6. She Lost Again

47 4 1
                                    

"Hey, you okay?" Janesh bertanya seraya menggoyangkan tangan Naya pelan, gadis itu masih terdiam.

Naya akhirnya tersadar, dia mengalihkan perhatiannya kembali ke Janesh kemudian mengangguk. Suasana masih diliputi keheningan yang tidak menyenangkan sampai suara Dery yang baru datang menginterupsi.

"Nay, sorry ya gue lama," kata Dery.

Naya hanya mengangguk. Setelahnya gadis itu cuma diam ketika Dery menarik kursi di sebelah kanannya, sehingga dia berada di tengah-tengah Naya dan Janesh. Karena baik Naya maupun Janesh tidak terlihat akan bersuara, Dery inisiatif untuk menyapa Janesh lebih dulu.

"Adiknya Naya ya? Gue Dery," kata Dery mengajak Janesh berkenalan.

"Eh iya, gue Janesh," balas Janesh.

Janesh kembali memerhatikan Naya yang kini menyibukkan diri dengan membolak-balik buku menu yang baru diberikan oleh waitress. Dery yang bingung kenapa dua orang ini terlihat tidak nyaman hanya diam memerhatikan keduanya.

Setelah memesan, suasana kembali hening. Dery semakin bingung. Duh ini pada kenapa sih diem-dieman? Lagi berantem apa? Gue kan jadi ikut keki, gumamnya dalam hati. Dery ingin mengajak bicara Naya tapi dari rautnya dia jelas tahu gadis itu sedang tidak dalam kondisi baik untuk diajak bicara. Mau sok akrab dengan Janesh pun, Janesh terlihat sama tidak fokusnya selain hanya memerhatikan Naya. Terus gue harus gimana dong ini? Batin Dery.

Ketiganya hanya diam. Suasana sangat canggung sampai waitress datang lagi untuk menyajikan makanan. Dery nggak pernah berada dalam situasi seperti ini, biasanya dia akan mudah saja mencairkan suasana, namun kali ini entah mengapa Dery sendiri ikut hanyut dalam kecanggungan yang ada.

Naya mulai menyendokkan makanan yang ia pesan ke mulut, namun ketika sendok pertama masuk ke mulutnya, dia merasa sangat mual dan ingin muntah. Naya pun segera berlari menuju toilet, meninggalkan dua orang laki-laki yang panik melihat gadis itu.

Dery dan Janesh mengikuti Naya hingga ke toilet. Mereka menunggu dengan cemas dari luar pintu. Di dalam, Naya memuntahkan makanan yang baru masuk ke mulutnya. Dia memerhatikan dirinya di kaca wastafel, terlihat buruk.

"Nay, I'm asking you again are you okay?" suara Janesh di luar terdengar.

"I'm fine. You can go back to the table," jawab Naya.

"Serius Nay." Janesh masih belum percaya.

Setelahnya, Naya membuka pintu toilet dan memunculkan wajahnya yang sebisa mungkin ia kontrol agar terlihat baik-baik saja. "Gue gak apa-apa, udah sana lo balik ke meja. Lo juga Der," kata Naya.

Meskipun berat, kedua laki-laki itu pun pasrah, mereka menurut dan kembali ke meja. Setelah Dery dan Janesh pergi, Naya masuk lagi ke dalam toilet. Dia merapikan dirinya dan memoleskan lipstick kembali ke bibir agar penampilannya tidak terlalu buruk. Naya diam beberapa saat sebelum memantapkan diri untuk kembali setelah merasa sudah lebih baik.

Saat membuka pintu toilet, skenario paling buruk yang tidak terpikirkan sama sekali oleh Naya terjadi. Seorang laki-laki yang memicu Naya menjadi seperti ini berada tepat di depannya. Naya diam membatu. Laki-laki itu memerhatikan Naya sebelum mulai bicara.

"Naya? How are you?" tanyanya.

Naya diam. This guy in front of me had the audacity to ask how I was doing after what he had done? Naya membatin.

King of HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang