7. License

17.5K 2.2K 1.8K
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. License

Bel tanda pelajaran usai telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Beberapa siswa sudah pulang ke rumah masing-masing dan ada juga yang masih menetap di kelas karena ada beberapa jadwal eks-kul hari ini.

Termasuk tiga orang gadis yang sekarang masih di kelasnya. Mereka menunggu jam esk-kul sambil berbincang soal—perasaan.

"Azel, lo nggak papa, kan?" tanya Kanaya. Pasalnya wajah Azel tidak seceria biasanya setelah Azel menceritakan apa yang ia lihat di lapangan.

Azel membalas ucapan Kanaya dengan kekehan seolah tak ada beban, "Emang gue keliatan kenapa-napa?"

Kanaya menghela nafas, "Gue udah bertahun-tahun temenan sama lo. Masa iya gue nggak tau mana wajah ceria lo, mana wajah sedih lo."

Azel tersenyum tipis, lantas memberikan gelengan. "Santai aja, gue nggak papa."

"Cewek itu kan belum tentu pacarnya Reyndra, jadi lo jangan galau ya. Gue yakin pasti masih ada kesempatan kok," kata Kanaya.

Wajahnya menyangkal, Azel kembali menggeleng sebagai bentuk pertidaksetujuan. "Nggak ah. Ada nggak ada kesempatan gue bakal tetep ngejauh kok."

Davina  tiba-tiba berpinsah duduk menyebelahi Azel, lalu berkata, "Perlu gue samperin tu cowok biar nggak gangguin lo lagi?"

Azel menggeleng cepat, "Nggak perlu, gue nggak papa kok. Gue bakal jaga jarak setelah ini."

"Tapi kan lo abis ini ada eks-kul muay thai, pasti lo bakal ketemu sama dia. Mending lo izin nggak berangkat eks-kul dulu sampe hati lo lebih enakan," saran Davina.

"Iya bener," dukung Kanaya, "daripada lo berangkat tapi nggak fokus gara-gara ada Reyndra, mending lo izin dulu."

"Guys, gue nggak segalau itu sampe harus izin eks-kul."

"Tapi Zel ...."

"Dah ah, mau ke lapangan," Azel bangkit dari duduknya sambil menenteng totebag yang berisi baju ganti, "kalian ada eks-kul juga 'kan? Jangan bolos, ya!"

Kanaya dan Davina belum menjawab apapun, namun Azel sudah lebih dulu melenggang keluar dari kelas.

"AZEL, LO BELUM MAKAN SIANG!" teriak Kanaya namun tak ada guna, Azel sudah melangkah cukup jauh.

Menyusuri arah, Azel berjalan di sepanjang koridor yang lumayan sepi, hanya ada satu dua orang yang ia jumpai. Namun di langkah ke sekian, hatinya dibuat tak karuan oleh seseorang yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.

Reyndra. Satu nama itu yang membuat Azel ingin kembali ke kelas saja.

Laki-laki itu keluar dari ruang guru dan melangkah berlawanan arah dengan Azel. Cepat-cepat Azel buang pandangannya dan berusaha berjalan santai, pura-pura tak mengindahkan kehadiran Reyndra.

STRICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang