Chapter 35

1.8K 157 9
                                    

"capek gak?"

"gak phi"

"ehm tapi kayaknya kamu capek, sana istirahat dulu"

Tay tersenyum mendengar kata seniornya itu, kemudian dia meletakan kuas cat nya dan duduk.

"phi Namtan pasti capek juga" kata Tay.

"iya, banget" kata Namtan yang merenggangkan badannya.

"phi Namtan, Tay" seseorang lelaki datang membawa 3 botol minuman dingin dan membagikan 2 botol tadi ke Tay dan Namtan.

"makasih Toptap" kata Tay seraya tersenyum.

"kamu tau aja kita lagi haus" kini Namtan yang berbicara setelah meneguk minumannya.

"iya dong. Kan aku pengertian sama kalian" kata Toptap dengan nada sombong.

Yang kemudian mendapat respon tawa kecil dari Tay dan Namtan.

Tay, Toptap adalah teman seangkatan, dan mereka adalah mahasiswa baru. Sedangkan Namtan adalah mahasiswa tahun ke 3, yang merupakan senior Tay dan Toptap.

Ketiga nya memang sudah akrab dari jaman orientasi. Namtan, tidak seperti senior yang lain, dia mempunyai sifat yang lembut dan baik. Dia sering membantu yang lain, terutama Tay dan Toptap.

Jadilah mereka tetap berteman meski masa orientasi telah lewat.
Mereka sering menghabiskan waktu dikampus bersama, begitu juga saat di luar jam kampus.

"Tayyy" kata Namtan yang mengkagetkan Tay.

"phi Namtan. Mau aku mati muda ya" kata Tay dengan cemberut. Dia terlihat mengelus dadanya.

"uluh. Jangan ngambek dong" kata Namtan dengan mencubit kedua pipi Tay.

Tay kemudian tersenyum. Namtan kini duduk di depan Tay.

"lagian kamu jangan mati dulu. Soalnya ada yang aku mau bilang ke kamu"

"lho kok sama, aku kan juga mau ngomong sama phi, eh emang ada apa phi?" tanya Tay

Namtan terlihat mengigit bibir bawahnya. Kemudian dia terlihat menarik nafasnya.

"Tay, kita udah deket terus belakangan ini, aku pikir kayaknya aku suka sama kamu. Ini konyol sih, tapi kayaknya aku suka kamu dari awal pas waktu orientasi dulu. Kamu mau gak jadi pacar ku?"

Tay yang mendengar pernyataan Namtan kaget, dia tidak menyangka Namtan punya perasaan itu padanya.

Baru saja Tay akan berbicara,

"phi Namtan" kata Toptap yang datang dari arah belakang Namtan.

Namtan pun langsung menengok ke Toptap yang terlihat kaget juga.

"phi, maaf sebelumnya, tapi, alasan aku ngajak ketemu hari ini, aku mau bilang, kalau aku udah jadian sama Toptap" kata Tay.

Kini gantian Namtan yang kaget. Terlihat matanya yang berkaca kaca.

Tay yang melihat langsung saja ingin memegang tanggan Namtan yang diatas meja, tapi segera saja Namtan menariknya.

Dia langsung meninggalkan Tay begitu saja, dan sempat berpapasan dengan Toptap. Toptap yang memegang tangan Namtan, langsung saja di hempasnya. Dan Namtan pergi begitu saja meninggalkan Tay dan Toptap.

Setelah hari itu, Namtan tidak pernah lagi bersama Tay dan Toptap yang sudah menjalin hubungan.

"terus?" tanya New yang mengelus rambut Tay, yang saat ini posisi kepala Tay sedang di pangkuan New.

Sedangkan New meluruskan kakinya, tangan nya yang satunya dia gunakan untuk memakan popcorn.

Tv di apartemen New, di biarkan menyala walaupun keduanya tidak melihatnya.

"yaudah, aku sama Toptap jadian sampai tahun ke 3 kita kuliah" jelas Tay.

Ya sedari tadi Tay menceritakan kisahnya antara dia, mantan dan seniornya yang berubah menjadi ibu sambungnya.

"terus tiba tiba aja gitu putus?" tanya New lagi

"iya, dia tuh kayak kepikiran sesuatu gitu kan selama kita mau putus, pas aku nanya dia bilang gak ada apa apa, terus tiba tiba aja dia minta putus karna udah gak cocok"

"aneh sih tapi, iya kan?"

"gak tau New, dia bilang dia udah gak bisa lagi sama aku. Jujur aku sedih pas dia bilang gitu. Bayangin aja hubungan 3 tahun lebih yang harusnya bisa saling terbuka, tapi pas kita putus dia gak bisa jelasin alasan nya"

"terus kamu gimana?"

"aku biasa aja sih. Ya mau gimana lagi, jika dia udah gak mau sama aku"

"terus lulus kamu langsung masak?"

"iya, aku ke Prancis, sekolah masak disana selama 2 tahunan, terus balik lagi ke Thailand"

"aku denger dari nenek, kamu bangun resto ini pakai uang mu sendiri?"

"gak sepenuhnya juga sih, masih ada campur dari papah dan nenek. Waktu itu kan aku belum ada penghasilan, jadinya aku manfaatin uang tabungan ku"

"uang saku mu banyak sih, makanya bisa nabung buat bangun resto itu"

Tay tertawa kecil.

"Oh iya ya, kata orang orang kan dunia itu sempit, saking sempitnya dunia, kakak senior mu sekarang jadi ibumu"

"dimata ku justru aneh hin"

"udah gak usah terlalu di pikirin" kata New mencoba menenangkan kekasihnya.

"apapun yang terjadi di masa lalu aku udah gak ambil pusing sih. Gak semua hal juga aku harus tau. Mungkin ini emang takdir yang aku harus jalani" kata Tay sambil memandang New.

New tersenyum lebar, dan menganggukan kepalanya, setuju dengan apa yang dibicarakan Tay barusan.

New kemudian mencubit hidung Tay.

"omongan mu bijak banget sih, udah tua sih ya" goda New.

"aku capek ih daritadi ngomong terus" kata Tay

"aw, kan kamu sendiri yang mau cerita, aku gak maksa ya"

"setidaknya kasih apa gitu. Obat pegel mulut"

"ish aku tau pikiran kamu. Gini kan maksudnya"

New langsung saja mencium bibir Tay.

"udah ah" kata New.

"malu ya, kayak pertama kali ciuman aja" goda Tay mencubit pipi New yang memerah.

LET METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang