022

14.6K 1.6K 71
                                    

Sasuke menatap bulu-bulu tersebut dan mendecih pelan, ia menatap Gaara begitupun dengan Gaara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasuke menatap bulu-bulu tersebut dan mendecih pelan, ia menatap Gaara begitupun dengan Gaara. Mereka saling mengangguk dan bersiap dengan kuda-kuda.

Tidak lama Naruto turun bersama yang lainnya. "Sasuke, kau bantu di garis depan bersama Indra dan Ashura jika ada yang terluka kau obati mereka."

"Lalu kau bagaimana Naruto?" Tanya Kakashi yang menyuruh Genin lainnya mengevakuasi warga. "Aku akan membantu Jiji."

Naruto menatap Kekkai ungu yang didalamnya terdapat Hiruzen dan Kazekage Rasa, sedangkan Minato entah kemana dan mungkin tengah berhadapan dengan Tsucikage. Semua orang yang mendengarnya kaget terkecuali Sasuke, Indra, Ashura juga Shikamaru.

"Apa maksudmu!? Itu sangat berbahaya!"

"Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa padaku, kalian urus saja para warga. Pergi!"

Sasuke menepuk kepala Naruto dan tersenyum kecil. "Jangan memaksakan dirimu." Naruto menganggukkan kepalanya, Sasuke berlalu pergi bersama Indra ke garis depan dan yang lainnya pergi untuk mengevakuasi warga.

Dan Naruto naik ke atas atap dimana Hiruzen dan Rasa berada, disana ada tiga Anbu yang sedang memperhatikan. "Kenapa kalian tidak ikut masuk!?"

"Naruto-san! Kami tidak bisa melewati Kekkai ini karena hanya bisa dihancurkan dari dalam." Jelas Anbu tersebut, Naruto dengan cepat mencoba ber-Hiraishin dan berhasil mendarat di samping Hiruzen, meninggalkan kilatan merah. "Maaf aku terlambat Jiji."

Tidak ada Anbu yang tidak mengenal Naruto juga Sasuke, sesekali mereka berdua akan mengikuti rapat Desa jadi mereka berdua sudah tidak terasa asing lagi. Tiga Anbu yang ada disana terkejut melihat Naruto sudah berada di dalam Kekkai. "Apa itu!? Apakah itu Hiraishin seperti Yondaime Hokage?"

"Dia sangat cepat dan bisa melewati Kekkai sekuat ini, sungguh luar biasa!"

Hiruzen dan Rasa menatap Naruto bersamaan, Hiruzen terkekeh pelan. "Tidak apa-apa Naruto-kun, ini baru saja dimulai." Naruto menatap Hiruzen dengan pandangan yang sulit diartikan. "Jiji, jangan berpikir untuk melakukan itu."

Mendengarnya, Hiruzen hanya tersenyum dan menatap langit, tidak menjawab permintaan Naruto. Maafkan aku Naruto-kun, jika memang aku harus melakukannya maka aku akan dengan senang hati untuk melakukan hal itu.

Perasaan Naruto makin tidak enak saat melihat Hiruzen tidak membalas perkataannya saat ia ingin bicara lagi, kata-katanya terinterupsi oleh tawa menjijikkan yang berasal dari Orochimaru.

"Kukuku, Naruto-kun kau sama luar biasanya seperti Sasuke-kun."

Naruto menatap Orochimaru tanpa ekspresi, aura hitam mengelilingi dirinya. Jijik, hanya satu kata yang tersemat dalam dirinya, dari dulu ia selalu membenci orang di depannya apalagi saat ia dengan berani berucap seakan-akan Sasuke adalah miliknya. "Menjijikkan."

"Kukuku, lebih baik kita mulai saja pertarungannya."

Kuchiyose : Edo Tensei

Dari bawah keluar tiga peti mati secara berurutan, Naruto, Hiruzen dan Rasa menyiapkan kuda-kuda mereka masing-masing. Shodaime Jii-chan, Nidaime Jii-chan, tapi siapa seorang lagi?

Okaeri - Sasunaru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang