Chapter 23

1.6K 190 8
                                    

"makasih ya Tay New sudah mau nganter ke bandara sepagi ini" kata nenek.

"iya nek. Nenek hati hati ya" kata Tay sambil memeluk neneknya.

"jaga kesehatan nek" New masih ragu ragu mau meluk nenek, tapi nenek sepertinya peka dan langsung memeluk New.

"lain kali kalau meluk nenek, peluk aja"

Setelah memastikan nenek Tay sudah tidak terlihat lagi, Tay mengajak New untuk nyari sarapan dulu

Setelah sarapan, Tay pun mengantar New ke depan kantor.

"pulang jam berapa hin?" tanya Tay, saat New sudah melepas sabuk pengaman nya

"kalau sesuai jadwal jam 6 an sih. Tapi kalau kamu sibuk nanti aku naik taxi aja"

Tay tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"gak boleh naik taxi, aku pastiin bisa jemput kamu"

New tersenyum

"oke nanti aku kabarin. Aku kerja dulu ya"

"hin bentar ada yang lupa ini"

"apa? Barang ku udah semua kok"

Tay menunjuk bibirnya.

"iihh apa sih" kata New tersenyum salting

Tay terus saja menunjuk bibirnya.

New pun langsung saja mencium pipi Tay, dan langsung membuka pintu mobil.

"nanti malem aja yang itu" kata New yang kemudian langsung berlari ke kantornya.

Tay menggelengkan kepalanya dengan senyum lebar di bibirnya.

New dan beberapa rekan nya yang ada diruang rapat terlihat gelisah.

"gimana nih Lilly, kita gak punya waktu banyak" kata salah satu rekan

"udah ku hubungin katanya masih on the way" kata Lilly

New yang sebagai PA pun merasa kepalanya sedikit pusing karna rapatnya yang tak segera dimulai. Masalahnya beberapa jam lagi juga dia akan mengurus banyak hal lagi.

"kita mulai saja tanpa dia" kata salah satu kru

"ah maaf saya terlambat. Bangkok sangat macet, saya pun tadi kesini dengan buru buru" kata seseorang perempuan yang tiba tiba memasuki ruangan.

Dia terlihat duduk disalah satu kursi dan melepas kacamata hitamnya dan menyimpan tas nya di atas meja.

Semua yang disana melihatnya dengan tatapan aneh.

"oh ayo dimulai rapatnya"katanya

"oke berhubung Jane sudah datang, saya akan mulai rapat hari ini" kata New

"hah. Kerja gini banget ya" kata New sambil menenggelamkan kepalanya ke atas meja. Menjadi seorang PA memang tidaklah ringan.

Dan saat ini waktu menunjukan pukul setengah 8 malam, ini diluar rencana New.

Di depan nya masih ada Lilly dan Puimek yang dari 1 jam lalu ngobrol atau mungkin gosip beberapa artis. Katanya mau menemani New menyelesaikan tugasnya.

"iya sis, santai banget gila, dia bilang buru buru ke sini tapi ya gak ada tuh badannya yang nunjukin kalau dia tuh lagi keburu buru" kata Lilly

"kesel banget ih, gak kalian tegur" tanggap Puimek

"hah, mau negur juga kayaknya gak bisa deh, ada si Mr. Boss 2 tuh, si mata mata bos, udah dipesenin katanya suruh jaga Jane baik baik" kata Lilly kesal.

"baru terkenal gitu aja udah paling belagak sombong" kata Puimek sinis.

"kalian berdua gosip aja pada gak mau pulang?" tanya New sambil membereskan barang barangnya.

New terlihat lelah sekali, karna emang kerjaan nya jadi banyak.

"oh iya sis udah jam segini" kata Puimek

"New, nebeng ya?"kata Lilly

"gak bisa aku gak bawa mobil"

"akhir akhir ini New kok jarang bawa mobil" kata Puimek

"lupa ya sis kan dah ada boyfriend" kata Lilly

New yang mendengar itu hanya memutar bola matanya, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Terlihat pemandangan yang sama di hari kemarin, dimana Tay sedang bersama Jane.

Mungkin New tidak akan selelah ini jika Jane bisa datang tepat waktu saat rapat tadi, sehingga kerjaan yang New atur bisa sesuai rencana.

Dan yang paling membuat New jengkel adalah kealot an Jane di rapat tadi.

Banyak sekali alasan tidak masuk akal, saran yang kurang cocok, dan permintaan dari Jane sendiri yang kelewat aneh aneh. Beberapa kru pun terlihat bingung.

Mengalah tentu saja projek tidak akan berjalan maksimal, mau ngotot seperti yang dibilang Puimek pun kami takut akan dapat teguran. Bukan rahasia lagi kan jika ada anak emas di suatu agensi.

Jadilah mereka semua mencari jalan tengah, yang memakan waktu sangat lama.

Dan pemandangan Tay yang bersama Jane, dimana terlihat Jane yang sok sok an dekat dengan Tay, tentu saja membuat New kesal.

Sudah cukup dia membuatnya pusing di pekerjaan, New tidak akan kalah untuk urusan Tay.

Jadilah New berjalan sedikit cepat dan langsung memeluk Tay dari samping.

Tay yang duduk dikursi pun kaget ketika New memeluknya. Tapi kemudian dia balas peluk New. Jane yang melihat itu langsung diam, padahal sedari tadi dia tidak berhenti berbicara, walaupun hanya mendapat tanggapan singkat dari Tay.

"sudah selesai?"

Menanggapi pertanyaan Tay, New menganggukan kepalanya.

"aku capek banget. Tadi di rapat ada yang alot banget. Iya kalau ngasih saran yang oke. Yang ada bikin semua pusing"

Kata New tentu saja menyindir Jane. Jane pun makin sinis melihat New.

"udah gitu datengnya telat lagi, diingatkan eh malah marah marah, katanya kita gak ada yang ngertiin dia. Dia pikir ini perusahaan punya dia apa?" lanjut New, dia semakin mengeratkan pelukannya ke Tay.

"terus ya, permintaan nya itu lho, ckckck, udah kayak putri kerajaan. Katanya takut dia gak nyaman, padahal selama ini artis yang kerja sama kita nyaman nyaman aja, kita pun gak akan tega juga ngasih yang gak enak. Pokoknya nyebelin banget deh. Gak tau aja ya dia gara gara sifat dia, semua kru jadi pada lembur hari ini, beberapa tadi ada yang telat buat dateng ke kerjaan lain. Katanya sih buru buru dateng, padahal kringetan aja gak. Malah sempet mampir beli kopi dulu"

Tay hanya ber oh ria saja. New pun semakin nguyel di badan Tay terutama di dekat lehernya, dia membisikan sesuatu di telinga Tay, tapi walaupun berbisik tapi seseorang di samping Tay tentu dapat mendengar.

"nanti kamu nginep ya Te, pijitin aku" kata New dengan suara yang dibuat berat.

Tay yang mendengar hanya membulatkan matanya dan menelan ludahnya.

Sedangkan Jane yang mendengar, mulai dari sindiran New sampai permintaan New yang meminta Tay menginap, membuatnya semakin panas, emosi tentu saja.

"yuk Te pulang" ajak New

Tay pun mengambil tas New dan membawanya, dan langsung merangkul pinggang New mesra.

"kami pamit pulang dulu Jane" kata New menekankan kata 'kami'

Sedangkan Tay, tentu saja tidak ada niatan untuk pamit kepada Jane, justru dia sibuk mengingatkan New untuk selalu menjaga kesehatannya.

Rasain kamu Jane! Batin New

LET METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang