[18] 6-Again

989 193 38
                                    

HILANG!!!

Dua bocah itu menghilang dan belum ditemukan sampai saat ini. Selaku yang bertanggung jawab atas kehilangan dua bocah itu, Sowon dibuat pusing dan kebingungan. Dia menyesal karena memilih pingsan.

"Sowon eonie, minum ini dulu," ujar Yerin.

"Terima kasih," ungkap Sowon, dia langsung meneguk segelas air itu langsung.

Yerin menelan ludahnya dengan susah payah, terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Sowon. Menerima gelas kosong itu, Yerin melihat ada kecemasan berlebih pada diri Sowon saat ini.

"Bagaimana ini?!"

Sowon menangis, dia tidak tahu harus berbuat apa karena untuk melaporkan pun dia merasa ragu. Hal yang membuat Sowon ragu adalah, perihal identitas dua bocah tersebut. Meski ia bisa bekerja sama dengan polisi, tetap saja ia tidak mau rumit nantinya.

"Kami pulang~"

Yerin menghembuskan napas lega. "Syukurlah kalian berdua sudah pulang."

"Sowon eonie, kenapa kau menangis?" tanya Eunha cemas.

"Kenapa? Kenapa? Apa yang terjadi?" Yuju pun menimpali.

Sowon mengangkat kedua bahunya, dia menyeka air matanya yang jatuh begitu saja. Biar bagaimana pun, Sowon sudah menganggap dua bocah itu sebagai anaknya sendiri. Ya, imbalan dari sifat mereka yang menganggap Sowon sebagai ibu tunggal mereka.

"Sinb dan Umji hilang," jawab Yerin mewakili.

"APA?!!" Eunha dan Yuju terkejut bukan main.

"Eonie, mari laporkan ini ke polisi!" kata Yuju terburu-buru.

"Tapi mereka itukan bukan anak-anak yang sebenarnya, bagaimana polisi bisa mempercayainya, sementara identitas mereka jauh dari kenyataan!" perjelas Sowon.

Eunha mengusap wajahnya. "Kenapa mereka bisa hilang? Apa yang terjadi?"

"Aku pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Umji, lengannya keseleo dan kemudian mereka membuat kekacauan di sana," perjelas Sowon.

"Lalu?"

"Lalu aku hilang kesadaran dan mereka pun hilang. Ya, hilang!" Sowon menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Bagaimana jika pihak agensi menemukan mereka?" tanya Yuju.

Dan seketika mereka menemukan penyemangat untuk bangkit dari kehilangan ini.

"Cari mereka sebelum pihak agensi menemukan mereka!" Sowon yang berbicara.

"Ayo!!!"

.
.
.

"Sinb, aku lapal."

"Lapal? Apa itu lapal?"

Umji mencebikan bibirnya. "Ini, pelut Umji kosong."

"Pelut? Apa itu pelut?"

"Yak!! Umji ingin makan~"

"Owh, kau lapar ... "

Umji mengangguk semangat, dia tersenyum senang karena Sinb akhirnya mau mengerti. Mentang-mentang sudah bisa menyebut huruf R, sampai ucapan Umji pun tidak dimengerti olehnya.

"Makan di sana, bagaimana?" Umji menunjuk sebuah toko roti.

"Ah, sepertinya di sana terlihat nyaman. Ayo ke sana!" ajak Sinb.

"Tapi bagaimana cala kita menyeblang, ya?" Umji kecewa, karena toko tersebut berada di seberang jalan.

Sinb memicingkan matanya, dia melihat orang-orang melintasi jalanan dan semua kendaraan berhenti di sana.

6 Again || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang