"Kalau perusahaan itu gak mau jual sahamnya, gimana?"

"Lo biasanya gimana?"

Bangchan seketika bungkam.

"Lusa gue mau ke perusahaan itu, kalau lo mau ikut, ikut aja," ucap Minho.

Bangchan hanya terdiam, kemudian menyeruput kopinya.

°°°

"Mbak Ken, gimana nih? Masak kita dipecat?"

"Iya, aduh, mana saya baru punya anak, kalau malah dipecat gimana?"

"Gara-gara Mbak Wiwik nih!"

"Iya, saya juga punya anak baru masuk SMP, butuh biaya!"

"Jangan memperkeruh suasana!" Tegur Kenna pada anggota timnya yang sedang ribut.

Wiwik yang jadi sasaran bully, hanya dapat diam saja sedari tadi.

"Saya ngajakin kalian makan bareng sekarang, justru biar kita saling menguatkan. Mbak Wiwik ini manusia, bukan robot, wajar kalau ngelakuin kesalahan, mbak Wiwik juga udah mengakui kesalahannya kok. Dengan kalian nyalah-nyalahin orang kayak gitu, apa kemungkinan kalian gak dipecat itu jadi besar?" Papar Kenna.

"Saya selaku pemimpin kalian, akan berusaha biar kalian tetap bisa kerja di perusahaan. Kalian tinggal tunjukkin kinerja terbaik kalian, entah secara individu atau tim. Saya mewajarkan kalau kalian mau bersaing satu sama lain buat bertahan, tapi saya gak jamin kalau ngelakuin itu bakal selamat, karena yang diliat investor kerja tim, bukan individu," sambung Kenna, "Sekarang ibu dan bapak nikmati aja makan siangnya, dan ngobrol hal lain selain kerjaan. Kalau mikirin kerjaan terus, dan kemungkinan buruk yang akan kita dapet, bisa aja menurunkan kinerja kita nantinya."

Semua menganggukkan kepalanya setuju, dan satu persatu mulai kembali makan dengan lebih tenang. Meskipun kebanyakan lebih tua dari Kenna, tidak ada yang pernah membantah Kenna. Padahal Kenna selalu berbicara dengan nada tenang, tidak membentak dan panjang lebar, apa lagi menggunakan kata kasar.

Julia yang duduk di samping Kenna terus menatap Kenna dengan tatapan memuja dan senyuman lebar.

Kenna yang menyadari hal itu, menoleh ke samping, membuat Julia salah tingkah dan buru-buru membuang muka.

°°°

Julia mengikuti Kenna yang pergi ke kasir untuk membayar.

"Mbak, saya penasaran," ucap Julia.

"Penasaran kenapa?" tanya Kenna.

"Mbak punya rencana apa?"

"Hhm? Rencana?" Gumam Kenna sembari melirik ke atas sejenak, "Enggak ada, itu dipikirin nanti kalau udah kejadian, karena kan gak tau situasinya bakal gimana, yang penting siapin mental dulu. Kalau situasinya mengharuskan saya ketemu orang yang beli saham perusahaan, bakal saya lakuin. Yang penting kalian bisa bertahan di perusahaan, terutama yang udah berkeluarga,"

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang