“Maaf pak saya harus menyampaikan berita kurang baik. Ibu Siska mengalami pendarahan yang sangat hebat. Kita harus segera mengeluarkan bayi dalam kandungannya. Jika tidak, akan membahayakan keduanya.”
“Apa mereka akan baik-baik saja dokter?” Alya masuk ke dalam perbincangan antara dokter dan Tedi.
“Kami akan usahakan yang terbaik Bu,” jawab dokter tersebut.
“Baiklah, lakukan saja apa yang harus dilakukan dokter,” putus Tedi.
Siska di bawa ke ruang operasi untuk segera dilakukan cesar. Sementara Alya dan Tedi menungguinya di ruang tunggu. Tak jauh dari mereka, bu Elin nampak terpuruk. Ia duduk sendirian seraya menatap kosong ke arah lantai rumah sakit.
“Mas, sejak kapan bu Elin kerja di rumah mas?” tanya Alya kepada Tedi yang juga sedang memandangi ibu dari Siska tersebut.
“Tak lama setelah ibu tiriku masuk ke rumahku,” jawab Tedi tanpa mengalihkan pandangannya pada bu Elin.
“Apa mungkin mereka berteman?”
“Aku tidak tahu Al, aku tidak pernah memperhatikan apa yang wanita itu lakukan, dan siapa teman-temannya,” jawab Tedi, “Al, kamu bisa membayangkan orang seperti bu Elin dan Siska mampu melakukan kriminal semacam itu? Kamu bisa lihat kan mereka terlihat lugu dan kampungan.”
“Iya mas, aku juga tidak menyangka.”
Seorang laki-laki muda datang tergesa ke arah bu Elin. Dari raut wajahnya ia sama khawatirnya seperti raut wajah bu Elin.
“Bagaimana keadaan kak Siska bu?” tanya pemuda tersebut.
Alya bangkit berdiri dan berjalan mendekat ke arah pemuda tersebut. “Kamu?” tuding Alya pada pemuda tersebut.
Pemuda tersebut nampak salah tingkah berhadapan dengan Alya.
“Apa hubungan kamu sama bu Elin?” tanya Alya.
Tedi datang di belakang Alya, “kamu mengenalnya Al?”
“Dia driver taksi online abal-abal yang mengantarkan aku waktu ketemuan sama Siska.” Alya mengatakan pemuda tersebut adalah driver abal-abal karena setelah kepergiannya, ia mendapatkan telepon dari driver asli dari taksi online yang Alya pesan.
“Mbak bicara apa, saya tidak pernah bertemu dengan mbak. Mungkin mbaknya salah orang.”
“Saya tahu itu kamu. Sekarang katakan, apa hubungan kamu dengan bu Elin?! Dan kenapa kamu menyamar sebagai driver taksi online ketika saya mau bertemu dengan Siska? Kamu memata-matai saya?”
“Mbak salah paham, saya ... Saya ....” Pemuda tersebut lari sebelum menjawab pertanyaan dari Alya. Jelas sekali ada suatu hal yang membuatnya berbuat seperti itu.
Tedi dengan sigap mengejarnya. Tidak mudah, pemuda tersebut sangat licin seperti ular. Namun beruntung, ketika pemuda tersebut hampir sampai ke jalan raya, ia menabrak beberapa pejalan kaki dan membuatnya limbung, lalu terjatuh. Tedi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia segera menarik bagian belakang baju pemuda tersebut dan mengunci tangannya ke belakang punggungnya.
“Mas tolong lepaskan saya, saya tidak melakukan apa pun.”
“Kalau kamu tidak merasa bersalah, kenapa kamu lari?”
Pemuda tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan Tedi. Ia hanya diam, dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Alya berlari ke arah mereka, disusul oleh bu Elin di belakangnya.
“Stooopp!!!” Bu Elin berteriak histeris, “tolong jangan sakiti anak saya.” Ia kemudian mencoba melepaskan tangan Tedi dari tubuh pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Pasangan Populer (TAMAT)
RomanceAlya dan Andi yang sudah berpacaran semenjak SMA memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah. Bagaimana mereka menjalani kehidupan rumah tangganya?