Bagian 28

200 35 0
                                    

Suasana pagi hari ini diliputi kesibukan tak biasa di halaman rumah. Nampak Panji Kunal menyandang endong anak panah dan busur, sedang saudara saudaranya yang lain menyarungkan pedang di sisi lambung mereka. Panji Bawuk sudah tampak kelihatan setelah seharian kemarin tidak terlihat batang hidungnya. Yang nampak lain  dari biasanya adalah kehadiran seorang gadis diantara mereka. Gadis cantik berkulit coklat terang dengan rambut panjang digelung separuh. Sepertinya Gadis itu datang bersama dengan Panji Bawuk.

" Pagi sudah semakin naik. Kita harus segera berangkat. Kenapa Angga belum terlihat juga. Mala, coba kau lihat dia di kamarnya, apakah sudah bangun atau belum. "
Ternyata gadis itu bernama Mala.

" Baik , kakang Bawuk.  Aku akan ke kamarnya."
Dengan cepat dia bergegas menuju ke kamar Angga.

" Aku akan mengantarkanmu."
Panji Kenengkung bergegas menyusul Mala.

" Tidak. Kau tetap di sini . Biar aku saja yang pergi ke sana. "
Panji Kunal cepat meraih tangan Panji Kenengkung untuk menghentikan langkahnya mengikuti Mala.

Tanpa menunggu tanggapan dari Kenengkung, segera Panji Kunal menyusul Mala yang sudah sampai di depan pintu rumah.

Sesampainya di depan pintu rumah , perlahan Panji Kunal membuka pintu. Pintu terbuka menandakan pintu tidak diselarak dari dalam. Ini aneh, pikir Panji Kunal. Apa Angga lupa menyelarak pintu ? Ceroboh sekali dia. Apa pintu kamarnya juga tidak diselarak ?

Dengan penasaran Panji Kunal membuka pintu bilik Angga. Sekali dorong pintu sudah terbuka. Benar dugaan Panji Kunal , Angga tidak menyelarak pintu biliknya. Ini sudah bukan ceroboh lagi namanya, sudah bisa dikatakan tindakan mengantar nyawa sendiri bagi seorang gadis.

Perlahan di buka pintu bilik lebih lebar agar Panji Kunal dan Mala bisa masuk ke dalam. Tapi apa yang dilihat oleh mereka adalah suatu penampakan yang membuat mata siapa saja serasa mau keluar dari tempatnya.

Sungguh suatu penampakan yang membuat kepala jadi pusing. Kamar Angga sangat sangat berantakan sekali. Dimana mana kain berserakan. Bukan hanya di dipan saja, bahkan lantainya juga berserakan kain kain. Apa seperti ini cara seorang gadis tidur? Pikir Panji Kunal. Sangat berbeda sekali dengan diri Panji Kunal ketika sedang tidur. Badan Angga melintang tidak karuan di atas dipan. Kakinya tidak tertata lurus , tapi tertekuk dengan arah tak beraturan. Tangannya di rentangkan sembarangan di atas kepala . Sangat tidak nyaman bagi Panji Kunal jika harus tidur seperti itu. Anak kecil saja tidak seperti itu jika tidur. Masa tidur saja Angga kalah dengan tidurnya anak kecil.

Yang lebih membuat Panji Kunal pusing adalah pakaian yang dikenakan Angga. Dia hanya memakai celana yang sangat pendek. Laki laki saja tidak pernah memakai celana sependek itu. Celana itu panjangnya  hanya sedikit di bawah pantatnya , sehingga hampir seluruh kaki Angga terlihat tanpa penutup seperti biasanya. Dadanya juga hanya dibebat menggunakan kain pendek, sehingga menampakkan punggungnya yang lebih terbuka. Untung dia tidur sambil tengkurap. Coba bila dia terlentang. Setan mana yang tak tergoda melihat penampakan seperti itu. Untung di sebelah Panji Kunal ada Mala.

" Mala, apakah perempuan seperti itu kalau tidur?"
Panji Kunal bertanya pada Mala. Penasaran sekali dia . Mala juga seorang perempuan, jadi dia pasti tahu kebiasaan perempuan.

" Tidak, aku tidak seperti itu. "
Mala juga terkejut, karena baru pertama kali ini dia melihat seorang gadis tidur yang sangat berantakan. Ia sendiri punya banyak teman gadis. Tapi setahu Mala , teman temannya tidak ada yang mempunyai kebiasaan seperti itu.

" Panji Kunal, Apakah dia tidak apa apa? Jangan jangan ada orang jahat yang berbuat tidak baik kepadanya. Lihat pakaiannya. Dia hampir setengah telanjang. Tadi pintu biliknya juga tidak diselarak."

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang