Chapter 20

1.8K 187 4
                                    

New terlihat bingung menjawab pertanyaan Nenek

"begitulah" untung saja dijawab Tay. New hanya tersenyum canggung.

"Tay kamu gak serius kan dengan ini?" tanya Namtan

"aku serius, apa kalian tidak melihat berita minggu lalu?"

"Tay, kenapa kamu melakukan hal itu?" tanya Lee

New jadi merasa bersalah, namun tangan Tay menggengamnya dan memberikan kekuatan.

"tidak perlu dimasalahkan kan pah. Tay yakin itu tidak akan mempengaruhi banyak bisnis papah"

"memang nya berita apa?" tanya Nenek Tay yang terlihat bingung sendiri.

Tay pun membuka ponselnya dan menunjukan berita itu ke neneknya dengan santai. New yang melihat itu ingin menenggelamkan wajahnya ke sup.

"ehmm kalian manis sekali. Kenapa kamu gak pernah cerita ke nenek sih Tay?"

"aku mau buat kejutan"

"oh ya Tay, kapan kapan juga main dong ke Korea, nanti aku ajak jalan jalan disana" kata Jane mencoba mengobrol dengan Tay. Tapi Tay dingin menanggapinya.

New tentu saja merasa ada yang aneh.

"ah iya New, kamu sekarang kerja atau kuliah?" tanya Namtan.

"saya bekerja sebagai PA di agensi Be a Stars"

"lho Jane kamu kan mau masuk sana?" tanya Namtan ke Jane

"iya tante, minggu depan Jane akan tandatangan kontrak"

"ah iya ya, kamu kan di korea juga jadi artis yang populer. Wajar aja kan langsung ada agensi besar yang mau recruitment kamu secepat ini" kata Namtan memuji Jane.

"iya tante" selanjutnya hanya terdengar obrolan yang memuji muji betapa hebatnya Jane.

New hanya diam, sudah biasa dia mendengar artis yang sombong tapi dengan nada merendah.

"New, kalau boleh nenek tau, orangtua kamu dimana?"

Otomatis aja, semua yang dimeja kembali mengalihkan perhatian ke New.

"oh orangtua saya sudah tiada, dari saya masih sekolah menengah pertama. Mereka mengalami kecelakaan. Jadi dari hari itu sampai sekolah menengah atas, saya tinggal dengan om dan tante. Lalu pas kuliah, saya dapat beasiswa di Bangkok, lalu langsung mendapatkan pekerjaan, dan akhirnya sekarang disini sendirian"

Tay menggemgam tangan New. Dia sudah tau bagaimana cerita kehidupan New.

Nenek kemudian mengelus pundak New.

"maafkan nenek yang gak tau. Untung aja ya ada Tay, jadi kamu gak terlalu kesepian. Dan nenek juga ikut berbela sungkawa"

"terimakasih nek"

"oh jadi seorang PA ya? Bagaimana dengan gajimu apa memuaskan? Kamu tinggal disini sendirian apa cukup untuk biaya hidup di kota ini?" tanya Namtan

New terlihat kaget. New tidak menduga dia akan mendapat pertanyaan seperti itu.

Tay terlihat mengeratkan gengaman nya ke New. Dan terlihat pula wajahnya yang menyiratkan kemarahan.

"ya bener sih tante, New kamu pasti selama ini kesusahan kan. Walaupun hidup sendirian tapi tetap saja beban yang kamu pikul pasti sangat berat" sambung Jane sok sedih mukanya.

"makanya ya kamu milih Tay" sambung Tay.

New terlihat masih bingung, kenapa orang tua Tay berpikir seperti itu. Dia saja tidak pernah berpikir seperti itu tentang Tay.

Terlihat juga di ujung kepala meja dimana Lee hanya diam saja.

"astaga Namtan, Jane, dimana sopan santun kalian. Apa kamu gak malu menanyai hal seperti itu. Lagian Lee, kenapa istrimu daritadi membahas harta saja, apa yang kamu berikan masih kurang?" komentar Nenek Tay

"mamah, Namtan itu istri ku, menantu mamah, kenapa mamah berbicara seperti itu?"

"mamah hanya mengutarakan apa di pikiran mamah saja" kata Nenek dengan santainya meneruskan memakan makannya.

"jika mamah tidak nyaman bersama Namtan, saya akan pergi" kata Namtan dengan wajah sedih. Dia memegang tangan Lee yang diatas meja.

"mah kita sudah bahas ini bertahun tahun. Apa mamah tidak bisa berhenti untuk berbicara seperti itu dengan Namtan?"

"tanya istri mu yang memancing seperti itu pada New. New ini kekasih anakmu"

"tapi Namtan hanya mau bertanya saja"kata Namtan dengan wajah yang masih memasang wajah sedih.

Tay pun menggebrak meja nya sedikit, namun membuat kaget semeja itu juga.

"tolong ambilkan desert yang tadi saya titipkan" kata Tay santai kepada salah satu maid disana.

Maid tadi pun mengambilkan desert yang Tay maksud tadi.

"kemarin kamu pengen makan yang coklat kan, ini aku bawakan Chocolate mousse buat kamu" kata Tay ke New.

Sebenarnya suasana di meja makan masih tegang, tapi New sudah tidak ambil pusing urusan rumah tangga ini.

Dia pun langsung memakan desert nya.

"enak bangettttttt" kata New dengan tersenyum lebar.

Selanjutnya New pun diberikan es krim, dia memakan dengan lahap dan bahagia. Tay pun juga ikut tertawa kecil.

"bagaimana bisa lelaki yang begitu kalian pandang rendah ini bahagia dengan desert saja. Bukannya sudah jelas New bukan tipe yang hanya perduli pada harta" kata nenek dengan suara pelan, namun masih terdengar jelas oleh Lee, dan Namtan.

Lee pun keluar dari ruang makan, dengan wajah yang tidak terbaca.

LET METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang