Bagian 5

434 57 0
                                    

Panji Kunal masuk ke rumahnya diikuti dengan Panji Kenengkung yang terus membombardir kakaknya dengan pertanyaan tentang Angga.

"Kakang Kunal, benar kakang yang membawa ģadis itu ke sini?" Tanya Panji Kenengkung penuh selidik.

"Tentu saja tidak, dia sendiri yang mengikutiku ke mari. Aku menemukannya pingsan hanyut di sungai. Aku hanya menolongnya membawa ke tepi sungai sampai siuman. Memang dasar gadis aneh bukannya berterima kasih malah menyerangku dengan ranting, dikiranya aku telah menculiknya."

"Kakang juga dipukulinya? " sambil menahan tawa di tatapnya kakak yang satu ini. Tumben kakaknya tidak melawan dipukuli orang. Diantara semua saudaranya Panji Kunal termasuk yang paling jago dalam hal olah kanuragan. Guru pun tahu itu. Makanya guru sering memberikan latihan latihan khusus karena melihat bakat yang dimiliki Panji Kunal.

"Kau pikir aku harus melawan perempuan lemah yang sedang hilang ingatan itu? Lebih baik aku harus menghajar sepuluh orang perampok daripada berkelahi dengan perempuan lemah. Kau sendiri kenapa diam saja ketika dia memukulimu? Biasanya kau orang yang paling tidak rela jika tubuhmu dilukai orang. "

"Kakang pikir aku harus menghajar perempuan yang mandi bersamaku? Baru kali ini aku ditemani mandi seorang gadis cantik. Walau aku hanya memperhatikan dari pojok kolam sambil berendam saja. Ternyata gadis itu pandai berenang kakang. Dia mampu berenang sampai tiga kali bolak balik kolam."

Panji Kenengkung kembali teringat dengan peristiwa tadi. Bukan salah dirinya kalau dia melihat seorang gadis mandi. Bukankah ia sendiri yang datang lebih dahulu. Ketika sedang berendam di pojok kolam, tiba tiba ada yang memceburkan diri ke kolam. Berenang renang dengan lincahnya seperti itik yang kegirangan menemukan air di kolam. Panji Kenengkung sendiri tidak bisa berenang. Dia hanya pandai berendam saja di pojokan . Awalnya Panji Kenengkung terkejut. Berani beraninya seorang gadis mandi di kolam orang lain. Apa dia tidak takut jika terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya, bertemu laki laki jahat misalnya. Tapi bukankah dia juga laki laki yang bertemu dengan gadis itu . Bahkan bisa dibilang dia mengintip gadis mandi. Tapi aku kan bukan laki laki jahat batin Panji Kenegkung membela diri. Tiba tiba tubuh Panji Kenengkung menegang. Dia teringat lagi bagaimana gadis itu berenang dengan gaya yang aneh kadang seperti kupu kupu kadang seperti katak, menghadap ke atas , ke bawah.

"Kau pasti sedang membayangkan yang tidak tidak Kanengkung. Dasar adik kurang ajar. Cepat sana ambilkan param di kamar bopo. Sekalian kau pijit aku. Seluruh badanku rasanya pegal pegal." Perintah Panji Kunal membuyarkan lamunan Panji Kanengkung.

"Kakang pikir hanya kakang saja yang tubuhnya pegal. Tubuhku pun pegal kakang. Kakang lihat tadii gadis itu memukuliku tanpa ampun."
Walau bersungut sungut Panji Kanengkung bangkit juga melakukan perintah kakaknya.


Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang