Chapter 12

1.9K 186 6
                                    

Malam minggu ini di salah satu hall hotel disewa salah satu agensi ternama di negara ini.

Banyak artis berdatangan, begitu juga para kru pun hadir meramaikan acara ini. Semua terlihat menikmati pesta yang sangat mewah ini. Banyak pula para wartawan yang meliput dan menemukan bahan untuk acara nya.

"sis, kenalan ini sama partner ku" kata Lilly yang mengenakan dress berwarna hitam tampak kompak dengan partnernya yang memakai jas hitam

"Puimek"

"Nanon"

"heem Nanon ya, mukanya, namanya gak asing ih. Kayak pernah tau tapi dimana gitu ya"

"itu lho sis dia ada diacara Me and Chef episode terakhir sama Aye"

"oh iya iya. Wah sis pinter ya cari partner"

"iya dong, Lilly. Kamu sis gak bawa?"

"enggak, aku sibuk banget sis, kan aku ngurus ini itu. Takutnya dia gak bisa enjoy, karna aku tinggal terus"

"iya juga sih"

"oh ya btw New mana ?"

"gak tau sih, belum ada kabar"

"oke kalau gitu kalian enjoy ya party nya. Aku mau ngecek yang lain dulu"

Puimek pun pamit meninggalkan keduanya.

"hahaha makasih ya Nanon, udah mau jadi plus one ku"

"iya sama sama" kata Nanon sambil tersenyum.

Sementara itu

Jujur saja, Tay tak habis pikir dimalam itu, malam ketika New mendatangi dia, Tay sebelumnya sudah menetapkan hatinya untuk tidak mengusik New lagi, atau bahkan mungkin melupakannya.

Namun ketika New datang saat itu, menceritakan keluh kesahnya, dan pada akhirnya memintanya untuk jadi partnernya, prinsip yang tadi dia pegang langsung runtuh begitu saja.

Mengapa Tay begitu lemah dengan New, padahal New hanya menganggap itu hanya one night stand, walaupun itu memang benar.

Sekalipun Tay memberi perhatian, New masih tidak memberikan respon padanya, tapi itu sudah berlalu Tay gak mau ambil pusing, karna di dalam mobilnya saat ini, sudah ada New yang duduk disampingnya.

Mereka berdiam di dalam mobil yang berada di tempat parkir selama setengah jam lebih.

New terlihat bingung, dia beberapa kali membuang nafasnya, kemudian memainkan jarinya, dan mengkerutkan dahinya.

Tay sebenarnya ingin turun tapi dia menunggu New. Mengapa kini New terlihat bukan hanya bingung, tapi juga tegang, takut?

"hah" teriak kecil New, yang terlihat dari wajah dan suaranya yang frustasi

Otomatis saja Tay menengok ke arah New, dia takut New kesurupan

"kamu kenapa New?"

New menggelengkan kepalanya, dia memandang Tay dengan tatapan sedih.

Astaga New.

"kamu gak mau masuk ?" tanya Tay pelan pelan

"mau, tapi aku bingung"

"kenapa?"

"di otak ku ada pikiran yang harusnya gak aku pikirin" kini New memukul mukul kepalanya

"hei hei, tenang. Ayolah New katanya kamu mau balas dendam ke mantan mu" Tay pun menghentikan New yang masih memukul kepalanya.

"tapi" kata New terdengar menggantung. Tay menaikan sebelah alisnya, dan dengan raut wajah menunggu terusan kata New.

New terlihat bingung, dan lagi lagi mengkerutkan keningnya. Tay paham apa yang dirasakan dan dipikirkan New.

"aku takutnya orang orang kantor gak akan nerima aku, atau mandang aku buruk, karna partner yang kubawa seorang lelaki"

"kenapa harus mikirin itu. Jaman sekarang sudah gak ada yang peduli dengan itu. Mantan mu saja bisa kan dengan seorang lelaki, bahkan dia populer" kata Tay mengelus kerutan di kening New.

Terlihat satu kerutan menghilang.

"terus nanti kamu gimana ?"

"aku gak papa, aku oke aja"

Berkurang lagi satu kerutan di dahi New

"apa kamu malu punya partner kayak aku?" tanya Tay

New menggelengkan kepalanya kecil "kan aku minta yang kamu jadi partner ku. Gini Tay aku takut aja orang orang akan mikir yang aneh buat kita berdua. Aku nyesel aja ngajak kamu, kan kamu pemilik resto, nanti kalau namamu jelek gimana?"

"kan aku juga nerima permintaan mu, artinya aku udah mikirin buat itu, dan aku gak peduli. Sekarang gak usah mikirin aku lagi"

Satu lagi kerutan hilang di dahi New.

"lagian kamu gak usah ragu buat bawa aku. Aku kan tampan, keren, seorang chef sekaligus pemilik resto. Pasti mantan mu langsung insecure" Tay mengedipkan sebelah matanya dan dia berkata dengan nada menggoda dan bercanda

Tay dan New kemudian tertawa kecil.

Harus New akui memang Tay lebih tampan dan baik sekali. Tay sudah dari malam itu mencoba meyakinkan New bahwa dia tidak masalah, tapi tetap saja New kepikiran.

Tapi mulai detik ini New sudah membulatkan tekadnya untuk percaya diri, menunjukan dirinya yang sebenarnya.

"nah tampan, ayo kita turun. Keburu acara nya di mulai, lagian kita harus bertemu sang mantan" kata New dengan semangat.

LET METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang