Bagian 31

183 33 0
                                    

Angga membuka matanya. Hari masih sangat pagi. Sepercik semburat merah terlihat di timur. Angga mengedarkan pandangannya. Tak dilihatnya Mala. Padahal semalam Angga tidur satu dipan dengan Mala. Aneh kemana Mala pergi. Apa dia sudah bangun dulu? 

Segera Angga merapikan tempat tidurnya yang berantakan sekali. Setelah selesai dia lalu keluar. Ketika pintu biliknya terbuka Angga disuguhi pemandangan yang mengejutkan. Angga langsung menjerit.

" AAAAAAA....."

Angga melihat Mala sedang tidur disebelah Panji Kunal. Kepalanya diletakkan di dada Panji Kunal dan tangannya memeluk badan Panji.

Mendengar jeritan Angga, sontak Mala dan Panji Kunal langsung membuka mata mereka. Melihat keadaan mereka berdua yang berpelukan seketika mereka langsung bangun. Terkejut bukan main dengan apa yang terjadi. Sungguh dalam hatipun mereka juga bingung kenapa mereka bisa seperti itu.

Panji Kunal merasa tak mengerti kenapa Mala bisa tidur memeluknya. Sungguh situasi yang tidak mengenakkan, apalagi hal itu terjadi di depan mata Angga. Bisa salah paham dia terhadap Panji.

" Tunggu Angga. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Mala kenapa kau bisa tidur denganku? Apa yang terjadi sebenarnya. Aku tidak berbuat yang macam macam kan?"

Panji Kunal sungguh cemas bagaimana kalau Angga menuduhnya yang tidak tidak, padahal Panji Kunal sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Panji sangat pulas tidurnya , bahkan kalau Angga tidak menjerit Panji masih belum bangun.

" Ma.. maaf Panji Kunal. Aku terpaksa pindah tidur denganmu.  Tadi malam aku tidak bisa tidur. Angga tidurnya berantakan sekali. Dia selalu menendangku dan mendorongku dalam keadaan tidur membuat aku selalu jatuh dari tempat tidur. Berulang kali kuperbaiki posisi Angga pun dia tidak bisa tenang. Selalu saja membuatku terjatuh. Makanya aku putuskan saja tidur di sini ."

Mala bercerita apa adanya. Sungguh tak pernah dalam hidupnya Mala akan kesusahan tidur bersama dengan teman wanitanya. Baru kali ini badan Mala sakit semua karena berkali kali dia harus jatuh dari tempat tidurnya. Untung disaat saat terakhir tidurnya dia merasa tidur nyaman di sisi Panji Kunal.

Mendengar penjelasan Mala ,Panji Kunal maklum. Panji sudah pernah melihat sendiri bagaimana berantakannya Angga tidur. Wajar jika Mala sangat terganggu dengan kebiasaan Angga tersebut.

Lain halnya dengan Angga. Dia melihat kasus ini bukan dari akibat kebiasaannya, tapi melihat dari sudut pandang perempuan.

" Kau bodoh sekali Mala. Bagaimana kau bisa memutuskan tidur dengan Panji Kunal. Bagaimanapun dia itu laki laki. Kalau terjadi sesuatu denganmu bagaimana ? Kau yang akan rugi sendiri."

Kali ini Angga benar benar tak mengerti jalan pikiran Mala. Berani sekali dia tidur dengan Panji Kunal.

" Aku tidak tahu aku harus tidur di mana. Badanku sangat sakit. Lagipula Panji Kunal dari kemarin tidurnya tidak berubah. Dia sangat lelap sekali. Jadi aku tidur saja di sampingnya. Aku tidak bisa berpikir panjang karena badanku sakit dan aku mengantuk sekali. Yang aku inginkan hanya tidur dengan tenang saja."

Mala memang senang akhirnya ia bisa tidur dengan lelap. Meskipun hanya sebentar saja.

" Bagaimanapun juga itu sangat berbahaya Mala. Untung Panji Kunal tertidur lelap. Bagaimana kalau dia bangun dan melihat ada perempuan tidur di sampingnya? Apa kau tidak bisa berfikir sejauh itu Mala?"

Untung Mala yang tidur di sampingku, tak rugi aku tidur lelap seperti tadi. Coba kalau kau yang tadi tidur di sampingku, aku bisa rugi ribuan kali jika tidur lelap. Panji Kunal membatin dalam hati.

" Ma.. maaf Angga . Aku hanya ingin tidur nyenyak saja. Kau tak perlu cemas. Panji Kunal tidak apa apa. Dia tidak berbuat hal hal yang aneh. Mungkin aku yang terlalu nyaman sehingga aku tidur sambil memeluk dia."

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang