New memutar bola matanya melihat kedua lelaki beda usia ini yang sedari tadi hanya diam saja, dari mereka datang dan memesan makanan di resto.
New sebenarnya ingin kabur, tapi Tay terus menggengam tangan nya.
"ayolah mau sampai kapan kalian diam diam gini" tanya New
"tuan Lee, Te"
Masih saja diam.
"Te kalau kamu gak ngizinin aku keluar dan kamu nggak ngobrol sama papah kamu, kamu gak kuijinin nginep lagi" bisik New.
Tay pun terlihat kaget, dia pun melepaskan genggaman tangan nya di New.
Dan New pun pamit meninggalkan mereka berdua.
Setelah hampir 10 menit lebih tanpa obrolan, akhirnya Lee pun membuka obrolan.
"bagaimana kabar resto mu?"
"baik"
"oh syukurlah"
Mereka pun berdiam lagi selama beberapa menit.
"papah kenapa tidak pernah kesana?" tanya Tay.
"kamu tidak pernah mengundang papah"
"lain kali datang lah, ajak kolega papah, biar resto Tay makin rame"
"iya"
Dan mereka diam lagi. Keduanya tampak bingung memilih topik pembicaraan. Padahal sudah lama tidak mengobrol.
"papah apa kabar? Gula darahnya masih normal kan?" tanya Tay lagi.
"papah gak pernah check up"
"padahal tiap hari cek saham tapi check up kesehatan aja gak pernah"
"kamu kan tau papah gak suka kalau ketemu dokter"
"lusa Tay temenin ke dokter. Besok biar Tay yang buat janji"
"iya"
"terus kamu apa kabar? Apartemen mu seenak itu sampai gak pernah ke rumah lagi?" kini gantian Lee yang bertanya.
"tentu saja enak, karna ada New"
"papah tau kamu nak, alasan nya bukan hanya itu. Jika sesusah itu pulang ke rumah, setidaknya kembali ke perusahaan"
"kan keadaan sudah gak sama lagi"
"keadaan akan kembali seperti semula lagi Tay. Papah ingin bertemu kamu di perusahaan dan lebih sering kamu main dirumah juga"
"Tay juga mau ketemu papah. Pah Tay minta maaf, Tay banyak salah karna ninggalin papah"
"maafkan papah juga nak, papah tau papah banyak salah sama kamu. Kamu mau kan kembali dan memaafkan papah?"
"Tay bakal maafin papah, kalau papah mau ikut Tay kesini"
Tay pun memberikan konser tiket.
Lee pun terlihat berkaca kaca melihat tiket itu. Dia melihat Tay yang tersenyum. Sepertinya lama sekali dia tidak melihat anaknya ini tersenyum.
Tay pun berdiri dan mendekat ke Lee, dan keduanya pun saling berpelukan.
Tay, New dan Lee keluar bersamaan dari resto tersebut.
Terlihat Tay dan Lee yang sebenarnya masih mau ngobrol tapi karna waktu sudah malam terpaksa obrolan itu harus berhenti.
"makasih New, sudah membantu kami" kata Lee, yang kini ketiga nya sudah di depan mobil Lee
"tentu tuan" kata New tersenyum lebar.
"ah mulai sekarang panggil saya papah. Kayak Tay"
Setelah memastikan Lee keluar dari resto itu, New pun langsung akan masuk ke dalam mobil Tay.
"tunggu hin" cegah Tay
"kenapa? Gak pulang?"
"iya, tapi tunggu bentar, aku mau ngasih sesuatu"
Tay merogoh celana sakunya dan memberikan satu buah kartu kunci ke New.
"hin, pindahlah dengan ku" kata Tay.
New pun kaget.
"hah, kok tiba tiba?"
Tay tersenyum menggelengkan kepalanya.
"aku udah mikirin ini lama. Pas kamu lagi kerja sampe lembur kita jadi gak bisa ketemu kan, aku mau ke apartemen kamu juga gak enak sama kamu. Aku mau liat kamu terus, aku mau kamu jadi orang terakhir yang aku liat sebelum tidur dan orang pertama yang aku liat pas bangun. Aku mau masakin kamu sarapan, aku mau nungguin kamu walaupun kamu pulang malem. Aku mau mandi, cuci piring, bersih bersih sama kamu" jelas Tay panjang lebar.
"jadi gimana?" tanya Tay lagi.
New tersenyum, dia memeluk Tay.
"iya aku mau"
Tay pun semakin melebarkan senyumannya. Dia menggangukan kepalanya.
2 minggu kemudian.
"Teeeeeeeeeeeee. Liat ini" kata New yang berlarian dari ruang tamu di apartemen mereka yang baru, menghampiri Tay yang sedang memotong beberapa sayuran, menyiapkan makan malam mereka.
"ah ini maksud papah" kata Tay yang melihat ponsel New yang di perlihatkan ke dia.
"ini apa sih Te?" tanya New tidak paham
"bagian mana yang gak kamu paham, kan udah jelas"
"bagian ini 'NAMTAN DIGUGAT CERAI LEE, APAKAH NAMTAN DI GUGAT CERAI KARNA BERSELIGKUH?' itu maksudnya apa?"
"jadi papah sudah tau kalau wanita itu punya kekasih lain, tapi papah sengaja pura pura gak tau. Terus kemarin papah mutusin buat ceraiin wanita itu. Agar semuanya bisa kembali seperti dulu lagi. Kalau masalah berita tentang yang bongkar selingkuhannya ke publik itu kayaknya ulah nya nenek deh. Papah juga udah jelasin semua ke nenek, dan papah juga udah denger kan cerita dari sudut pandang aku sama nenek"
"oh gitu"
"makasih ya Hin, buat semuanya"kata Tay.
"buat semuanya apa ?"
"selain kamu udah ngizinin aku buat jadi kekasih mu, kamu juga udah buat hubungan di keluarga ku membaik"
"kan aku cuman tinggal nemuin kalian aja, aku gak berperan sebanyak itu ah Te"
"tapi jika itu bukan kamu, kayaknya gak akan bisa. Intinya aku beruntung banget udah ketemu kamu"
"ewww jangan sok manis deh"
"lho emang aku manis kok"
Tay pun mulai mendekatkan wajahnya ke New.
New merasakan bau nafas Tay yang segar, dia pun menutup matanya, mendekatkan badan nya ke Tay dan tangan nya dia kalungkan ke leher belakang Tay.
Dan mereka pun berciuman selama beberapa menit.
Tay bahkan menanggkat New agar New duduk di meja makan mereka.
"Te dagingnya gosong" kata New yang panik, setelah mencium ada bau aneh.
Tay yang sadar langsung mematikan kompor. Kemudian mereka berdua pun tertawa.
"oke kita pesen makan aja" usul Tay.
Sama seperti Tay, New juga sangat beruntung bertemu dengan Tay. Tay adalah seseorang yang paling berharga untuk New.
New sudah tidak pernah merasakan kesepian lagi, Tay dan keluarganya telah memberikan banyak cinta untuknya.
"I Love you Te" kata New.
Tay yang mendengar itu hanya menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum.
"i love you too hin"
Dan mereka pun berpelukan bersama saling bersyukur untuk sama sama bisa jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME
FanfictionTay adalah pemilik restauran Prancis sekaligus chef disana. New adalah seorang PA di salah satu perusahaan TV swasta terkenal. Suatu hari New yang baru putus itu datang kesalah satu diskotik, dan bertemu dengan Tay Dan terjadilah 'one night stand'...