33. There's a Magic In Bali

16 2 0
                                    

"Aku udah landing. Loh, nggak bisa jemput? Terus aku sama siapa dong? Oh, ya udah oke." Naya menutup panggilan teleponnya.

Gadis itu melepas kaca mata hitam yang dikenakannya sebelum dia masukkan ke kantong celana. Dia berjalan santai menggeret kopernya menuju area penjemputan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Meski Shilla—kakaknya, baru saja mengabari kalau dia nggak bisa jemput karena ada kerjaan, tapi Shilla bilang ada orang suruhannya yang akan menjemput Naya.

Begitu tiba di pick-up zone, Naya duduk di kursi tunggu sebab kata Shilla, orang suruhannya masih di jalan. Naya yang sedang main handphone lalu dikejutkan oleh suara seseorang yang tiba-tiba menyapanya.

"Mbak Naya, right?"

Naya menengadahkan kepala untuk melihat siapa yang menyapa. "Iya," ucapnya seraya memerhatikan orang yang seperti tidak asing itu buatnya. Dia masih berusaha mengingat-ingat ketika orang itu kembali bicara.

"Malik, yang waktu itu nggak sengaja ketabrak waktu lagi nyebrang.."

"Oh! I see. Mas Malik.. kok di sini?"

"I live here, for study. Ngomong-ngomong panggilnya Malik aja gak apa-apa, nggak usah pake mas, santai.."

"Oh gitu. Ngg, oke.. Then just call me Naya too." Naya tersenyum.

"Duduk mas-eh, Malik maksudnya," kata Naya lagi seraya bergeser. Sebab sedari tadi Malik masih berdiri di depannya.

"Lagi liburan?" Malik kembali bersuara setelah mendudukan dirinya di samping Naya.

"Kind of. My sister live here, udah lama nggak ketemu dia."

Malik mengangguk-angguk.

"Ngomong-ngomong, nggak ada after effect kecelakaan waktu itu kan? I mean you good, kan? Nggak ada keluhan apapun?"

"As you can see, sehat banget kok."

"Syukur deh.."

"Anyways, udah ada itinerary selama di sini?"

"Belum sih.. liburan ini tuh nggak bener-bener direncanain. Jadi nggak terlalu disiapin banget."

"Emangnya stay di mana? Eh, kamu nggak apa-apa kan aku tanya-tanya gini? Kalau gak nyaman bilang aja ya, aku nggak akan lanjutin kepo," kata Malik seraya memamerkan senyumnya.

"No no, nggak apa-apa kok, santai aja. I'm gonna stay in Seminyak."

"I know places di Seminyak yang recommended, loh! Dan yang pasti bukan yang udah terkenal juga."

"Oh ya? I guess you live in Seminyak?"

"Nope. I live in Denpasar, deket kampus. Cuma memang sejak di sini suka explore tempat-tempat wisata kalau lagi gak sibuk. Sekarang pun sebenernya tujuannya mau ke Ubud. Refreshing sekaligus cari ilham buat thesis."

"Oh, lagi nyusun thesis? Semoga lancar dan dipermudah jalannya ya! Terus lulus deh," kata Naya menyemangati.

Sebuah senyuman sampai ke mata terbit di wajah Malik, membuat Naya terpaku sejenak karena teringat seseorang yang memiliki senyuman sampai ke mata seperti Malik. "Still a long way to go but thank you, ya!"

"By the way, speaking of Ubud, actually i always wanted to go there tapi kalau ke Bali nggak pernah kesampaian ke sana," kata Naya.

"Serius? You should go! Kamu stay di Bali for how long?"

"One week sih, kayaknya.."

King of HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang