Total 3 hari 2 malam aku dan Tedi menghabiskan waktu di Labuan bajo. Kami pulang pada hari ke 3 dengan menggunakan pesawat. Setelah 1 kali transit di Bali sekaligus ganti maskapai penerbangan, akhirnya kami sampai pada pukul 3 sore.
Setelah turun dari pesawat, aku dan Tedi segera menaiki taksi untuk menuju ke apartemen kami. Kami berencana untuk menginap semalam lagi sebelum pulang ke rumah masing-masing.
“Jadi apa yang akan kamu lakukan setelah resign Al?” tanya Tedi begitu kami sampai di apartemen.
“Aku belum ada rencana sih mas,” jawabku.
“Jadi ibu rumah tangga aja nih ceritanya?”
Aku hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
***
Keesokan paginya, kami bersiap untuk pulang. Aku turun ke lobi apartemen, diiringi oleh Tedi di belakangku.
“Makasih ya Al,” ucap Tedi seraya mengecup pipiku. Aku hanya tersenyum sebagai jawaban.
“Astaga, Al, kunci mobil aku ketinggalan, aku ambil dulu ke atas ya.”
“Iya mas.”
Aku sedang duduk di lobi apartemen ketika seorang pria tiba-tiba datang dan menghampiriku. Dia memberikanku surat kabar, kemudian pergi begitu saja tanpa berkata sepatah kata pun. Aku menerima surat kabar tersebut dan membukanya.
Di dalamnya ada sebuah tulisan besar yang ditulis dengan menggunakan cat merah. Jelas sekali kalau itu bukan tinta print dari penerbit. Sepertinya seseorang menulisnya. Aku membacanya perlahan.
JAUHI TEDI, ATAU KAMU AKAN MENERIMA AKIBATNYA!
Aku bangun, mencari keberadaan pria yang baru saja memberikanku surat kabar ini. Namun tak ku temukan di manapun. Siapa sebenarnya yang sedang mengancamku?
Dari jauh, aku melihat kedatangan Tedi. Aku segera melipat kembali surat kabar tersebut dan membuangnya ke tempat sampah tak jauh dari tempat dudukku sebelumnya. Aku memilih untuk mengabaikannya saja. Mungkin itu hanyalah orang iseng.
“Kamu kenapa Al?” tanya Tedi.
“Eh, tidak apa-apa mas. Kita berangkat sekarang?” Tedi mengangguk.
Kami keluar dari gedung apartemen dan berjalan menuju parkiran. Lalu kami masuk ke mobil Tedi dan meninggalkan tempat tersebut.
“Kamu yakin tidak apa-apa Al? Kamu seperti sedang memikirkan sesuatu,” tanya Tedi begitu kami sedang dalam perjalanan.
“Sebenarnya waktu tadi aku menunggu mas di Lobi, ada seorang pria berhoodie yang menghampiri aku. Dia memberikanku surat kabar. Waktu aku membukanya, ada pesan ancaman di sana. Isinya kurang lebih seperti ini, JAUHI TEDI, ATAU KAMU AKAN MENERIMA AKIBATNYA!”
Mobil yang kami tumpangi berhenti mendadak. Tedi menginjak rem mobilnya karena terkejut akan berita yang aku sampaikan.
“Ada apa mas?” tanyaku bingung.
“Kamu serius Al?”
Aku mengangguk.
“Lalu sekarang mana surat kabarnya?”
“Aku buang di tempat sampah. Aku pikir pasti cuma kerjaan orang iseng.”
Tanpa aku duga, Tedi berbalik arah. Dia mengendarai mobilnya dengan tergesa kembali ke apartemen. Begitu sampai, Tedi memarkirkan mobilnya asal, lalu melompat turun dan segera menuju ke tempat di mana tadi aku duduk. Dan aku pun mengikutinya.
Dia melihat ke kiri dan ke kanan, mencari tempat sampah yang aku maksudkan tadi. Tedi mulai mencari surat kabar yang aku maksudkan, namun ternyata tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Pasangan Populer (TAMAT)
RomanceAlya dan Andi yang sudah berpacaran semenjak SMA memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah. Bagaimana mereka menjalani kehidupan rumah tangganya?