23. Everyone is Bleeding

23 1 2
                                    

Lagu Peaches milik Justin Bieber, Daniel Caesar dan Giveon mengalun sepenjuru studio ketika Dery memasuki ruangan. Dia langsung bisa melihat fotografer yang sedang mengatur set dibantu dengan dua orang—mungkin assistant fotografer. Di sisi lain ruangan ada tim wardrobe sedang memeriksa baju-baju koleksi yang dibawanya untuk keperluan photoshoot hari ini. Semua orang kelihatan sibuk.

Selena yang melihat Dery baru masuk langsung menghampiri adiknya, menarik lengan Dery agar mengikutinya dan mendudukkan laki-laki itu di depan make up artist yang sudah siap dengan peralatan tempurnya. Selena sama sekali nggak memberi waktu untuk Dery bernapas sejenak, benar-benar bossy.

"Langsung aja, babe." Selena terdengar memberi instruksi pada make up artist.

"Kak, gue baru dateng anjir," protes Dery.

"Siapa suruh lo datengnya lama??" tanya Selena ketus.

"Gue kan belum telat??"

"Says someone yang datengnya lima menit sebelum appointment."

"Lah bener dong belum telat? Orang belum jam dua."

"Udah ah gak usah bawel."

Dery mendengus. Dia memang tidak akan pernah menang jika berdebat dengan kakaknya. Woman always right is definitely her rule.

Ngomong-ngomong, sebelum ini sebetulnya Dery pernah juga terpaksa harus mau photoshoot bersama kakaknya. Terakhir kali waktu dia lulus SMA dulu. Kakaknya itu memang seperti terobsesi untuk memengaruhi Dery agar terjun ke dunia model. Dery tahu ini bidang kakaknya, dan kakaknya juga sangat mencintai pekerjaannya. Namun bagi Dery, he doesn't feel like he belongs here. If he had to choose a career in entertainment industry, it's no other than become a drummer. It's drummer or not at all.

Setelah make up artist selesai melakukan pekerjaannya, Selena menyuruh Dery untuk ganti baju dengan wardrobe yang ia berikan. Dery nggak terlalu paham konsep photoshoot kali ini apa. Tapi wardrobe yang dia pakai semuanya serba hitam, dengan tambahan asesoris rantai dan dia juga pakai sarung tangan hitam. Is the theme is sort of criminal like geng motor or what?

Berpose di depan kamera mungkin kedengarannya mudah—cuma perlu gaya, tapi nyatanya nggak gitu, apalagi untuk Dery yang bukan profesional. Untungnya, dengan sabar fotografer mengarahkan, Selena juga turun tangan langsung memberi arahan supaya Dery nggak kaku. Dan sekarang ia sudah ganti wardrobe lagi, masih serba hitam namun jauh lebih formal.

Saat sedang break, Dery mengambil ponsel yang sedari tadi belum ia cek sama sekali. Matanya melebar ketika mendapati ada beberapa missed call dari Naya. Dia panik ketika mencoba menghubungi Naya kembali tapi nomornya justru tidak aktif. Dery mencoba menelepon beberapa kali dan masih tetap sama. Pikiran negatif langsung memenuhi kepalanya, dia ingin pergi, tapi di tahan oleh Selena yang memang sedari tadi memerhatikan.

"Where are you going Mr. Anderpati?!" tanya Selena galak, tangannya ia gunakan untuk menahan Dery.

"I have to go, kak. Please." Wajah Dery memelas.

"Where?"

"I have to see Naya right now. I think, I think she needs me. I'm worried," kata Dery, ia berdiri dengan gusar.

"Breath, Dery! Nggak usah panik. Panik gak akan ngebantu. Now you tell me, what happened to Naya?"

"Kak she's not in a good state lately. She kinds of not stable. Dan dia gak akan telepon gue kalau gak penting, apalagi ini sampe beberapa kali missed callnya. Dan sekarang hp nya mati gak bisa dihubungin. How can I'm not be panic?!" Intonasi Dery mulai meninggi.

King of HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang