6. Batal Menaruh Hati

17.8K 2.1K 1.4K
                                    

6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. Batal Menaruh Hati

Sejak tadi sore hingga sekarang malam pukul 8 malam, Azel masih setia bergelung selimut di kamarnya, belum berniat keluar kamar, bahkan ia absen makan malam bersama untuk malam ini.

Ia memilih membaca buku pelajaran daripada menangis terlalu lama dan hanya membuang air mata. Tidak ada gunanya.

Dan soal Gafal, Azel tidak marah pada Abangnya itu, hanya kesal. Apalagi jika ingat bentakan yang keluar dari mulutnya hanya karena hal sepele.

Ting!

Abang Fal🧞‍♂️

Abang Fal🧞‍♂️ : SAYAAANG MAAFIN
Bukain pintu kamar plis
Abang di depan kamar kamu
Abang mau minta sorry
Plis plis plis
Abang pgn nangis

Azel : nnti
msh kesel

Anda memblokir kontak ini

Azel membuang ponselnya ke pojok kasur, melanjutkan aktivitasnya membaca buku. Namun entah mengapa, kini pikirannya tidak bisa sefokus tadi. Matanya memang mengamati rangkaian huruf yang ada di dalam buku, tapi otaknya memikirkan...

Reyndra.

Azel menutup bukunya, "Gue kenapa sih?"

"Masa iya baru beberapa minggu kenal dia tapi gue udah suka? Emang bisa ya jatuh cinta secepet itu?"

Azel masih sedikit asing dengan apa yang ia rasakan sekarang. Ia belum pernah jatuh cinta, belum, namun ia sering mendengar seperti apa tanda-tandanya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketuk. "Nggak usah berisik! Udah gue bilang nanti aja minta maafnya, gue masih kesel!"

"Queen... ini Papa, sayang," bariton seorang laki-laki yang Azel kenali itu adalah suara Papanya.

"Astaga, Papa El?" Azel membuka selimutnya dan langsung melompat dari kasur untuk membukakan pintu.

Cklek!

Azel membuka pintu kamarnya yang sebelumnya terkunci, menampilkan seorang laki-laki yang 19 tahun lebih tua darinya tengah berdiri di ambang pintu kamarnya, "Papa... m-maaf, kirain Gafal yang ngetuk."

Adriel menyunggingkan senyum menenangkan, sambil mengusap puncak kepala Azel lembut, "Nggak papa."

"Kamu marahan sama Abang sampe manggil nama gitu? Kesel banget ya?" tanya Papanya.

STRICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang