Bagian 15

334 52 0
                                    

" Apakah kau sedang sakit? "
Suara Prana membuat lamunan Angga buyar.

"Oh..eh.. iya.. aku memang sakit. "
Angga baru sadar kalau disampingnya masih ada orang.

" Tadi aku berniat menyusul Ratih. Bopo menyuruh kami menengok Panji karena sudah lama ia tidak ke rumah kami. Biasanya dia pulang hanya sehari saja. Lalu kembali ke rumah kami. Bopo khawatir kalau dia sakit. Makanya menyuruh kami ke sini. Ternyata dia baik baik saja. Sepertinya tadi Ratih terlalu memaksa Panji. Apa ada sesuatu yang terjadi? Kelihatannya Ratih tidak senang. Tapi sudahlah. Tidak apa apa. Kalau kau sakit istirahatlah dulu di kamarmu. "

Mendengar kata kata kamar, Angga jadi ingat dengan tikus mengerikan di kamarnya. Baiknya Angga minta tolong saja pada Prana untuk mengusir makhluk itu. Daripada Angga harus menunggu Panji Kunal pulang. Bisa bisa ia tidur di luar rumah gara gara tikus masih menguasai kamarnya.

Angga mencekal erat tangan Prana teringat kejadian tikus hampir melabrak tubuhnya.
"Prana. Tolonglah aku kali ini. Di kamarku ada tikus yang mengerikan. Tolonglah kau usir makhluk itu. Tadi aku minta tolong pada Panji Kenengkung tapi dia keburu dijemput oleh Ratih. Aku sangat takut dengan tikus. Tadi tikus itu hampir menyerangku. Pakailah pemukul ini. Jangan sampai kau digigitnya. Kalau tikus itu menyerangmu, bunuh saja."

Ooopss.. Prana terkejut tangannya serasa kram dicekal Angga. Sepertinya gadis ini sangat ketakutan tapi kenapa jantung Prana jadi ikutan berdetak kencang. Apa Prana jadi ketakutan juga? Tapi apa yang ditakuti Prana? Prana tidak takut tikus. Bahkan ia dan Kenengkung biasa berburu tikus jika hama tikus sedang menyerang sawahnya. Jika bukan karena tikus lalu takut karena apa?

"Kau lepaslah dulu tanganmu, kalau begini aku tidak bisa bergerak."

"Oh maaf, aku tidak sengaja. Tapi cepatlah kau usir tikus itu."
Buru buru Angga melepas cekalannya.

Mereka memasuki bilik Angga. Tapi setelah hampir semua ruangan disusuri, tikus itu tidak kelihatan juga.

"Tidak ada tikus disini, mungkin tikusnya sudah pergi. Tak perlulah kau takut dengan tikus. Mereka hanya makhluk kecil yang akan lari jika melihat manusia."
Kata Prana sambil meneliti celah celah yang mungkin bisa dijadikan persembunyian tikus.

"Sungguh tadi ada tikus di atas pintu kamar ini. Dia tidak lari melihatku, bahkan aku hampir diterkamnya ketika akan kupukul tikus itu. Cobalah cari di tempat lain . Mungkin tikus itu sudah berpindah tempat."
Angga mengajak Prana ke dapur untuk memburu tikus di sana. Biasanya tikus akan senang jika didapur. Apa karena di dapur banyak makanan sehingga dapur jadi tempat favorit tikus? Mungkin juga seperti itu, Angga tidak mau tahu apapun tentang favorit si tikus. Anģga akan rela serela-relanya jika hidupnya tidak bertemu dengan tikus.

Prana mulai menyisir setiap celah yang mungkin jadi tempat persembunyian tikus.
Hampir semua sisi dapur sudah Prana susuri. Ketika sampai di tempat tumpukan kayu bakar, Prana menemukan sarang tikus. Hanya ada bayi bayi tikus yang masih merah menggeliat di sarang itu.

"Ternyata tikusnya sudah beranak. Lihatlah bayi bayi tikus ini. Lucu sekali bukan?"
Prana mulai mengambil satu satu anak tikus ke wadah untuk di kumpulkan.

" Apanya yang lucu. Kau sudah tertipu mereka barangkali. Lekaslah buang mereka jauh jauh . Jangan sampai dapur ini jadi sarang tikus."

Setelah membuang anak tikus, Prana masuk kembali ke dapur. Tapi baru sampai pintu dapur, Prana melihat Angga diam mematung. Tubuhnya bergetar ketakutan dan wajahnya menjadi pucat pasi. Matanya memandang ke atas tumpukan kayu bakar.
Sontak Prana mengikuti arah pandang Angga. Prana melihat seekor tikus sedang bersiap siap menerkam gadis itu. Mulutnya berdesis desis menyeringai memamerkan gigi giginya yang tajam. Mata si tikus tajam menatap Angga. Ekornya terus saja bergerak gerak dan kakinya menekuk siap menerkam mangsanya. Prana kaget melihat penampakan si tikus. Baru kali ini Prana melihat tikus bisa marah seperti itu. Biasanya manusia yang akan marah melihat tikus. Tapi ini malah kebalikannya, tikus yang marah melihat manusia. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan gadis itu? Bisa bisanya ia menyebabkan seekor tikus menjadi marah?

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang