Chapter 11

2K 190 13
                                    

New terlihat galau, di satu sisi sebenarnya dia bisa saja cuek dan datang ke acara ulang tahun perusahannya sendirian, dan melupakan fakta bahwa dia sudah nantang Earth.

Karna dia baru ingat, Ciize udah kenal Earth. Mau menghubungi teman nya pun sepertinya itu ide yang buruk.

Sudah hampir 2 jam dia berkeliling kota, mengendarai mobilnya, jam menunjukan pukul 10 malam. Selepas dari kantor dia tidak mau pulang dulu. Di apartemen justru membuat kepalanya pusing.

Tiba tiba saja dia memberhentikan mobilnya di depan tempat yang tidak asing baginya. Pintu depan nya masih sedikit terbuka.

Entah sihir apa yang merasuki New, dia keluar dari mobilnya dan memasuki tempat itu.

"lho Phi New?" sapa seseorang, New ingat dia Nanon

"hallo Nanon. Resto nya sudah tutup ya?"

Pertanyaan New membuat Nanon menaikan sebelah alisnya. Bukannya sudah jelas.

"ah apa phi New mau bertemu chef Tay?"

New terlihat kaget.

"chef Tay masih di dapur. Anda bisa menemuinya"

New terlihat bingung. Dia menundukan kepalanya, kemudian beberapa detik dia menganggukan kepalanya.

Nanon pun membimbing New ke dapur, ketika New sudah sampai, dia melihat sosok yang selama pertemuan mereka New selalu mendapatkan pertolongan darinya.

Sosok yang tidak dilihatnya berminggu minggu. Sosok yang chatnya dibalas dengan dingin oleh New.

New pun meminta Nanon untuk meninggalkan dia, setelah New mengucapkan terimakasih.

Sekali lagi New melihat Tay dari belakang, ini dapur tapi Tay hanya duduk saja, sambil mengamati dapurnya. Tidak ada aktifitas memasak selayaknya seseorang di dapur.

"Tay" kata New yang sejak beberapa menit yang lalu hanya diam berdiri di depan pintu dapur.

Tay pun menengok ke arah suara tersebut, betapa terkejutnya dia melihat New.

Ada perasaan bersalah saat melihat Tay. Padahal dia baik banget sama New, selama ini dia membantu New, ingin bersahabat dengan New, tapi malah New datang hanya untuk meminta nya menjadi partnernya.

"oh, ada apa New?" tanya Tay

"ehm gak jadi Tay, aku pulang" New pun langsung pergi

"sudah sampai sini. Ayo makan dulu"

New melihat Tay yang mencuci tangan nya dan memasang apron nya bersiap memasak.

"Tay gak usah"

"kamu datang ke resto walaupun sudah tutup, bukan untuk bertemu dengan ku, berarti kamu pingin banget kan makan disini?"

"Tay aku gak tau, aku bingung"

"bingung kenapa? Mau ku masakan di luar menu?"

"bukan Tay" nada New terlihat meraung frustasi

Tay mengkerutkan keningnya. Dia mendekati New.

"aku bukan cenayang yang tau apa yang dipikirkan orang lain"

"aku sebenarnya lagi galau"

"ah"

Setelah mendengar kata itu, Tay berjalan mengambil 2 gelas dan 1 botol anggur di lemari dapur. Dan membawa ke depan New.

New yang sedang duduk menunduk itu terkejut.

"terakhir kamu galau kita minum kan, tapi kali ini santai saja ya"

New dan Tay meminum minuman nya.

Selama beberapa menit mereka hanya diam dan hanya meminum minuman nya.

Berkat minuman Tay, New menjadi sedikit berani, dia tiba tiba saja tanpa pendahuluan langsung menceritakan kejadian antara dia dan mantan nya secara detail, dan kejadian tempo hari juga di basement.

Tay yang mendengar hanya kaget saat mengetahui kisah New, tapi yang lebih mengangetkan adalah New yang mantan nya Earth Pirapat yang lagi naik daun itu.

"kata Lilly ya, Earth itu cuman manfaatin aku aja. Dia deketin aku biar dia dilirik orang atas. Aku dulu gak percaya, sekarang baru keliatan"

New tidak perduli, mau dia dimata Tay jadi cowok bar bar atau gimanapun, New gak peduli. Dia butuh teman curhat selain Lilly. Entah kenapa rasanya sedikit lega saat dia sudah mencurahkan semua ke Tay.

Kemudian ada jeda di obrolan mereka, lebih tepatnya di New, karna daritadi Tay hanya diam menyimak. Dia hanya menuangkan minuman untuk dia dan New.

"yang penting sekarang kalian sudah putus kan, kamu juga udah tau aslinya" kata Tay akhirnya

"heem. Nyesel banget air mataku terbuang sia sia"

"jadi?" tanya Tay

"jadi apa?"

"terus kamu sekarang mau apa ?"

New kembali menundukan kepalanya. Kali ini apa masih ada sisa harga diri untuknya minta tolong ke Tay

"Tay aku tau gak harusnya aku bilang gini, tapi aku mau ajak kamu jadi partner ku buat dateng ke acara ulang tahun perusahan ku"

Tay terlihat biasa saja

"jadi aku pura pura jadi boyfriend kamu dan buat mantan mu cemburu?"

"iya, ah sudahlah lupakan itu, la.."

"oke aku mau" potong Tay

"eh" New kaget, dia pikir dia akan mendapatkan penolakan dari Tay

"tapi kan kesan nya aku kayak manfaatin kamu? Kamu gak marah?"

"gak kok, kan kamu yang minta ngajak jadi partner mu"

Setelah dari tadi mereka ngobrol akhirnya senyum Tay terbit. Senyum yang bisa membuat siapapun meleleh.

"kamu mau apa buat balasannya?" tanya New yang girang

"serius kamu mau nawarin balasan?"

"iya aku serius. Tapi jangan yang aneh aneh"

"makan malam dengan ku"

"cuman makan malam? Gak ada yang lebih?"

"kamu mau lebih? Sesuatu yang kita pernah lakukan dulu?"

New yang mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Tay langsung saja tersipu malu. Tay yang tau itu kemudian tertawa kecil.

"iya makan malam, makan malam yang aku atur. Jadi kamu manut aja. Gak akan ada yang aneh aneh"

New mengangguk, dia mengulurkan tangan nya ke Tay

"deal ya"

"deal"

"nah berhubung udah sampai sini beneran gak mau makan dulu?"

New terlihat bingung. Sebenarnya dia lapar, tapi dia takut gendut, tapi dia lapar, tapi gak enak sama Tay, tapi dia lapar. Oke karna alasan lapar lebih banyak, dia menganggukan kepalanya ke Tay

"emang boleh?"

"boleh dong, kamu lagi di dapur resto, dan dihadapan mu berdiri seorang owner sekaligus chef disini, tentu kamu harus minta di masakin"

New menganggukan kepalanya semangat. Dia tau makanan buatan Tay itu enak,walaupun yang dulu dulu itu hanya makanan rumahan.

Dengan dia berdiri dengan memakai apron di dapur saja sudah membuktikan kemampuan memasaknya.

Setelahnya hanya ada suara obrolan Tay dan New yang membahas selera makanan mereka, serta bunyi peralatan dapur.

LET METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang