[Al, hari ini ada waktu? Bisa kita bertemu?
Siska.]
Sebuah pesan dari nomor baru masuk ke ponselku.
[Ada apa Sis?]
[Aku mau membicarakan tentang mas Tedi.]
Aku menimbang-nimbang apakah aku akan menemui Siska atau tidak. Tapi aku cukup penasaran apa yang akan dia bicarakan.
[Baiklah, kita bertemu di mana?]
[Atmosphere Cafe, jam 13.00]
Aku melihat jam yang bertengger di dinding kamarku, sudah jam 12.35. Aku harus segera berangkat agar Siska tidak menunggu lama.
“Mau kemana Al?” Tanya ibu mertuaku ketika aku keluar dari kamar.
“Ketemu temen Bu,” jawabku, “oh iya Bu, Andi kemana yah kok dari pagi gak keliatan?”
“Biasa lah nganterin Lukman, nanti malem juga pulang,” jawab ibu mertuaku.
Oh, hari ini jadwal cuci darah mas Lukman ya. Batinku.
“Ya udah, Alya berangkat dulu ya Bu.” Pamitku.
“Iya, hati-hati.”
Aku berjalan ke luar setelah sebelumnya memesan taksi online. Tak sampai menunggu lama, taksi yang ku pesan datang dan aku segera naik ke kursi penumpang di bagian belakang.
“Sesuai titik ya kak,” ucap sang driver.
“Iya mas,” jawabku.
Aku mengetikkan sebuah pesan di ponselku, namun segera kuhapus kembali. Aku menimbang-nimbang, haruskah aku memberitahu Tedi kalau Siska mengajakku bertemu. Lalu aku teringat sesuatu. Aku segera menoleh ke belakang. Aku bisa melihat pria berbadan kekar menggunakan motor N-Max hitam mengikuti mobil yang kutumpangi dari belakang. Benar, itu body guard yang Tedi sewa untuk menjagaku. Tanpa aku memberitahu Tedi, dia pasti sudah tahu aku pergi ke mana.
Mobil yang aku tumpangi sampai di depan sebuah cafe yang berada di pusat kota. Aku segera turun setelah membayar ongkos sesuai yang tertera di aplikasi.
“Terima kasih kak,” ucap sang driver seraya menerima uang yang aku berikan.
Aku masuk ke dalam cafe dan menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Siska. Setelah kutemukan, aku segera berjalan ke arahnya dan duduk di kursi yang berseberangan dengannya.
“Mau minum apa Al?” tanya Siska seraya membaca daftar menu yang ada di tangannya.
“Apa aja boleh.”
Siska memesan dua Strawberry milkshake untuk menemani kami mengobrol.
“Kamu pasti bertanya-tanya kenapa tiba-tiba aku menghubungi kamu dan meminta bertemu kan Al?” tanya Siska memulai percakapan.
Aku diam. Menunggu Siska melanjutkan kalimatnya.
“Aku mencintai mas Tedi dengan cara yang salah Al. Aku membiarkan diriku sendiri masuk ke dalam perangkapnya. Aku pikir dia laki-laki baik, tapi ternyata ....” Siska mulai menitikkan air mata.
“Dia bilang dia mencintaiku, dia bilang ingin aku mengandung anaknya, tapi ... Tapi setelah aku memberikan kesucianku, dia mencampakkan aku begitu saja Al.”
“Dia tidak pernah menghubungiku lagi sejak saat itu, sampai aku mendapati diriku hamil. Aku menemuinya untuk meminta pertanggung jawabannya. Tapi ... Dia malah memintaku untuk menggugurkan kandunganku Al. Dia memang laki-laki brengsek Al! Kalau bukan karena paksaan ibunya, mungkin saat ini aku sedang di cemooh orang karena hamil tanpa suami.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Pasangan Populer (TAMAT)
RomanceAlya dan Andi yang sudah berpacaran semenjak SMA memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah. Bagaimana mereka menjalani kehidupan rumah tangganya?