Bagian 50

160 26 2
                                    

" Apa maksud kata katamu Angga?"

Akhirnya Panji Kunal bertanya karena ingin mengetahui secara rinci apa sebenarnya yang akan terjadi.

Angga masih pasang muka serius , padahal dalam hati dia sangat senang melihat Panji Kunal sudah mulai masuk dalam perangkap. Yang perlu dilakukan Angga hanyalah meyakinkan Panji Kunal dengan sandiwaranya. Dan rupanya sandiwara Angga berhasil karena Panji Kunal begitu seriusnya menanggapi ucapan Angga. Padahal sungguh tak ada maksud Angga untuk menjadikan Ratih kambing hitamnya. Apalagi menyumpahinya agar terkena musibah. Sangat sangat tidak ingin begitu.

Dan ketika melihat wajah Panji Kunal yang tegang, hampir Angga tak bisa menahan tawanya. Tapi Angga harus bisa menahan diri. Jangan sampai gara gara kesalahan kecil saja rencana Angga jadi berantakan.

" Maksudku , hari ini sesuatu yang buruk akan menimpa Ratih. Kita harus ke tempat Ratih agar dia terhindar dari hal buruk itu. "

Tentu saja hal buruk akan menimpa Ratih , karena Ratih akan kecewa, bahkan bisa menjadi jengkel atau marah karena merasa Angga telah mengingkari janjinya. Bukankah kemarahan adalah hal yang buruk. Di sini Angga merasa dia tidak membohongi Panji. Dia benar .

" Hal buruk apa Angga? Kau jangan membuatku cemas begini. Tolong katakan secara rinci apa yang akan menimpa Ratih."

" Aku tidak bisa mengatakan secara gamblang di sini. Yang penting sekarang kita harus menemui Ratih agar dia tidak tertimpa musibah."

Ya musibah itu adalah musibah hubungan yang buruk antara Ratih dan Angga. Bukankah dua orang yang bertengkar adalah sebuah musibah bagi keduanya? Lagi lagi Angga merasa tidak bersalah karena Angga memang tidak membohongi Panji. Angga benar.

" Kenapa kau baru mengatakan sekarang Angga. Dan kenapa tidak kau katakan pada Kenengkung. Entah sekarang dia sedang ada di mana. Seandainya kau mengatakan itu padanya tentu dia akan segera pulang."

" Aku baru tahu tadi Panji Kunal. Lagipula Panji Kenengkung juga dari tadi tidak berada di rumah. Mana bisa aku memberitahu dia. "

" Baiklah , aku akan ke sana menemui Ratih. Mungkin aku bisa menyelamatkannya. Kau di rumah saja tidak usah ikut. Aku akan secepatnya pulang setelah semuanya aman."

Astaga, bukan seperti itu rencana Angga. Kenapa jadi harus Angga yang di rumah? Padahal masalah utamanya adalah kedatangan Angga. Kalau Angga datang semua beres. Panji Kunal hanya berperan menemani Angga saja.

" Tidak bisa Panji. Aku harus ikut. Aku yang akan menyelamatkan Ratih bukan kau."

" Kau yang akan menyelamatkan Ratih? Yang benar saja Angga. Bagaimana kau akan menyelamatkannya? Tidak. Kau tidak boleh ikut. Kau harus tetap di rumah saja. Kunci semua pintu dan jangan membukakan pintu untuk siapapun sampai aku kembali. "

" Tidak Panji, aku harus ikut. Kau harus percaya kalau aku yang akan menyelamatkannya."

Panji Kunal bimbang. Sungguh Panji Kunal tak ingin melibatkan Angga dalam masalah apapun. Panji Kunal begitu takut kehilangan Angga. Dulu  saat Angga pingsan gara gara tikus saja, perasaan Panji sudah hampir ikut ikutan pingsan. Pun demikian ketika Mala menceritakan kalau Angga tidak bisa pulang karena pingsan saat ada pertempuran dengan prajurit Tumapel. Rasanya separuh nyawa Panji Kunal ikut terbang ingin menemui Angga. Untung saudara saudaranya berhasil membujuk Panji Kunal agar percaya dengan kakaknya. Walau dalam hati tetap saja Panji Kunal gelisah bukan main.

" Tapi Angga , aku tak mau terjadi sesuatu yang buruk denganmu. Aku tak mau lagi kehilanganmu. Kau tidak boleh terluka. Biar aku saja yang terluka asal kau aman . "

" Percayalah padaku Panji Kunal. Tidak akan terjadi hal yang buruk denganku, kan ada kau yang akan melindungiku. "

" Tapi Angga, aku...."

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang