Novela ini mengisahkan tentang gadis SMA berjenama Azelleea Czara Queen Ganendra, yang memiliki orang tua protektif, dan kembaran laki-laki yang sangat amat posesif. 'Percintaan'? Azel belum pernah masuk ke lingkup itu. Belajar dan belajar adalah fo...
part ini masih 5000+ kata juga, kalo sampe paragrafnya sepi nanti aku ngambek😣
HAPPY READING!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
20. Ebullience
Raja siang tampak sedikit bersembunyi pagi ini. Semilir angin berdesir lembut menerpai, pula sejuknya udara membuat setiap penghirupnya semangat untuk memulai hari.
Bicara soal semangat. Satu kata itu sangat tepat untuk menggambarkan energi dan suasana hati Azel di awal hari ini. Yang rela bangun subuh, demi mandi lebih awal, agar kemudian bisa memasak di dapur sebelum papanya turun.
"PAPA! AZEL MAIN-MAIN DI DAPUR! KOMPORNYA HIDUP, PA! ADA PISO JUGA!"
Azel mendecaki kehadiran Abangnya. Ini baru awal hari, dan Gafal sudah se-menyebalkan ini. "Cepuin aja, orang Papa sama Mama lagi mandi. Mereka nggak bakal denger. Wle!"
Gafal mendekat. Mengintip masakan apakah yang Azel buat. "Masak apa sih? Bukannya bibi udah masakin udang kesukaan kamu tuh di meja makan?"
Azel mengangguk membenarkan. "Iya, bibi emang udah masak. Dan Azel masak ini juga bukan buat sarapan. Tapi buat sesuatu."
"Buat kamu foto terus masukin instastory 'kan pasti?" terka Gafal dengan percaya diri juga semi menuduh, "nggak penting, Azel. Keselamatan kamu lebih penting. Gimana kalo tangan kamu masuk ke wajan, terus ikut ke tumis? Ha? JAWAB!"
"Cerewet," balas Azel cuek.
"HIH! JAWAB NGGAK?!"
Azel menumis udangnya sambil menatap Gafal penuh kebencian. "AZEL MAU BAWA BEKAL BUAT DIKASIH KE REYNDRA. PUAS?!"
"OW EM JI!" Gafal langsung menutup mulutnya histeris. "ALAY BANGETTT!"
"Kalo iri nggak usah ngehujat," sungut Azel sambil menumis udang dengan penuh kekesalan. "Bilang aja Abang iri, karna Abang nggak ada yang masakin. Iya 'kan?"
Kelopak Gafal yang dihiasi bulu mata lentik itu mengedar melirik sinis wajah Azel dari samping. "Ya! Abang iri! Napa?! Nggak seneng?!"
Sunggingan senyum seketika menghiasi sudut bibir Azel. Gafal memang sangat tidak konsisten. Terkadang menyebalkan, terkadang menggemaskan."Ya udah ya udah ... Abang mau juga nggak nih? Kalo mau biar Azel siapin dua bekal sekalian. Kayaknya cukup kok ini."