16. A Fear Of

16.6K 1.8K 3.8K
                                    

P

Follow RP's instagram :

@azelleczara
@gafaliel_
@reyndrafernadez_
@lambe.cakrawala
@cacagrisela_15

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. A Fear Of

Aroma sisa hujan sore ini masih tercium, sejuk masuk ke indra penciuman. Suasananya pun terasa sangat damai, sedamai hubungan Vania dengan 2 kelinci peliharaanya.

"Sebenernya, Mamih mengadopsi kalian karna Mamih pengen punya bayi kicil, biar bisa Mamih cebokin. Tapi karna Mamih udah tua, jadi ya udah Mamih adopsi kalian aja," bincang Vania pada Udin dan Atun.

Brot!

"NJRET!"

Vania cepat-cepat menjauh dari mereka, karena tanpa aba-aba, Udin dan Atun membuang kotoran bersama-sama. Kompak sekali, ya.

"KOK KALIAN NYENYO NGGAK NGASIH TAU MAMIH DULU SIH?!"

"Tega ya kalian! Mentang-mentang Mamih sayang sayang, malah pada ngelunjak!"

"Cebokin, Nyah," celetuk Bi Ratih.

"Nggak mau lah! Yakali saya nyebokin kelinci!"

Bi Ratih memutar bola matanya sambil menggerutu diam-diam, "Tadi katane mau nyebokin, ndak juelas puol eg."

"REYNDRA! SINI TOLONGIN MAMI DONG! INI SI UDIN SAMA ATUN CEPIRIT SEMBARANGAN! MANA BULET BULET LAGI NYENYO NYA!"

Sudah 5 hari lamanya, Vania hidup bahagia bersama 2 kelinci barunya. Namun ada momen yang paling Vania benci, saat 2 peliharaannya itu menciptakan benda menjijikkan berbau menyengat. Jika sudah seperti itu, rasanya ingin Vania sembelih lalu ia jadikan sate kelinci.

"Makanya taruh di kandang aja, Mamih. Reyndra pusing suruh bersiin tai mulu!"

Reyndra turun dari tangga dengan raut yang tampak malas. Pasalnya, setiap Udin dan Atun membuang kotoran, Mamihnya selalu meneriakinya. Tak lain tak bukan untuk membersihkan kotoran-kotoran itu. Apa-apaan, Udin dan Atun kan bukan peliharaanya.

"Rokoknya buang dulu woi!" omel Vania sambil menyentil batang rokok yang masih Reyndra hisap.

Reyndra dengan cepat menghindar untuk menyelamatkan batang rokoknya yang belum lama ia sulut. Sayang jika dibuang.

"Buang!"

"Nggak."

"Rokok disayangin, paru-paru kagak."

"Reyndra sayangnya cuma sama Azel."

Vania perlahan memanifestasi senyuman. Ia gemas dengan putranya yang sangat terbudak oleh cinta. "Awokwokwok prikitiw! Mamih jadi nggak sabar mau ngawinin kalian."

STRICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang