05

1.1K 321 36
                                    

Julia mendekati meja Kenna sembari tersenyum lebar, ia kemudian meletakkan kopi serta roti lapis di atas meja Kenna, yang membuat gadis itu terkejut.

Kenna menatap Julia bingung.

"Tadi pagi Mbak kayaknya suka sama kopinya, jadi saya beliin lagi," ujar Julia.

"Hah? Oh, kopi yang tadi pagi dari kamu?" tanya Kenna, yang Julia jawab dengan anggukkan.

"Oh iya, enak, saya suka, tapi harganya mahal, lain kali jangan ya, saya biasanya suka bikin kopi hitam di pantry. Tapi makasih loh, saya menghargai banget, ini mending buat kamu aja, kamu belum makan siang juga kan?"

"Ahh, gitu ya. Ini tetep buat Mbak aja, saya gak begitu suka kopi, terus pengen makan nasi aja,"

Kenna tersenyum sembari menyentuh punggung tangan Julia yang berada di atas meja.

"Gak bermaksud nolak pemberian kamu kok, cuman... eum, gimana ya jelasinnya? Apa lagi kamu karyawan baru, mending uang yang kamu punya sekarang, disimpen aja," tutur Kenna.

Julia mengangguk, "Iya Mbak."

"Kalau gitu saya permisi dulu, ya? Makasih roti sama kopinya," ujar Kenna sembari bangkit dari kursi, ia kemudian mengambil tote bag yang berada di bawah mejanya.

"Mbak mau kemana?" tanya Julia.

"Saya mau makan siang, sama temen," jawab Kenna.

Dari raut wajahnya tampak sangat bersemangat dan berseri-seri, membuat Julia penasaran siapa temannya itu.

"Saya permisi, kamu jangan lupa makan siang."

Kenna pun akhirnya pergi, tak lupa membawa kopi dan roti pemberian Julia juga.

°°°

Bangchan melambaikan tangannya, melihat Kenna sedang berjalan ke arahnya yang menunggu di kantin.

Bangchan melepas jas hitam serta dasinya, hanya menyisakan kemeja putih dengan bagian atas kancing dilepas, dan bagian lengan digulung sampai sebatas siku.

Kantor Kenna memang terkesan santai, semua pegawai pakaiannya semi formal, itu sebabnya Bangchan langsung melepas jas dan dasinya yang membuatnya jadi terlihat formal.

Kenna meletakkan tote bag yang dibawanya ke atas meja, serta kopi dan roti.

"Kantor kamu bagus, pasti kerjanya bisa santai," ujar Bangchan.

"Suasananya emang santai sih, tapi namanya kerja gak bisa santai juga, kadang ada aja masalahnya, haha." Kata Kenna dengan diselingi tawa seperti tertekan, Bangchan malah merasa lucu melihatnya.

"Wahh, aromanya enak banget." Komentar Bangchan saat Kenna membuka satu persatu tutup kotak bekal berisi sayur asam, tempe goreng, dan sambal teri.

"Kamu kalau masak nasi enak banget," Bangchan lagi-lagi berkomentar ketika Kenna meletakkan wadah berisi nasi di depannya.

"Berasnya yang bagus, hehe,"

"Berasnya bagus juga belum tentu enak kalau dimasaknya gak bener. Ini gak lembek, gak keras, saya kalau masak nasi, kadang keras, kadang kelembekkan,"

"Ukuran airnya seberasnya, Pak, biar pas,"

"Oh gitu, ya? Nanti saya coba praktekkin."

Butterfly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang