⚠️ The first scene contained self harm narration. Some might be triggered. ⚠️
Naya baru saja masuk ke kamar kosnya sehabis diantar Dery tadi. Dia meletakkan ponsel yang digenggamnya ke meja dan menaruh tasnya di gantungan tas sebelah lemari lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kamar kosnya ini adalah kamar kos dengan kamar mandi dalam.
Dua puluh menit kemudian Naya keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililit di tubuhnya. Dia membuka lemari dan mengambil baju tidur bergambar mickey mouse untuk dikenakannya malam ini.
Setelahnya, Naya berjalan ke arah meja tempat ia meletakkan skin care dan peralatan make up kemudian mulai melakukan ritual skin care malamnya. Usai memakai semua skin care-nya, Naya menepuk-nepuk wajahnya kemudian menjatuhkan diri ke kasur.
Dia meraba meja di sebelahnya dan mengambil ponsel yang tadi diletakannya di sana. Setelah mendapatkannya, Naya menyalakan ponsel itu dan matanya menangkap sebuah pesan dari nomor tidak dikenal di tampilan lock screen-nya.
08129xxxxxxx : I'm sorry.
Naya mengernyit membaca pesan itu. Setelahnya dia membuka lock screen dan membaca keseluruhan pesan yang dikirim nomor tidak dikenal itu. Ada beberapa bubble pesan sebelum 'I'm sorry.' di sana.
08129xxxxxxx : Naya, aku tau kamu udah gak mau tau tentang aku lagi. Aku tau aku bahkan gak pantes ngehubungin kamu lagi, tapi aku tetep mau coba peruntungan aku kali ini. Selama ini aku tau kamu blokir semua akses aku ke kamu, aku juga gak berusaha lebih karena aku tau itu malah akan bikin semuanya lebih buruk.
08129xxxxxxx : Tapi setelah ketemu kamu lagi beberapa hari lalu, aku sadar aku gak bener-bener nyelesain masalah aku sama kamu dulu. Aku terlalu egois, aku gak mikirin perasaan kamu sama sekali. Mungkin selama hampir dua tahun ini kamu udah baik-baik aja tanpa aku, it's good for you, tapi aku cuma mau nyelesain semuanya secara lebih baik. Aku hutang maaf sama kamu. Kalau kamu ada waktu, bisa kita ketemu?08129xxxxxxx : I'm sorry.
Meskipun si pengirim tidak menyebutkan nama, Naya tahu pasti siapa pengirim pesan itu. Naya hanya tidak menyangka orang itu bahkan sekarang berani mengiriminya pesan. Meski tidak mengganti nomornya setelah hampir dua tahun yang lalu Naya memblokir semua kontak orang itu, orang itu tidak pernah berusaha mengiriminya pesan dengan nomor baru seperti sekarang ini. Naya tidak menyangka, hal seperti ini akan kejadian juga sekarang, rupanya orang itu masih ingat nomor teleponnya.
Naya sama sekali tidak berniat untuk membalas pesan itu. Untungnya orang itu juga tidak membombardinya dengan pesan-pesan yang lain meskipun tidak ada balasan dari Naya. Namun pesan itu nyatanya cukup berefek untuk dirinya. Naya kini gelisah, keringat mulai mengucur, dia berusaha menenangkan pikirannya tapi tetap tidak bisa.
Dadanya sakit, kepalanya pusing dan ia ingin sekali menangis namun air mata tidak bisa keluar dari matanya. Naya berusaha sekuat tenaga mengatur pernapasannya, namun keadaannya tidak juga lebih baik. Sesak di dadanya semakin terasa menyakitkan. Seperti ada batu yang menghimpit dadanya. Bahkan juga terasa pedih seperti ada yang menusuk-nusuk.
Bersamaan dengan itu, Naya melihat sebuah gunting tergeletak di meja. Naya mengambil gunting tersebut dan dia menggoreskan gunting itu ke tangannya hingga tangannya luka. Dia membiarkan darah yang muncul dari luka goresan yang ia buat sendiri, perih, tapi tidak sebanding dengan perih di hatinya. Rasa sakitnya justru melegakan. Melihat darah yang kini menetes hingga mengotori sprei-nya pun juga semakin membuatnya merasa lebih lega.
***
"Hari jumat mau ikut gue gak? Gue mau manggung di Neo Bar & Lounge sama Dejun Mark, acara Friday Night Jamming. Ajak aja temen lo juga," kata Dery pada Naya, mereka saat ini sedang makan soto ayam di kansip.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Hearts
General FictionBagi Renjani Nayanika, perasaan, keresahan dan ketakutannya tidak seberapa penting untuk orang lain. Apapun itu, cukup hanya ia saja yang tahu. Sebab dia paham, pada akhirnya, yang tinggal hanya dirinya sendiri. Dia paham, orang lain bisa pergi--den...