Bagian 57

193 26 10
                                    

Angga menatap gada di tangannya.  Benarkah senjata ini punya kekuatan? Rasanya Angga seperti memegang gada yang biasa untuk dia gunakan sebagai properti senam ritmiknya. Gada ini sangat enteng walau bentuknya lebih besar dari yang biasa Angga gunakan. Kata Akuwu senjata ini punya kekuatan. Dimanakah kekuatannya itu?

Gada itu dilemparkan ke tangan kanan dan kiri Angga secara bergantian. Angga masih belum merasakan ada kekuatan dalam gada. Dicoba lagi dengan memutar mutarkan gada dengan satu tangannya. Masih tetap ringan. Tak ada kekuatan aneh yang di rasakan Angga. Tapi mengapa Akuwu mengatakan kalau gada itu mempunyai kekuatan yang berbahaya?

" Cukup nduk. Kau jangan mempermainkan gadaku seperti itu. Kau bisa celaka kalau kau tidak mendengarkanku. Kembalikan gada itu kepadaku. "

" Gadamu sangat ringan tuanku. Walau bentuknya lebih besar dari yang biasa aku mainkan, tapi aku tidak kesulitan dengan gadamu ini. Lihat tuanku,  aku bisa dengan mudah bermain dengan gadamu."

Angga masih memutar mutar gada milik Akuwu. Angga sangat senang dirinya bisa menikmati lagi hobinya yang lama tidak dijalaninya itu. Dirinya terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk sekedar melakukan hobinya .

Akuwu dan anaknya hanya bisa diam karena tak menduga gada sakti itu berubah menjadi seperti mainan di tangan Angga.

" Kenapa diam tuanku? Kau terkejut karena aku bisa memainkan gadamu ? Tak perlu cemas seperti itu tuanku . Aku biasa bermain main dengan gada. Ini belum seberapa . Apa tuanku ingin melihat keahlianku yang lain dalam bermain gada? "

Tanpa menunggu jawaban Akuwu, Angga langsung memainkan gada seperti yang pernah dipelajarinya dulu saat Angga melakukan senam ritmik. Gada itu diputar putar bergantian dengan kedua tangannya. Tapi Angga tidak bisa bermain secara total , ya karena memang kain yang dipakai Angga sangat rapat sehingga Angga tidak leluasa menggerakkan badannya. Hanya gerakan memutar ke segala arah dan langkah maju mundur saja variasinya. Tapi Angga lumayan bisa menyesuaikan itu sehingga gerakannya tidak kehilangan soulnya dan tetap manis dan harmonis.

Setelah puas bermain senam ritmik dengan properti gada, Angga mengakhirinya dengan getakan penutup yaitu gerakan memutar besar  kemudian mendekap gada itu ke dadanya.

Dengan bangga Angga langsung menghadap ke arah Akuwu. Dia sudah berhasil memamerkan permainannya kepada Akuwu. Tentu Akuwu akan menilai Angga hebat. Akuwu kan orangnya tidak pelit pujian. Dia pasti akan memuji Angga. Angga yakin sekali itu.

" Bagaimana tuanku, aku hebatkan?"

" --- "
Akuwu masih terdiam. Dia tidak bisa berkata apa apa lagi . Akuwu seperti tersihir menyaksikan gerakan gadis itu yang baru pertama kali dilihatnya. Gerakan itu seperti sebuah tarian tapi juga seperti olah kanuragan yang halus . Jika benar itu adalah sebuah jurus dalam olah kanuragan maka penilaian Akuwu tentang gadis itu yang lemah adalah sangat keliru. Keahliannya dalam bermain gada lebih mahir dibandingkan dengan Akuwu. Dengan kata lain jika dirinya berduel dengan gadis itu ada kemungkinan gadis itu akan bisa mengimbanginya. Ini sungguh di luar dugaan Akuwu.

" Tuanku, kenapa diam?"

Angga menggerak gerakkan tangannya di depan wajah Akuwu, membuat Akuwu tersadar dari lamunannya.

" A-apa katamu nduk?"
Akuwu gelagapan ditanyai Angga.

" Hah kenapa tuanku malah diam saja. Aku bertanya bagaimana pendapat tuanku tentang permainanku tadi. Apakah aku hebat?"

" Oh itu. Hebat, sangat hebat. Aku belum pernah melihat seorang perempuan bermain dengan gada seperti itu. Apalagi dengan gadaku . Gerakanmu sangat indah. Di mana kau belajar gerakan gerakan seperti itu? "

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang