Bagian 62

123 21 6
                                    

" Tirta. Aku akan melakukan sedikit tindakan pada Borang. Kau jangan salah paham atas apa yang akan aku lakukan nanti. Aku melakukan ini adalah untuk memberi pertolongan pertama pada Borang. Kau paham kata kataku Tirta?"

" Maaf Angga , aku tidak tahu apa maksudmu."

" Maksudku itu Tirta, saat aku sedang mengobati Borang, kau jangan berpikiran yang macam macam. Aku hanya berusaha melakukan pertolongan pertama agar kondisinya membaik. Cukup berpikir kalau aku sedang berusaha mengobatinya. Itu saja. Jangan berpikir yang lain. "

" Memangnya kau akan melakukan apa?"

" Tirta, Borang terkena hipothermia. Suhu tubuhnya menurun drastis. Dia seperti itu karena kedinginan dalam waktu yang lama tanpa mengenakan pakaian yang tepat. Aku akan mencoba menghangatkan tubuhnya agar suhu tubuhnya normal. Aku sudah menyelimutinya dengan kainku, tapi kainku saja masih belum cukup. Suhu tubuhnya masih sangat dingin, aku takut jika dia tidak segera ditangani , organ vitalnya seperti jantung dan pernafasannya akan terganggu. Karena itulah aku akan melakukan tindakan darurat. Aku akan memberikan panas tubuhku kepadanya. Semoga saja tindakanku bisa menolongnya.  "

Tirta nampak kebingungan. Dia baru tahu kalau perbuatannya secara tidak sengaja  telah membahayakan sahabatnya itu. Tapi Tirta merasa penyakit sahabatnya itu aneh. Baru kali ini dia menyadari ada penyakit yang namanya aneh seperti itu. Bahkan gurunya pun rasanya belum pernah menyebut nama penyakit itu.  Apa gadis itu tidak sedang membohonginya. Dia kan sangat bodoh. Masa dia tahu nama penyakit aneh seperti itu, sedangkan gurunya tidak tahu?  bahkan mau mengobatinya lagi. Apa tidak salah pendengaran Tirta kali ini.

" Sungguh Angga , aku tidak menyangka jika tindakan bodohku bisa membahayakan temanku. Apakah kau yakin dengan tindakanmu?"

" Semoga saja Tirta. Sekarang kau buatlah air hangat untuk Borang dan minumkan jika dia sudah sadar nanti."

Tanpa menunggu jawaban Tirta, Angga langsung melucuti pakaian luarnya sehingga menyisakan pakaian tidurnya saja. Untung tadi di rumah Panji Angga sempat mengenakan baju tidurnya sehingga Angga tidak harus full naked di hadapan para lelaki itu.

Lalu dengan cepat Angga masuk ke dalam selimut kain yang menutupi tubuh Borang. Angga memeluk tubuh Borang dari atas.  Angga meringis ngilu, ketika merasakan kulit Borang yang sangat dingin menyentuh kulitnya. Merasakan suhu dingin tubuh  Borang saja , Angga sudah ikut ngilu. Apalagi jika Angga sendiri yang mengalami hipothermia itu, pasti akan sangat menyakitkan. Kasihan sekali Borang ini. Sudah badannya sakit ditambah kena hipothermia lagi.

Angga merasakan Borang kembali menggigil. Sangat pantas memang jika Borang menggigil. Suhu tubuhnya saja masih belum stabil seperti ini. Masih sangat dingin menurut Angga.

Merasakan Borang yang menggigil, Angga terus mempererat pelukannya. Sesekali tangan dan kaki Angga mengusap usap kaki dan tangan Borang, agar suhu panas lebih cepat tercipta. Bukan hanya kaki dan tangan Angga, tubuh Angga pun ikut bergerak gerak agar tubuh Borang juga cepat hangat. Karena kalau Angga diam saja , sungguh Angga tidak kuat. Suhu badan Borang terlalu dingin membuat tubuh Angga ikut ikutan ngilu. Bayangkan kalau kau sedang memegang sesuatu yang dingin, seperti es misalnya. Maka lama kelamaan tanganmu akan merasakan sakit jika kau masih saja diam nekad memegang es itu. Maka seperti itulah yang dirasakan Angga. Angga tidak bisa diam saja ketika tubuh Borang yang dingin membuat Angga ngilu. Angga harus terus bergerak. Agar tubuh Angga dan juga tubuh Borang tidak sakit.

Setelah beberapa lama Angga melakukan itu, Angga merasa bersyukur. Badan Borang sudah tidak menggigil lagi. Suhu tubuhnya juga tidak sedingin tadi. Angga merasa ada peningkatan pada suhu tubuh Borang. Rasanya senang sekali Angga bisa membantu borang keluar dari keadaan daruratnya. Maka dengan penuh harap akan kesembuhan Borang, kembali Angga memeluk tubuh Borang. Angga tidak ingin usahanya sia sia . Semua usahanya harus dilanjutkan agar Borang cepat sadar.

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang