Aku pergi menuju bandara ketika Andi masih terlelap. Sebenarnya ada perasaan bersalah pada Andi karena aku harus pergi seperti ini. Tapi ini adalah sebuah konsekuensi yang harus aku terima. Aku harap nanti Andi akan mengerti.
Dengan langkah berat, aku menyeret koperku yang berisi beberapa pakaian, skin care, dan kebutuhanku yang lainnya. Aku berhenti di tepi jalan utama untuk memesan taksi online.
Sekitar pukul 5 pagi aku sudah sampai di bandara. Segera ku hubungi Tedi mengabarkan kalau aku sudah sampai. Tak berselang lama, Tedi pun sampai di bandara. Setelah check in dan mendapatkan boarding pass masing-masing, kami menuju ke ruang tunggu setelah sebelumnya melalui pemeriksaan bagasi. Jadwal keberangkatan kami masih sekitar setengah jam lagi.
“Kamu kenapa Al?” tanya Tedi.
Aku menggeleng, “tidak apa-apa mas.”
“Kamu sakit?” tanya Tedi seraya menempelkan punggung tangannya di keningku.
Aku terkejut atas gerakan Tedi yang tiba-tiba, dan langsung memundurkan kepala ke belakang. Sementara Tedi yang merasakan ketidak nyamananku segera meminta maaf.
“Ti-tidak mas. Aku hanya gugup. Ini kali pertamanya aku naik pesawat.”
“Oh ya?”
Aku mengangguk, “iya mas.”
Tedi tersenyum, lalu mencubit pelan pipiku, “kamu lucu banget sih Al.”
“Eh.”
“Kamu itu cerdas tapi lucu.”
Blush ....
Perasaan apa ini? Tidak mungkin kan aku sampai tersipu begini hanya karena sentuhan Tedi?
“Sadar Alya, kamu itu sudah menikah, dan orang di hadapan kamu ini adalah suami dari teman kamu sendiri.” Hatiku entah sedang bicara dengan siapa.
Tedi kemudian membawa tanganku ke dalam genggamannya, “kamu tidak usah gugup begitu, ada aku di sini. Kamu tenang aja.”
Aku tersenyum. Berbeda dengan tadi, kali ini aku tidak ingin melepaskan diri dari sentuhan Tedi. Rasanya sungguh nyaman.
Kami berangkat tepat pukul 6 pagi. Perjalanan dari kota kami berasal ke Surabaya hanya 1 jam 45 menit. Aku menghabiskan waktu perjalanan dengan tidur, menggantikan waktu tidurku tadi malam yang sangat pendek.
Sebelum ke lokasi, kami terlebih dahulu menuju ke hotel tempat kami akan menginap nantinya. Setelah itu barulah kami sarapan dan melanjutkan tujuan kami pergi ke sini.
Perusahaan Tedi sedang membangun pabrik baru di sini. Nantinya, pabrik ini bisa merangkul sekitar 1000 pekerja. Progres pembangunan sendiri masih berjalan 70%. Jika melihat jadwal, seharusnya sekitar 3 bulan lagi pabrik ini sudah harus mulai beroperasi.
“Mas, kenapa sih mas harus membuka pabrik baru lagi? Terus kenapa harus di Surabaya?”
“Tentu saja untuk memenuhi permintaan pasar Al. Kedepannya, permintaan dari wilayah Indonesia tengah dan timur akan diproses di sini Al. Terus kamu bertanya kenapa harus Surabaya?” Tedi tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya, “orang jawa itu sudah terkenal dengan ke uletannya Al, tentu saja ini akan sangat penting bagi perusahaan.”
“Mas orang jawa juga?”
“Menurut kamu?”
“Sepertinya iya, karena mas juga ulet, dan pandai mengembangkan bisnis.”
“Aku anggap itu pujian ya ....”
Selanjutnya Tedi nampak berbincang dengan salah satu pekerja di sana. Sepertinya dia adalah mandor di proyek ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Pasangan Populer (TAMAT)
RomanceAlya dan Andi yang sudah berpacaran semenjak SMA memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah. Bagaimana mereka menjalani kehidupan rumah tangganya?