Habis nongkrong di salah satu cafe daerah Blok M, Retha mengajak yang lainnya makan sate taichan sambas untuk santapan malam mereka. Kalau boleh jujur Naya sebenarnya agak malas, sebab tempat itu bikin dia teringat dengan Dery. Ngomong-ngomong soal Dery, sekarang Naya gak tahu kabar laki-laki itu gimana, soalnya sejak pulang dari camping waktu itu mereka juga gak bertukar pesan sama sekali. Naya bingung kalau dia yang harus mulai, sementara Dery juga gak hubungin dia duluan. Lagian kan, Naya juga bilang dia butuh waktu, jadi mungkin memang sebaiknya mereka gak usah berhubungan sama sekali dulu.
"Earth to, Naya!" Tegur Retha sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Naya.
"Bengong aja! Mikirin apa, sih?" Retha bertanya.
"Tau, tumben-tumbenan gak semangat makan taichan sambas, ini kan kesukaan lo," kata Abby.
"Enggak, gak mikirin apa-apa," jawab Naya.
Kedua temannya malah memicingkan mata mereka pada Naya, menatap gadis itu penuh kecurigaan dan menuntut penjelasan. Bikin Naya jadi rikuh karena ditatap seperti tersangka.
"Sumpah jangan ngeliatin gue kayak gitu dong, serem tau nggak?" protes Naya.
"Lo soalnya suka mendem-mendem kalau lagi ada masalah, kalau gak kita giniin gak bakal mau tuh ngomong," kata Retha. Abby mengangguk-angguk setuju.
"Gue nggak apa-apa, cuma.. keinget Dery. Soalnya gue sering ke sini sama dia," cicit Naya.
Retha dan Abby saling lirik, bibir mereka berkedut menahan senyum.
"Nay, lo tinggal ngomong ke orangnya, Dery gue kangen, gue jamin itu anak langsung ngacir ke sini mau dia lagi di mana juga," kata Retha.
Naya bergidik, bukan dia banget kayak gitu. Enggak-enggak.
"Btw Nay, waktu malem pas kita camping tuh sebenernya gue ngeliat lo berduaan sama Dery. Kan gue kebangun, terus lo nggak ada, gue panik, bangunin Retha tapi anaknya tidur pules banget. Terus gue kayak samar-samar denger suara orang ngobrol gitu dari luar, takut sih, cuma akhirnya gue intip, taunya lo sama Dery. Ya udah gak jadi paniknya. Terus Nay gue bukannya mau nguping, tapi gue denger dikit-dikit kalian ngomong apa, hehe." Abby cerita dan gigling di akhir.
Retha menutup mulutnya, kaget dibuat-buat. Niatnya sih cuma mau menggoda Naya. "Ada apa nih?? By, kenapa by?" kata Retha sambil mengguncang-guncang bahu Abby.
Abby mengedikkan bahu. "Tanya Naya lah."
"Lo denger yang mana By??" Naya panik.
"Yang mana ya?" Abby malah balik bertanya. Rese banget.
Melihat temannya kayak gitu, Retha kepo banget dong. "Please please kasih tau gue juga, gue juga mau tauu."
Naya menghembuskan napas, sudah tidak mungkin bisa menyembunyikan ini dari temannya lagi. "Gue gak tau Abby denger yang ini atau bukan tapi dari gelagatnya sih kayaknya iya. So.. He confessed."
Mata Retha melebar. "Finally?? So you are dating now?"
"Enggak.."
"Lah kok enggak? By, gimana deh?" Retha bingung, dia melirik Abby.
Abby juga ikut bingung. "Gak tau Tha, gue gak dengerin semuanya juga, tidur lagi gue abis itu."
"Gimana sih Nay? Lo tolak?" Retha bertanya lagi.
"Belum gue jawab.."
Retha mengerutkan kening. "Kenapa? Kata gue lo juga suka sama dia. Iya kan? Atau.. ini ada kaitannya sama trauma lo ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Hearts
Fiksi UmumBagi Renjani Nayanika, perasaan, keresahan dan ketakutannya tidak seberapa penting untuk orang lain. Apapun itu, cukup hanya ia saja yang tahu. Sebab dia paham, pada akhirnya, yang tinggal hanya dirinya sendiri. Dia paham, orang lain bisa pergi--den...