Novela ini mengisahkan tentang gadis SMA berjenama Azelleea Czara Queen Ganendra, yang memiliki orang tua protektif, dan kembaran laki-laki yang sangat amat posesif. 'Percintaan'? Azel belum pernah masuk ke lingkup itu. Belajar dan belajar adalah fo...
Tadinya aku mau double up kalo semuanya dah tembus target, tapi ternyata yang tembus baru komennya. Tapi aku tetep update ko, maaf ya gajadi double up😣
Jangan lupa votes🔥
HAPPY READING!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
30. Olimpiade Cinta
Sorot matahari yang menerabas jendela tak lantas membuat Reyndra bangun dari tidurnya. Kelopak matanya masih saling bercumbu, sesekali ia pun menciptakan lenguhan nyaman pada teluk leher Azel yang aromanya begitu semerbak, membuatnya semakin pulas. Tangannya yang lebar nan panjang itu juga tak ia biarkan menganggur, memingit lingkar pinggang Azel erat, didekapnya dari belakang dengan sangat rapat.
"Reyndra...." Suara itu Reyndra dengar bersamaan dengan elusan lembut yang ia rasakan pada punggung tangannya—yang masih setia bertengger pada perut gadis yang dipeluknya. "Bangun yuk, sayang. Udah jam 7," bisik Azel halus.
Tanpa membuat pelukan mereka lepas, Reyndra bisa merasakan pergerakan Azel yang mencoba miring melawan arah untuk berbalik badan menghadapnya.
Cup
Reyndra refleks menekan natural kelopak matanya saat sebuh kecupan lembut dari Azel pada pipinya berhasil membunuh selera tidurnya. Matanya kini masih separuh terbuka, meski masih tampak mengantuk, senyum Reyndra sudah terukir sempurna saat melihat perempuan tercintanya menatapnya sadik membius indra penglihatannya. "Masih ngantuk?" tanya Azel dengan sapuan lembut pada dagu Reyndra.
Kepala Reyndra renik mengangguk, tapi bukan karena benar-benar mengantuk. Ia hanya masih ingin berlama-lama bermanja dengan Azel. Merasa kurang nyaman, Reyndra pun merubah posisi kepalanya menjadi di bawah dagu Azel—menenggelamkannya di ceruk leher hangat itu. "Mau disayang-sayang kepalanya," pinta pria bertatto itu lalu mengecup lembut leher wangi yang tersuguh untuknya.
Azel terlihat tersenyum mendengar diksi yang Reyndra gunakan, permintaan yang manis. Mengusap lembut helai rambut lelaki itu dari depan ke belakang, sesekali membelai bagian-bagian wajahnya.
Beberapa menit berada di posisi yang sama, Reyndra akhirnya kembali membuka mata dan mendongakkan kepalanya, lalu mencium dagu Azel dengan kecupan yang renyah di telinga.
Saling bertukar tatap keduanya. Tenggelam, terbuai oleh mata yang saling mereka pandang. Sementara Azel membelai paras tampan Reyndra, Reyndra justru sudah berpindah posisi menjadi pihak yang lebih berkuasa. Bak sebelumnya menjadi kucing peliharaan, Reyndra kini sudah berubah menjadi seekor macan yang siap menerkam.
