Novela ini mengisahkan tentang gadis SMA berjenama Azelleea Czara Queen Ganendra, yang memiliki orang tua protektif, dan kembaran laki-laki yang sangat amat posesif. 'Percintaan'? Azel belum pernah masuk ke lingkup itu. Belajar dan belajar adalah fo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
29. Bandung In Love
"TUNANGAN?!"
Segesit angin, Reyndra segera menyumpal mulut Gafal dengan cupcake warna-warni yang tersuguh. "Jangan tereak-tereak, blokk! Ini masih rahasia!"
"Bweh!" Gafal melepeh cupcake yang memenuhi mulutnya, lalu bergerak menguncit rambut Reyndra dengan carut. "Lo gila?! Inget umur! 17 taon mau nikahin adek gue. Mood lo aja kadang masih labil. Terus lo pede mau jadi kepala rumah tangga gitu? Kepala banteng yang ada!"
Sudah Reyndra duga, pasti akan ada salah pengertian mengenai rencananya. Karena biasanya jika mendengar kata "tunangan" pasti akan ada acara pernikahan juga dalam waktu dekat.
"Ini cuma tunangan, Gopal. Masa lo nggak paham maksud gue sih?"
"Nikahnya masih nanti, kalo Azel udah lulus kuliah. Itu pun kalo dia emang udah siap gue nikahin. Gue cuma pengen ada ikatan sama Azel, biar kita lebih kuat jaga komitmen sampe bertahun-tahun lagi," imbuh Reyndra.
Gafal kini membenarkan posisi duduknya, lehernya diletak pada bantalan sofa, menatap langit-langit rumahnya. "Lo beneran yakin kalian bisa kuat sampai bertahun-tahun lagi? Kok gue agak ragu, ya."
Sama halnya. Rasa ragu yang sebelumnya tak sama sekali ada, kini menjadi mengganggu pikiran Reyndra akibat Gafal mempertanyakan perihal itu.
Reyndra menghela, turut menatap langit-langit. "Yang penting selalu saling cinta, kan?"
"Cinta doang kadang nggak cukup, Dra," seka Gafal. "Afeksi itu butuh perwujudan, sementara lo nggak akan pernah bisa dapetin itu dari adek gue sebelum kalian nikah. Belum lagi perlakuan bokap gue yang kadang nggak manusiawi tiap lo bikin kesalahan mau itu besar atau kecil."
"Gue nggak ngebantah soal hubungan kalian yang katanya hampir sempurna itu. Bener kok, emang hampir sempurna. Kalian saling cinta, saling pengertian, adem gitu hawa di hubungan kalian. Pun, setiap ada masalah kalian bisa baikan dengan cara yang baik dan lo memperlakukan adek gue juga dengan sangat baik. Tapi lo harus inget, Dra... adek gue bukan cewek yang biasa lo temuin di luaran. Gandengan, pelukan, lo nggak diizinin ngelakuin itu baik sekarang maupun selamanya selama kalian belum ada status sakral apapun. Makanya gue tanya, lo beneran udah yakin? Udah sanggup buat jalin hubungan bertahun-tahun ke depan tanpa semua hal itu?"
"Gue paham kok perasaan seorang cowok tu gimana. Pasti di beberapa waktu tertentu juga butuh pelukan, butuh genggaman," imbuh Gafal.
Entah darimana Reyndra dapatkan keyakinan itu. Ia sudah tak lagi ragu. "Sejak awal gue ditampar Azel di kantin, sampai sekarang, Azel nggak pernah goyah soal pendiriannya, sedikitpun. Mungkin kalo waktu itu Azel ngebiarin gue megang pipinya dan dia nggak nampar gue, keadaannya pasti bakal beda. Gue nggak akan bisa jatuh cinta sama dia sekarang. Kalo dia aja bisa bikin gue jatuh cinta tanpa pelukan dan lain-lainnya, gue yakin gue juga bakal bisa bertahan tanpa itu semua."